18

513 33 2
                                    

AUTHOR POV

Aksel keluar dari rumah, sedikit membanting pintu, dia bahkan sudah tidak peduli dengan darah yang berceceran di lantai rumahnya, tangannya yang sepertinya luka parah, dan jari tangannya yang ia tidak tau sudah patah atau tidak.

Dia bergegas menaiki motornya dengan perasaan marah yang sebentar lagi akan meledak, dia bahkan sudah tidak peduli rumah keluarga nya sudah terkunci dengan benar atau tidak.

Tujuannya sekarang adalah rumah neneknya, dia yakin ayahnya berada disana sekarang.

Sakit hati adalah perasaan yang patut dirasakan olehnya sekarang, ibu dan adiknya yang entah pergi kemana dan ayahnya yang menikah bahkan sebelum perceraian dengan ibunya selesai, dan ia yakin kepergian adik dan ibunya berkaitan dengan pernikahan ayahnya. Ayahnya memang bajingan seperti yang diberitahukan ibunya, bahkan dia mengutuk wajahnya yang sangat mirip dengan ayahnya sekarang.

Aksel mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, dia hanya ingin cepat sampai dirumah neneknya, lampu merah diterobos olehnya dan dia menyalip setiap orang yang menghalangi jalannya. Makian para pengendara lain bahkan sudah tidak dipedulikan olehnya.

Dalam hati, dia sudah menyalahkan tuhan dengan apa yang terjadi dalam hidup nya sekarang, hidupnya yang sangat berantakan dan keluarga nya yang sudah hancur.

Sesampainya di depan rumah neneknya, dia turun dari motor nya dan melangkah menuju pintu, dengan tidak santainya dia bahkan sudah membuang kesopanan nya, dia menggedor pintu rumah neneknya dengan kasar.

"Keluar bajingan, Lo memang iblis bangsat, keluar sekarang" Aksel terus menggedor pintu rumah neneknya.

Mendengar teriakan dari luar, seseorang tergesa gesa keluar untuk membukakan pintu, itu adalah nenek nya dan seorang wanita paruh baya, istri om nya.

"Aksel kamu datang nak, kenapa menggedor gedor pintu? Masuk dulu sayang, duduk dulu, kita bicara" neneknya berkata untuk menenangkan Aksel yang seperti nya sedang marah.

"Ga bisa nek, sekarang Aksel minta tolong panggil ayah kesini, ah bukan panggil bajingan itu kesini" Aksel berucap dengan emosinya yang sudah diluar kendali.

"Keluar bajingan, keluar cepat"

Mendengar keributan yang disebabkan Aksel, semua penghuni rumah neneknya keluar, bahkan ayahnya sekarang sudah di depan pintu dan menampilkan raut bingung.

Aksel tidak tanggung tanggung langsung menghampiri ayahnya, memegang kerah baju ayah nya sekaligus melayang kan tinjunya tepat di muka ayahnya.

"Bajingan, bangsat, ayah memang bukan orang tua, enggak enggak  ayah bahkan bukan manusia, bisa bisanya ayah ngasih undangan pernikahan disaat ayah bahkan belum bercerai, hati ayah dimana, ayah memang ga cocok disebut kepala keluarga , ibu sama bima pergi dari rumah gara gara keegoisan ayah, ayah memang ga punya otak sama sekali, fuck" Aksel mengeluarkan semua emosi nya bahkan menendang pagar kayu rumah neneknya, hingga sebagiannya patah.

Seorang perempuan menghampiri ayah Aksel dan memeriksa apakah keadaan nya baik baik saja atau tidak, dan sudah Aksel tebak bahwa itu adalah calon istri ayahnya

"Oh ini jalang yang selama ini bikin ayah selalu pulang telat, hei bitch Lo dibayar berapa sama dia ha?" Aksel berteriak di depan wanita itu

Ayahnya bergerak dan langsung menampar Aksel keras, bahkan seperti nya sudut bibirnya robek, terlihat dari darah yang keluar dari sana.

"Aksel masuk dulu, kita bicara di dalam kan, tolong pakai kepala dingin" nenek Aksel bermaksud melerai pertengkaran ayah dan anak itu.

"Iya Aksel, ayo kedalam dulu, semua masalah  harus dibicarakan baik baik" istri dari om nya bahkan berusaha membujuk Aksel.

CLASSMATE  (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang