"Lo semua bodoh karna menyia-nyiakan kedua orang tua, lo seharusnya bersyukur, karna tidak semua orang bisa mendapatkannya"
-Sahira Putri Adarafaya-
˚ʚ♡ɞ˚
-
-
-17.15
Setelah diantar pulang oleh Kafhi, Sahira merebahkan dirinnya di kasur empuknya, dia merasa gampang lelah, sementara Raden sedang berada dirumah temannya.
Netra nya menatap kotak hitam yang berada di mejanya, lalu Sahira bangkit dan mengambil kotak tersebut dan membukannya.
"Kakak hero" matannya menatap satu foto berisi dirinnya dengan dua orang anak laki-laki saat kecil. Sahira berada ditengah, dan anak laki-laki di sebelah kanan yang kerap ia panggil 'Kakak hero' yang menampilkan wajah ceriannya, sementara anak laki-laki di sebelah kirinya yang sering ia panggil 'Hiu' menampilkan wajah datarnya, yang pada saat itu enggan untuk ikut berfoto.
Sahira tertawa pelan saat kilatan memori saat dirinya bermain bersama kedua anak laki-laki tersebut.
Lalu dirinya menemukan sebuah kanvas berukuran kecil, itu adalah lukisan dirinya yang terilihat sedang memandangi air danau, yang di lukis oleh Kakak Heronya.
Setelah itu dia menemukan bungkus permen kaki, dimana pada saat itu diberikan oleh Hiu kepadannya untuk menghilangkan rasa sedihnya. Dari sanalah Sahira sangat menyukai permen kaki."Kira-kira mereka sekarang ada dimana ya? terus mereka lagi apa? mereka masih sering betantem ga kira-kira" monolog Sahira.
Sahira kembali menyimpan kotak tersebut, dan beralih pada lukisan yang belum ia selesaikan tadi sore karna Kafhi menjemputnya.
Ting..
Ponsel Sahira berbunyi pertanda sebuah pesan masuk.
+6283115031655
Bsk gue jmpt.
"Hah?" beo Sahira tidak mengerti isi pesan tersebut, dan setelahnya dia dapat memahami pesan tersebut. Dirinnya sudah mengira pemilik nomor tersebut adalah majikan menyebalkannya.
"Orang gila" ucap Sahira menghiraukan pesan Kafhi tanpa membalasnya, dan melanjutkan lukisannya. Sahira mengeluarkan permen favorite nya yang diberikan oleh Kafhi tadi dan segera membuka bungkusnya.
Brakk...
"BAJIGUR" teriak kaget Sahira
Pintu terbuka kencang menampilkan Raden yang menyengir tanpa dosa.
"Lo udah pulang dek?" tanya Raden.
"Enggak bang, ini Nani yang lagi nyamar jadi adek lo" jawab kesal Sahira.
Raden bergidik ngeri saat mendengat nama Nani, Nani adalah seorang pria dengan penampilan layaknya perempuan atau waria yang kerap lewat kompleknya.
"Yang bener aja hira"
"Lagian pertanyaan lo ga bermutu"
"Iya iya gua salah" Raden lebih baik mengalah kepada adiknya.
Sahira tersenyum manis ke arah Raden dengan puppy eyes nya, perasaan Raden sudah tidak enak jika Sahira suda mengeluarkan ekspresi keramatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOME?
Novela Juvenil⚠️Warning! terdapat konten yang mengandung adegan kekerasan, juga kata-kata kasar⚠️ Ini hanyalah sebuah kisah seorang gadis ceria dan sering kali membuat orang tertawa dengan tingkahnya yang diluar nalar dia Sahira Putri Adarafaya seorang gadis ceri...