Dia (TAMAT)

5

Entah dari mana datangnya semua kegilaan ini. Benar-benar gila! Saat Ara baru bangun tidur, dan keluar untuk lari pagi--kira-kira pukul lima lebih sedikit menit. Ia terkejut melihat sebuah mobil mewah sudah ada di depan rumah kardusnya.

Itu mobil Damon! Dan pemiliknya sendiri ada di dalamnya. Tidur, dengan sandaran joknya direndahkan.

Ara tidak ingin mengganggunya. Ia pun pergi lari pagi dulu, mengelilingi komplek pemukiman kumuh itu. Namun hari ini terpaksa memangkas durasinya, karena ada hal yang perlu dibereskan.

Setengah jam kemudian ketika Ara kembali dari jogging, mobil Damon juga masih ada di sana. Pemuda itu juga masih tidur dengan pulas. Ara terpaksa membangunkannya. Ia mengetuk kaca mobil beberapa kali, dan berhasil membuat Damon bangun. Pria itu membuka kaca mobilnya.

"Kamu ngapain pagi-pagi udah di sini?" tanya Ara.

Damon mengerjap-ngerjapkan matanya, sampai bisa melek dengan sempurna. Lalu menjawab, "Katanya mau berangkat bareng. Aku takut kesiangan. Jadi, aku gak pulang tadi malam."

"Apa?" Ara terkejut sampai melongo. "Aduh! Kasihan banget. Pasti sekarang kamu badannya sakit semua, ya? Tidurnya gak nyenyak, ya?"

Damon tersenyum. "Engga, kok. Biasa aja."

Lalu Ara menawarkan sesuatu. "Mau sarapan? Aku gorengin telur."

Damon menganggukkan kepala. "Boleh, Ra."

"Bentar. Tunggu di sini." Ara tidak mungkin menawarkan Damon untuk masuk ke dalam rumah kardusnya. Karena kondisi di dalam sangatlah tidak layak dilihat manusia lain. Bukan karena kotor atau barangnya hanyalah serba kardus dan triplek bekas. Tetapi karena sempit dan tidak ada ruang untuk duduk. Sehari-hari saja, Ara dan Bimo akan membawa makanan mereka keluar.