11.Drama pagi hari

129 58 13
                                        

"Cinta itu tidak bisa dipelajari, namun bisa untuk dipahami"

-Sahira Putri Adarafaya-

-
-
-

Sahira dan Raden kini tengah bersiap untuk segera pergi berangkat sekolah, setelah selesai melakukan sarapan bersama Ilona, kini keduanya berpamitan kepada wanita tersebut.

"Bundaaaa Hira sama abang berangkat dulu yaa" pamit Sahira setelah mencium punggung tangan Ilona.

"iya sayang"

"Bunda Raden pamit" ucap Raden sembari melakukan hal yang sama seperti Sahira yaitu mencium punggung tangan Ilona.

"Iya kamu bawa mobilnya hati-hati" Ilona mengelus kepala Raden pelan.

Raden menganggukan kepalanya sembari tersenyum untuk menanggapi ucapan Ilona.

Saat Raden juga Sahira membuka pintu, mereka terkejut karna menemukan keberadaan Yasmin dan Dafa, juga seorang gadis yang berada di antara mereka. Sahira beralih dan bersembunyi dibalik punggung tegap sang abang.

Sudah Yasmin duga, anaknya akan pergi ke rumah Ilona.

"Raden sayang, kenapa kamu gak pulang? mamah khawatir, Adel juga gaada temennya" suara Yasmin terdengar lembut bahkan sangat lembut terdengar di teling Sahira, apakah Yasmin hanya bertanya kepada abangnya? dirinya? jangan berharap.

Raden masih diam tidak menanggapi ucapan mamahnya, Adel yang melihat hal tersebut mencoba untuk menggapai lengan Raden untuk dirinya pegang.

"Lancang!" peringat Raden dengan suaranya yang tegas, Sebelum hal tersebut terjadi Raden menepis tanganya.

"Hikss" isak Adel.

"Raden" ucap Dafa.

"Apa? ada apa kalian datang kesini? mau membuat luka baru buat adik aku?"

"RADEN" Dafa meninggikan suaranya tidak terima dengan ucapan yang baru saja anak pertamanya ucapkan.

Yasmin memegang lengan suaminya, lalu mengusapnya pelan guna meredakan emosi Dafa saat ini. "Adel sekolah bareng kamu Raden, mamah minta kamu jagain dia, dan mamah minta kamu harus selalu ada disisinya"

"Emangnya dia siapa?" tanya Raden dengan senyum yang mengejek.

"Dia itu anak paman kamu Raden, dan kami sudah menganggap dia sebagai seorang an-" tekan Yasmin kepada putranya.

"Anak pungut lebih tepatnya" Raden memotong pembicaraan Yasmin, lalu menarik Sahira yang berada dibalik punggungnya.

"Raden gaada waktu cuman buat ngurusin dia, dan satu lagi, adik perempuan Raden cuman Sahira" lanjut Raden lalu segera memasuki mobil sport nya dan segera melajukanya.

"Hikss...bang Raden gak sayang Adel..hikss...aku gak punya siapa-siapa hiks" Adel menangis sesenggukan di dalam pelukan Yasmin.

"Sayang kamu masih punya mamah sama papah" ucap Yasmin menenangkan Adel dengan mengusap rambutnya pelan. Adel tersenyum miring saat mendengar perkataan Yasmin, dan Ilona menyadari itu, sedari tadi dirinya memperhatikan petengkaran itu.

HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang