8

8 0 0
                                    

Setelah kejadian barusan, para karyawan jadi membicarakan aksi Ara. Mereka sempat mengerumuni Ara, dan menghaturkan pujian, karena salut.

"Ra, kamu bisa ilmu bela diri?" tanya Susi yang bekerja di bagian resepsionis. Dirinya tidak berhenti memuji-muji aksi Ara tadi.

"Dikit," jawab Ara dengan bangga, tetapi tidak mau menyombongkan diri.

Ratna yang sama-sama bagian cleaning service juga mendukung aksi Ara. "Perempuan kayak gitu sekali-sekali memang harus dikasih pelajaran. Biar gak kegenitan sama Pak Damon."

Ara malah tertawa. "Udahlah. Yang tadi biarin lewat. Sekarang kembali kerja, yuk!" Ia merasa sudah cukup membuat keributan. Jangan sampai mengganggu kinerja semua orang.

Damon masih bicara dengan Sofi di ruangannya. "Aku mohon banget sama kamu ya, Sof. Jangan ganggu Ara lagi. Kasihan."

Sofi pun masih keras kepala. "Damon, perlu kamu tahu satu hal. Aku gak rela kamu dimiliki wanita lain. Aku akan terus menunggu kamu. Sampai kamu buka lagi hati kamu untuk aku."

Damon tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Ini sudah sesuai dengan kesepakatannya bersama Ara. Belum boleh membuka hubungan mereka ke teman-teman. Nanti, pasti akan ada saat yang lebih tepat.

*

Sementara itu, Sofi belum puas. Ia harus cari cara yang lebih ampuh, untuk membuat Damon kembali ke pelukannya. Setelah pulang dari kantor Damon, ia pergi ke sebuah rumah mewah bertingkat tiga, dengan atap kuba. Rumah bak istana Arab yang dibangun di tengah padang rumput,

Di rumah besar itu tinggal seorang wanita yang usianya tidak lagi muda, tetapi masih sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di rumah besar itu tinggal seorang wanita yang usianya tidak lagi muda, tetapi masih sangat cantik. Sayangnya, ia sendirian dan kesepian. Raga ayunya sudah lama tidak terawat. Ia hanya ditemani oleh dua asisten rumah tangga, satu sopir, dan dua satpam. Dia adalah Novia, mamanya Damon.

Dua puluh tahun yang lalu, terjadi petaka yang langsung mengubah hidup dirinya beserta keluarganya.

Sudah menjadi rutinitas yang dilakukan. Setiap hari Sabtu, Novia mengajak Kelly, putri bungsunya yang masih berusia tiga bulan ke taman dekat rumah. Kegiatan ini dilakukan, supaya Kelly menjadi anak yang terbiasa dengan suasana di luar rumah. Di taman itu banyak anak-anak bermain dan sesekali bercanda dengan Kelly. Juga banyak ibu-ibu yang sambil menunggui anaknya, mengajak Novia mengobrol.

Di hari itu, ketika sudah senja dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba Kelly sudah tidak ada di kereta bayinya.

"Kelly! Kelly! Kamu di mana, Sayang?!" Novia menjerit-jerit, dan meneriakkan nama putrinya. Ia mencari ke seluruh taman. Tapi tidak ada.

Mengetahui hal ini, Gunawan--sang suami, marah besar. "Kenapa kamu sangat ceroboh, Nov?!"

"Maafin saya, Mas." Novia menangis, menggeru-geru, juga merasa kehilangan.

"Kamu harus bertanggung jawab atas hilangnya Kelly!" Gunawan menunjuk-nunjuk istrinya, menuding-nudingnya, dan berkata kasar, demi melampiaskan kemarahannya.

Dia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang