Jisung benar benar kesal dengan pemuda bangir yang sudah hampir dua bulan lebih menyandang status sebagai kekasih nya itu.
Ntah kenapa tapi semakin hari Minho menjadi semakin posesif sampai-sampai tak memperbolehkan nya bergaul terlalu lama dengan Felix, Seungmin, serta Jeongin ketika di sekolah. Bahkan ketika libur pun ia tak diperbolehkan untuk pergi ke luar selain bersama sang empu sendiri.
Ayolah, ini bahkan sudah hampir kelulusan. Jisung juga ingin seperti orang lain, berkumpul bersama, menghabiskan waktu dan membuat momen sebelum kelulusan. Tapi si bangir sialan itu tak memberikan izin dimana hal tersebut sungguh sungguh membuat sangat kesal bukan main, ingin rasa hati melawan dan protes tapi apalah daya dia sendirian sangat takut dengan sosok arogan satu itu.
Lagi pula sebenarnya apa sih yang ditakutkan? Padahal kan dia hanya bermain dengan ketiga teman nya, apa yang membuat pemuda itu khawatir? Bukan kah itu berlebihan?
"Putus aja deh saran gue"
Manik bulat itu melotot, Jisung sontak menoleh kearah Seungmin yang baru saja memberikan saran. Sempat ingin protes tapi ketika melihat Felix dan Jeongin mengangguk setuju, ia jadi urung dan kembali mengatupkan mulutnya rapat.
"Lo udah jarang Ji kumpul bareng kita sekarang" sahut Felix.
Jeongin mengangguk setuju, "Posesif boleh tapi kalo kak Minho ini kayaknya berlebihan deh. Kita ini temen kak Jisung, masa kita gak boleh main sama kak Jisung. Red flag banget jadi orang posesif nya kebangetan. Toh sebelum sama dia kak Jisung udah punya kita duluan!"
Suasana sempat hening selama beberapa saat. Sebelum akhirnya yang tadi pertama angkat bicara kini kembali buka suara, "Nanti malem kita mau ke Bar di deket rumah gue. Ini terkahir kali kita kumpul kumpul sebelum perpisapan hari Jumat, gue harap sih lo bisa dateng"
Apa? Bar? Oh astaga apa mereka bercanda? "Duh Min.... emang nya kita gak bisa minum dirumah aja gitu? Jangan Bar ngape! Gue main sama kalian aja kagak boleh, apalagi ke Bar!"
"Dan lo masih mau pertahanin orang yang begitu, Hansa Jisung Aryananda? Jelas-jelas dia ngekang kebebasan lo, Lo bahkan gak dibolehin bergaul sama kita, apalagi sih yang lo pertahanin dari dia?" Sentak seungmin pada akhirnya.
"G-gue gak tau Min. Dia udah terlalu baik, jadi gue gak—"
"Biaya sekolah lo yang dibayarin sama dia biar gue yang ganti. Putusin dia, dan balik lagi sama kita. Kalo lo setuju, Dateng kerumah Jeongin jam 8 malem nanti!" Sela Felix cepat, ia mulai bangkit dari kursi yang diduduki diikuti 2 pemuda lainnya, "Gue juga bisa biayain lo. Gak perlu ngandelin dia. Kan udah gue bilang dari dulu, Ngomong sama gue Ji kalo lo butuh apa-apa, Lo itu sebenernya anggep kita ini apa?, ini peringatan terakhir Hansa, kalo lo gak dateng malem ini, itu tanda nya lo emang udah gak butuh kita lagi"
Si Hansa kini hanya bisa menunduk dan menggigit bibir bawah menahan tangis saat melihat ketiga teman nya itu pergi meninggalkan nya sendiri di area belakang taman. Mata nya terasa sedikit panas, bahkan cairan bening kini sudah terlihat menggenang di pelupuk matanya.
Apa yang harus ia lakukan. Haruskah Jisung benar-benar memutuskan pemuda bangir itu? bagaimana jika Minho malah marah dan tak mau? Ah sial kepalanya menjadi terasa sangat pening. Memutuskan hubungan dengan sosok arogan satu itu tidaklah semudah yang mereka bayangkan. Itu tak seperti ketika ia bilang 'putus' maka pemuda itu akan langsung meng-iya kan.
Tapi jujur disisi lain dia juga sudah jengah dengan sikap mengekang Minho yang berlebihan. Ayolah, akibat sikap posesif berlebih si bangir satu itu dia jadi merasa seperti menjadi seorang tawanan sebab selalu dilarang untuk pergi ke tempat lain dan di jauhi ketiga teman nya. Oh siapapun disana tolong dia!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/358855543-288-k706772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PANTARA- [Minsung]
RomansaTentang Jisung yang tak sengaja melempar sebuah batu hingga mengenai kepala Minho yang merupakan ketua dari Genk pantara (panglima Bumantara) Hingga membuat nya mau tak mau terikat selama nya dengan seorang Lee minho. "Lo ngelawan?" Leonel Minho Man...