16.Sebuah fakta

69 23 7
                                    

"Terkadang rasa penasaran akan jauh lebih melukai dirimu"

- Sahira Putri Adarafaya -

-
-
-

Sahira berjalan gontai di koridor sekolah, membuat siswa/siswi yang melihatnya merasa heran, karna gadis pelawak ini tampak tak bersemangat dan biasanya Sahira akan selalu menunjukan wajah ceria nya di depan semua orang.

"Eh ra, lo kenapa?" tanya salah satu siswi bernama Berlin, yang sudah menduduki bangku kelas 12.

"Eh kak Berlin! gue lagi sedih kak" lesu Sahira.

Tampaknya siswa/siswi yang sedang berlalu lalang memperlambat langkah kakinya untuk mendengarkan apa yang membuat seorang Sahira si pelawak SMA GARDA sangat kelihatan murung dan tampak lesu.

"Lah lo bisa sedih juga?" pertanyaan tidak bermutu diberikan oleh Berlin. HEI? Sahira ini juga manusia.

"Bisa lah, lo kira gue apa"

"Emang lo sedih kenapa si ceilah"

"Anu"

"Hah? anu? anu apa?"

"Tapi..." Sahira sengaja menggantung ucapannya, membuat kakak kelasnya itu semakin dibuat penasaran.

"Tapi apa?"

"Tap-"

"BURUAN ANJIR GUA PENASARAN" kesal Berlin memotong perkataan Sahira yang sangat bertele-tele menurutnya.

"Lo harus janji dulu" ucap Sahira.

Berlin mengusap wajahnya kasar "IYA." tekan Berlin sembari menjabat tangan Sahira.

"Tap-I BOHONG AAA HAYUUUU" ucap Sahira lalu segera berlari menuju gedung kelasnya yang terletak disebelah kiri. Sementara Berlin sudah tampak kesal terlihat dari hidung nya yang kembang kempis, membuat semua orang yang berada disana tertawa dalam diam. Berlin ingin mengejar, namun itu tidak mungkin karna sebentar lagi bel pertanda masuk dan pembelajaran akan segera dimulai  akan segera berbunyi.

"Hoshh...hossh.." Sahira sudah sampai di depan kelasnya dengan nafas yang tersenggal-senggal, dengan tangan yang bertumpu pada lututnya sehingga tubuhnya sedikit membungkuk. Buliran-buliran keringat mulai membasahi pelipisnya, dan setelah beberapa saat Sahira tersentak kaget saat ada seseorang menyeka keringatnya dengan lembut.

Sahira menegakan tubuhnya dan.....

Deg.

"Jangan lari-larian nanti lo bisa jatuh" ucap lembut seseorang yang sangat ia kenali dengan senyum tipisnya.

"I-iya"

"Good girl" ucap Kafhi, sementara Sahira merasakan tubuhnya semakin mematung saat tangan kekar tersebut dengan lembut mengusap pucuk kepalanya, Lalu pergi memasuki kelas mendahului Sahira yang masih terkejut. Yap! benar laki-laki tadi adalah Kafhi. Untung saja suasana koridor sudah begitu cukup sepi.

"Dia kenapa?"

"Ih takut bener"

"Kesurupan sama penunggu sekolah lagi"

"Kalau iya ga lucu"

"Tuh orang udah stress" gumam Sahira berturut-turut.

Sahira memasuki kelas dengan tangan kanan yang menenteng tas nya, bersamaan dengan Dio si ketua kelas, yang membawakan berita bahagia bagi teman-temanya.

"WOI HARI INI JAMKOS SAMPAI ISTIRAHAT PERTAMA"

"YEAAAAYYYYY" teriak kompak mereka semua.

"Permisi" ucap Sahira.

HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang