23

552 34 1
                                    

AUTHOR POV

"Makan yang banyak Aksel jangan sungkan sungkan, tambah lagi nasi nya" mama Kayla berucap sambil kembali menambah nasi Aksel di piring nya, Aksel sebenarnya ingin menolak Karna sudah tidak kuat lagi untuk makan, tapi dirinya segan melakukan itu.

"Ah iya Tante, tapi saya udh kenyang sebenarnya" Aksel berusaha menolak saat wanita paruh baya itu hendak menambah nasi ke piring nya lagi.

"Makan yang banyak, saya lihat kamu sedikit kurus" Ayah Kayla bersuara dengan nada perhatian, dan hal itu cukup membuat Aksel sedikit canggung meskipun di hatinya sedikit terselip rasa senang. Ayah Kayla tidak se menyeramkan itu.

Mereka menghabiskan sisa makan malam dengan tenang. Sesekali Aksel memperhatikan ayah Kayla yang perhatian pada anak anaknya, ibu Kayla yang mengurus kedua adik kembar Kayla dengan baik, candaan adik adik Kayla bahkan Kayla yang bercerita dengan kedua orang tua nya mengenai keseharian nya tidak luput dari perhatian Aksel, menurut nya pemandangan di depannya adalah pemandangan yang tidak pernah ia lihat dirumahnya, sangat langka. Setelah selesai makan Aksel diajak Kayla ke ruang tamu untuk berbincang dengan orang tuanya.

Diruang tamu mereka hanya berbincang ringan, namun tak lupa orang tua Kayla bertanya tentang keluarga Aksel yang dijawab dengan jujur oleh Aksel sendiri, namun dirinya tidak menyebut penyebab orang tuanya berpisah, atau bahkan ayahnya yg Menikah lagi, dia hanya menceritakan garis besar nya saja. Orang tua Kayla meminta maaf telah menyinggung hal tersebut, namun Aksel hanya tersenyum saja dan mengatakan tidak apa apa.

Perbincangan mereka berlanjut ke hal hal lain, ayah dan ibu Kayla juga sempat membahas tingkah konyol Kayla selama ini. Seperti saat ia dibangunkan ia akan merengek seperti anak kecil, namun akan marah saat ia bangun telat, juga saat Kayla masih anak anak. Kayla bersyukur karena ayah dan ibunya tidak menanyakan hubungan Aksel dengannya, dan ayahnya juga tidak menyuruh Aksel melakukan hal hal aneh. Tapi, dia yakin ayah dan ibunya hanya ingin menilai Aksel terlebih dahulu sebelum menanyakan hubungan mereka.

Sedangkan Aksel sedang menilai perasaan senang di hatinya, dia jarang sekali seperti ini kecuali jika bersama Kayla, dan perasaan seperti ini sangat susah di jelaskan, namun dia menyukai perasaan yang hinggap di hatinya.

"Kenapa rasanya hangat sekali disini? Ini pertama kalinya gw ngerasain suasana seperti, ini belum pernah gw rasain sebelum nya, sangat nyaman sekali"

.........

"Kamu marah ya sama aku?" Kayla bertanya saat Aksel naik ke kasur nya. Aksel tidur di kamar Kayla meskipun sempat berdebat dengan ayahnya dulu tadi dimana Aksel akan tidur, dan Kayla tetaplah Kayla yang keras kepala, ayahnya akhirnya mengalah dan mengizinkan Aksel tidur di kamarnya dengan syarat mereka tidak boleh berbuat macam macam.

"Enggak"

"Kalau kamu ga marah terus kenapa diam aja daritadi siang, ga kayak biasanya" Kayla kemudian menggeser badannya kemudian menghadap Aksel dan memeluk nya, Aksel tidak menolak namun juga tidak memeluk Kayla balik. Kayla mendongak ke atas untuk melihat mata Aksel, karena posisinya lebih rendah.

"Aku biasanya gimana?" Aksel membalikkan pertanyaan Kayla.

"Kamu tuh biasanya perhatian ke aku meskipun kadang cuek, tapi sejak kita dari kantin tadi siang kamu bahkan ga mau ngomong sama aku, kamu kenapa si?" Kekesalan Kayla akhirnya bisa ia ungkapkan juga, hatinya sedikit lega.

"Ini udh ngomong" jawaban Aksel tentu saja membuat Kayla kesal, ini bukan jawaban yang ia inginkan.

"Kamu memang lagi marah? Kenapa si? Atau jangan jangan kamu cemburu ya?" Kayla berusaha menebak.

"Enggak" lagi lagi jawaban Aksel sangat jauh dari harapan Kayla.

"Kamu kalau pengen ngomongin sesuatu bilang aja, jangan malah di pendam sendiri, aku ga bakal tau kalau kamu ga ngomong sama aku" Kayla berusaha memberikan pemahaman pada Aksel, meskipun Aksel tidak menunjukkan reaksi apa apa.

"Aku ga tau"  Aksel yang seperti ini yang membuat Kayla geram, namun dia harus bersabar agar tau apa isi pikiran Aksel.

"Coba kasih tau aku apa yang kamu rasain sebenarnya."

"Aku ga suka" Kayla mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya, namun itu tidak membuat Aksel mengerti dengan maksudnya.

"Maksud kamu ga suka apa? Kamu ga suka apa?" Sabar Kayla, jangan emosi dulu, kata itu yang Kayla rapalkan dari tadi, dia harus menahan diri.

"Aku... Aku, em.. aku ga suka sama Dimas"  Aksel membuat Kayla semakin bingung, lagipula Dimas juga tidak suka dengan Aksel, kenapa dia berkata seperti itu.

"Ngomong yang jelas Aksel, aku ga ngerti, kamu ga suka kenapa?"

"Aku ga suka Dimas cium kamu." Ternyata tebakan Kayla tepat sasaran. Aksel cemburu pada kejadian ciuman di pipi nya.

"Itu cuma ciuman perpisahan kok" Kayla sedikit menggoda Aksel untuk mengetahui bagaimana reaksi Aksel selanjutnya

Aksel tidak membalas dan memejamkan matanya, kemudian bergerak membawa lengannya untuk menjadi bantalan kepala Kayla, dan memeluk Kayla.

"Gw cuma ga suka, kalau kamu suka dia cium kamu, itu terserah kamu" sangat diluar ekspektasi Kayla. Jawaban Aksel seperti orang pasrah dengan keadaan.

Kayla kemudian melepaskan pelukan Aksel dan mendengus pelan

"Kamu kok ga ngelarang aku si, kamu beneran suka ga si sama aku?"

Aksel membuka matanya kemudian menatap mata Kayla dalam dalam.

"Aku suka kamu, tapi kamu yang berhak atas diri kamu sendiri "

Aksel hanya tidak ingin mengatur kehidupan Kayla, dia sudah sering melihat ibunya yang mengatur kehidupan ayahnya dan hal itu berujung perpisahan untuk keduanya.

"Kamu kan tau aku milik kamu, jadi kamu harus ngejaga aku biar aku ga di ambil orang lain" Kayla berusaha menjelaskan.

"Ga semua boleh di paksain Kayla, kamu tau ada istilah pasir semakin di genggam, semakin hilang, terkadang ga semua bisa kita kendalikan, kamu milik aku tapi kamu berhak memilih siapa yang ingin memiliki kamu, kamu tau? Hal seperti ini yang bikin orang tuaku berpisah, ibuku terlalu sering mengatur ayahku" Aksel berucap panjang lebar, dan dari penjelasan nya Kayla tau bahwa Aksel trauma dengan kejadian perpisahan ayah dan ibu nya, bayangan itu membuat ia takut untuk melakukan hal yang sama, karena tidak ingin salah langkah seperti ayah dan ibunya.

"Aku ngerti maksud kamu, tapi kamu jangan terlalu pasrah kayak gitu, kamu harus ngejaga milik kamu, aku ga seperti orang tua kamu, aku berbeda dari mereka, dan kamu juga tau kan aku cuma suka sama kamu, aku ga suka pas kak Dimas cium aku, tapi aku telat buat menghindar, jadi maafin aku ya, lain kali hal itu ga bakal kejadian lagi. Lain kali kalau kamu ga suka sesuatu hal Tentang aku kamu harus bicara sama aku."

Aksel kemudian kembali memeluk Kayla, namun sebelum itu mencium wajah Kayla, mulai dari dahi, kedu matanya dan terakhir mengecup bibir kayla.

"Hem, makasih, aku tenang sekarang" Aksel memejamkan mata dan mulai berusaha untuk tidur.

Mereka berdua terlelap dengan posisi saling berpelukan.

Kayla yang tenang Karna sudah tau penyebab Aksel mendiaminya

Sedangkan Aksel sedang memikirkan semua ucapan Kayla barusan.









Kadang ga semua hal bisa kita kendalikan, jalan keluar yang kita ambil adalah ikhlas

To be continue

CLASSMATE  (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang