08.Peduli

109 66 12
                                    

"Tempat ternyaman bagi gue adalah bangunan sekolah"

-Sahira Putri Adarafaya-
-
-
-

Semua murid SMA GARDA berbondong-bondong untuk pergi mengisi perut mereka menuju kantin.

Sama hal nya, Sahira dan kedua temannya, berjalan santai untuk segera menuju kantin, Bunga dan Kesya yang sibuk membicarakan Pak Tono karna rambutnya yang tidak permah tumbuh.

Berbeda dengan Sahira gadis itu berjalan santai. Matanya terpejam, seraya mendengarkan sebuah musik yang mengalun indah di telingannya.

Kini mereka bertiga sudah sampai di kantin dan mendapatkan meja untuk mereka tempati.

"Biar gue yang pesen lo pada mau apa?" tannya Kesya.

"Bakso nya pak tatang sama jus al-pukat" jawab Sahira.

"Samain deh" final Bunga.

Kesya menganggung lalu segera pergi menuju stan bakso Pak Tatang untuk memesan makanannya.

Kini mereka sedang menikmati acara makan, tanpa ada yang menganggu mereka bertiga. Namun, sepertinya hal tersebut tidak berangsur lama.

Brakk...

Prang..

Sahira mengepalkan kedua tangannya erat saat bakso yang sedang ia makan, jatuh begitu saja berceceran di lantai begitupun bakso milik Bunga dan Kesya.

"Maksud lo apa?" tanya Sahira dengan tenang, mencoba menahan emosi yang menggebu-gebu didalam dirinnya.

Sheila beserta kedua antek-anteknya sebagai pelaku terkekeh karna merasa menang.

"LO! GAUSAH DEKETIN COWOK GUE" teriak Sheila dengan tangan yang menunjuk tepat didepan wajah Sahira.

Sahira tertawa pelan melihat aksi yang dilakukan oleh Sheila.

"Cowok lo yang mana?" tannya Sahira.

"cowok lo yang kemarin ciuman sama lo di depan club?" kali ini Sahira berbisik tepat disamping Sheila membuat tubuh Sheila seketika menegang.

'Dia tau dari mana?' Batinnya.

Penghuni kantin yang sejak tadi melihat inateraksi mereka berdua bingung saat melihat tubuh Sheila yang menegang.

"Apa yang diucapin Sahira sampe tuh neklam diem" celetuk salah satu siswi yang dapat didengar oleh Sheila.

"Kok diem shei?" tannya Sahira semakin menyudutkan Sheila.

Sementara Bunga sedang menahan Kesya yang sangat ingin meninju muka Sheila karna sudah mengganggu acara makan mereka.

"Shei lo kok diem mulu?" tanya Lia temannya membuat Sheila kembali tersadar, sementara Kara hanya diam saja tanpa ikut campur.

"Lo gausah deketin Kafhi, karna dia punya gue" peringan Sheila mendorong bahu Sahira, sehingga pinggangnya menghatantam meja makan.

Bagi Sahira ini semua tidak ada apa-apa nya dibandingkan kekerasan yang ia dapatkan saat dirumah.

"LO KETERLALUAN SIALAN" teriak Kesya tak bisa menahan emosinya melihat Sahira yang didorong oleh Sheila.

"Lo kaya gini cuman karna cowok nyebelin itu? asal lo tau, gue ga minat sama dia" ucap Sahira enteng sembari mengusap bahunya yang dipegang oleh Sheila, seolah membersihkan kuman disana. membuat semua murud SMANDA melongo tak percaya melihat keberanian Sahira yang mengucapkan perkataan tersebut tanpa beban.

Terlihat Kafhi berada di ambang pintu kantin bersama ke enam temannya yang menyaksikan perkelahian dua peremepuan tersebut. Tanpa sadar Kafhi mengepalkan kedua tangannya saat mendengar perkataan Sahira. Entah, dia hannya tidak suka.

HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang