"Bukan mereka yang naruh harapan kepada gue sebagai anaknya, tapi gue yang meanaruh harapan kepada mereka"
- Sahira Putri Adarafaya -˚ʚ♡ɞ˚
-
-Malam ini Sahira sedang bersiap untuk mendatangi sebuah pesta bersama keluarganya. Mengapa mereka mengajak Sahira? Karna keluarga Dafa termasuk kedalam kategori keluarga yang selalu mementingkan reputasi jawabannya. Mereka tidak mungkin apabila tidak mengajak Sahira karna bisa saja media ber asumsi yang tidak-tidak.
"kembali berpura-pura sebagai keluarga yang sangat sayang pada putrinya hanya untuk sesaat?" gumam pelan Sahira tapi tak ayal Sahira merasa senang walaupun hanya sesaat dia bisa merasakan kasih sayang palsu mama dan papa nya.
tok..tok..tok..
"dek, lo udah siap? abang tunggu dibawah" suara Raden terdengar dari luar kamar, yang sudah rapih menggunakan pakaian formalnya.
" IYA BANG, SEBENTAR LAGI" jawab Sahira sedikit berteriak, berharap Raden mendengar jawabannya.
Sahira mendekati meja riasnya, di saat dia sedang memakaikan bedak bayi pada wajahnya, tiba-tiba pintu dibuka secara kasar, dan kalian tahu siapa pelakunnya? ya! dia adalah Yasmin mamanya.
Brakkkk...
"KAMU INI NGAPAIN AJA LAMA BANGET, HAH?? GATAU INI ACARA PENTING ?" bentak Yasmin tak berprasaan.
Sahira menunduk dengan bahu yang sudah bergetar.
"Maaf ma, Sahira cuman pakai bedak sebentar" ucap takut Sahira tidak berani menatap mamanya.Yasmin merebut bedak yang ada di tangan Sahira lalu membantingnya hingga bedak tersebut berceceran.
"GAYA KAMU PAKE BEDAK SEGALA, MUKA KAMU UDAH BURUK RUPA MAU DIGIMANAIN PUN TETEP AJA BURUK RUPA"
Deg.
Ucapan Yasmin, mamannya. Bagaikan ribuan duri yang menusuk hatinnya, sakit tuhan! batin Sahira.
"Bersyukur tangan saya ga nampar wajah buruk rupa kamu itu, karna hari ini saya harus menjaga nama baik saya" ucap Yasmin dan pergi meninggalkan Sahira.
Dafa yang tak sengaja melewati kamar Sahira hanya melenggang pergi begitu saja "ck, anak gatau diri" ucapnya.
Sahira mengepalkan kedua tangannya, saat mendengarkan ucapan mama dan papa nnya. Perlahan air matannya terjun tanpa permisi. Sahira benci saat dirinnya terlihat lemah seperti ini.
Apakah tidak bisa sehari saja ada hari tanpa menangis?
Apakah dia bisa bahagia?
Apakah dia sejelek itu di mata mamanya?
>>>
Di sisi lain..
Raden mendengar teriakan mamanya, dia bergegas berlari memasuki rumah dan menaiki lantai dua tepat kamar dirinya dan Sahira berada. Dia melihat mama dan papanya yang menuruni tangga.
"Anak mama ganteng banget, mau kemana?" puji Yasmin tersenyum tulus saat melihat putrannya dengan pakaian formal.
Apa kalian bisa melihat bagaimana perbedaan Yasmin ketika bersama Raden dan saat Yasmin bersama Sahira?
saat bersama Sahira Yasmin seperti menjelma sebagai iblis."Makasih ma, hari ini juga mama cantik, aku mau ke kamar bawa barang yang ketinggalan" ucap Raden berbohong dengan senyum terpaksa pada mama dan papa nya. karna, jika ia berkata jujur, kedua orang tuannya pasti akan melarangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOME?
Novela Juvenil⚠️Warning! terdapat konten yang mengandung adegan kekerasan, juga kata-kata kasar⚠️ Ini hanyalah sebuah kisah seorang gadis ceria dan sering kali membuat orang tertawa dengan tingkahnya yang diluar nalar dia Sahira Putri Adarafaya seorang gadis ceri...