Komen banyak banyak biar semangat 😌
Met baca.
Typo bodo amat!.
Yang baca sebelum buka dosa ditanggung sendiri.Jisung benar benar kesal dengan pemuda bangir yang sudah hampir dua bulan lebih menyandang status sebagai kekasih nya itu.
Ntah kenapa semakin hari Minho menjadi semakin posesif terhadap nya, dia tidak diperbolehkan bergaul terlalu lama dengan ketiga temannya ketika di sekolah, bahkan ketika libur dia tak diperbolehkan untuk pergi ke luar selain bersama Minho.
Ini sudah hampir kelulusan, dan hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi. Jisung juga ingin seperti yang lain, berkumpul bersama, menghabiskan waktu dan membuat momen sebelum kelulusan, dia benar benar kesal dengan Minho yang melarang nya tapi dia juga tak Berani ketika pemuda itu sudah marah.
Sebenarnya apa sih yang ditakutkan oleh Minho? Dia hanya bermain dengan ketiga teman nya apa yang membuat pemuda itu khawatir? Bukan kah itu keterlaluan.
"Putus aja deh saran gue"
Manik bulat itu langsung melotot, jisung sontak menoleh kearah Seungmin yang baru saja bersuara. Dia ingin protes tapi melihat Felix dan jeongin mengangguk setuju, membuat pemuda Han itu kembali mengatupkan mulutnya, urung.
"Lo udah jarang kumpul bareng kita sekarang" timpal Felix.
"Posesif boleh tapi kalo yang kayak kak Minho ini kayaknya berlebihan deh. Kita ini temen nya kak jisung, masa kita gak boleh main sama kak Jisung. Red flag banget jadi orang posesif nya kebangetan" ujar jeongin.
"Nanti malem kita mau ke bar yang ada di deket rumah jeongin. Ini terkahir kali kita kumpul kumpul sebelum perpisaphan hari Jumat, gue harap sih lo bisa dateng"
Jisung menatap Seungmin yang kini juga tengah menatap nya. Bar katanya? Apa yang harus di lakukan, akan kah Minho mengizinkan.
"Emang nya kita gak bisa minum dirumah aja tah ler? Jangan bar ngapa! Gue main sama kalian aja gak beh, apalagi ke bar!"
"Dan lo masih mau pertahanin orang yang begitu Han jisung? Jelas jelas dia ngekang kebebasan lo, Lo bahkan gak dibolehin bergaul sama kita, apalagi yang lo pertahanin dari dia?" Sentak seungmin pada akhirnya, dia juga kesal. Dia merasa ada yang berbeda ketika pergi berkumpul tanpa ada jisung. Terasa seperti ada yang kurang.
"G-gue gak tau min. Dia udah terlalu baik sama gue, gue gak--"
"Biaya sekolah lo yang dibayarin sama dia biar gue yang ganti. Putusin dia, dan balik lagi sama kita. Kalo lo setuju, Dateng kerumah jeongin jam 8 malem nanti!"
Jisung hanya bisa menunduk dan menggigit bibir bawah nya menahan tangis saat ketiga teman nya itu pergi meninggalkan area belakang taman.
Apa yang harus ia lakukan. Haruskah jisung benar benar memutuskan Minho? bagaimana jika pria itu marah dan tak mau melakukan itu? Ah sial kepalanya menjadi terasa sangat pening.
Tapi disisi lain dia juga sudah jengah dengan sikap mengekang Minho yang berlebihan. Ayolah dia merasa seperti menjadi seorang tawanan selalu dilarang untuk pergi ke tempat lain.
"Hoi pipi gentong!"
Sedikit tersentak, buru buru pemuda Han itu menetralkan mimik wajah nya dan menoleh kearah sumber suara dimana kini Minho tengah berjalan mendekat kearah nya dengan tatapan tajam.
'ck, bangke gak bisa apa gue tenang, gak ketemu sama ni orang sehari aja' rutuknya dalam hati.
"Ho, kenapa?"
Minho mendengus dan mendecak "Dasar bocah pake nanya kenapa segala lagi. Mau pulang nggak?, Gak mau pulang?, Apa mau nginep aja di sini?"
Jisung menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan melayangkan cengiran kudanya. "Hehe mau dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantara- [Minsung]
RomanceTentang Ji-Sung yang tak sengaja melempar sebuah batu hingga mengenai kepala Minho yang merupakan ketua dari Genk pantara (panglima Bumantara) yang kemudian menjadikan jisung sebagai pesuruh nya. Hingga sesuatu menghampirinya Ji-Sung membuat nya mau...