4

36 8 32
                                    

Semenjak ikut Ray mengunjungi Ara di rumah tahanan, Damon jadi sering memikirkan Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak ikut Ray mengunjungi Ara di rumah tahanan, Damon jadi sering memikirkan Ara. Wajah gadis itu tidak mau hilang dari ingatannya. Semua cerita kehidupannya yang ia dengar dari Ray juga terus terbayang di benaknya. Lalu ia menelpon seseorang. "Gue Damon," katanya, datar. Ia dan orang di ujung panggilan pun terlibat pembicaraan yang cukup serius.

 Ia dan orang di ujung panggilan pun terlibat pembicaraan yang cukup serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah tahanan. Ara sedang dapat giliran piket bersama narapidana lainnya. Ia menyapu bangsal sel. Gerakan tangannya menyapu lantai itu terhenti saat melihat kedatangan Anton yang seraya tersenyum pula kepadanya.

Lalu mereka pun mengobrol di taman rutan. Duduk pada bangku-bangku yang terbuat dari batu bata yang disusun dan disemen.

"Selamat Ara, hari ini juga kamu bebas." Tiba-tiba Anton membawakan kabar yang terdengar seperti kejutan di hari ulang tahun.

Ara terkejut bukan main. "Bukannya masih beberapa minggu lagi?"

"Ada seseorang yang menyewa pengacara untuk kamu, dan menjamin kebebasan kamu," terang Anton.

"Siapa?" tanya Ara, penasaran terhadap orang baik hati itu.

Anton mengatupkan mulutnya, lalu berkata, "Dia meminta identitasnya dirahasiakan."

Ara bingung. Apakah ini Ray yang melakukannya? Ia bertanya-tanya dalam hati. Hanya pemuda itu yang terlihat paling kaya yang dikenalnya. Mungkinkah ia sudah membayar jaminan untuk membebaskan dirinya? Pengetahuan Ara soal hukum sangat minim. Ia hanya terima pasrah saja ketika diminta bersiap meninggalkan penjara.


Rupanya Anton juga diminta untuk mengantar Ara pulang. Dalam perjalanan pulang, Ara membuka pembicaraan. "Mm... Pak Anton, boleh gak, saya minta tolong?"

"Bilang aja," kata Anton, mempersilakan.

Ara pun mengungkapkan keinginannya. "Saya ingin ketemu sama Ray."

Anton pun tersenyum, "Oke. Saya akan bantu."

"Terima kasih," ucap Ara, tulus.

*

Hari ini Ray tidak pergi ke mana-mana. Ia berada di kantor sedang mengedit naskah berita. Di saat itulah, Anton datang.

Dia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang