" Setiap manusia memiliki keinginan terbesar, dan keinginan terbesar gue adalah, biarkan mereka tetap berada di sisi gue "
- Sahira Putri Adarafaya -
-
-
-"AHHHHH" teriak Sahira terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak beraturan, serta air mata yang masih mengalir, membuat pandanganya buram, juga kepalanya terasa sakit.
"Hei Hira, lo kenapa?" tanya Raden.
Suara itu, suara abangnya. Sahira mencoba melihat se keliling mengerejapkan matanya pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk menganggu netra nya. Setelah dapat melihat dengan jelas Sahira bisa melihat Raden yang sedang duduk di pinggiran kasur, dengan tangan yang mengusap pelan pucuk kepala nya.
"Abang...hiks" isak Sahira. Mimpi pagi? mengapa mimpi buruk selalu datang kepadanya akhir-akhir ini.
"Lo kenapa hm? adik abang mimpi buruk?"
Sahira menganggukan kepala nya sebagai jawaban.
"Coba ceritain sama gue" pinta Raden.
Sahira menggelengkan kepalanya pelan, dirinya tidak sanggup untuk membicarakan mimpi buruknya, mimpi tadi..terasa begitu nyata, sehingga membuat dadanya sesak.
"Gue mimpi lo ninggali gue bang" jawab Sahira.
"Gue gaakan pernah ninggalin lo, gue akan selalu ada di sisi lo" ucap Raden berusaha menenangkan adiknya.
"Ini dimana?" tanya Sahira.
"Di rumah bunda Ilo, cuman bunda Ilo harus balik lagi ke Rumah sakit, karna ada pasien pribadi nya yang tiba-tiba drop. Waktu gue jemput lo dirumah Ilyas, lo ketiduran disana" jelas Raden.
"Iya?" tanya Sahira. Dan Raden menganggukan kepalanya.
"Lo gapapa?"
Raden sangat paham atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Sahira, adik kecilnya ini sedang khawatir dengan keadaanya. Sahira takut Raden di pukuli oleh Dafa.
"Aman"
"T-tapi bang.." ucap Sahira saat kembali teringat dengan sebuah kenyataan yang ia hadapi.
"Ssst! lupain semua masalah, sekarang lo fokus main sama gue aja" ujar Raden.
"Mau main di taman deket komplek?"
"MAU" Sahira menganggukan kepala nya, dirinya sangat antusias untuk bermain dengan abang nya. Ketahui juga bahwa taman itu sekarang sudah menjadi tempat favorite Sahira.
"Let's goo! peri kecil"
Sore ini terlihat begitu indah, semilir angin begitu lembut membuat suasana di taman teesebut semakin sejuk, membuat rumput dan juga pohon bergoyang seirama dengan arah angin.
Terlihat Sahira yang sangat menikmati angin tersebut, dengan memejamkan matanya. Raden yang melihat hal tersebut, tersenyum tipis lalu mengusap pelan rambut adiknya.
"Ayo duduk" ajak Raden.
Mereka duduk disebuah kursi taman berwarna putih, Sahira menjadikan pundak Raden sebagai sandaran kepalanya. Mereka sama-sama menikmati pemandangan langit yang sebentar lagi menujukan pertunjukan sunset.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOME?
Teen Fiction⚠️Warning! terdapat konten yang mengandung adegan kekerasan, juga kata-kata kasar⚠️ Ini hanyalah sebuah kisah seorang gadis ceria dan sering kali membuat orang tertawa dengan tingkahnya yang diluar nalar dia Sahira Putri Adarafaya seorang gadis ceri...