17

5.1K 371 144
                                    

Kalo gua bilang mau Hiatus sampe abis lebaran, kira kira kalian gimana?

Met baca.
Typo bodo amat.

"Han" Minho berbisik pelan di telinga jisung yang kini masih tertidur dengan pulas. Demamnya sudah lumayan turun pagi ini dan itu mambuat minho akhirnya bisa bernafas lega.

"Hannie" panggilnya sekali lagi, kali ini ia sedikit mengelus lembut pipi chubby kesayangan nya itu yang tentu saya menimbulkan reaksi erangan kecil dari sang empu.

"Makan ya sayang, biar bisa minum obat?"

Yang di ajak bicara nampaknya kembali tidur karna tak memberikan respon apapun. Minho menggigit bibir bawahnya menahan gemas, wajah tidur jisung adalah yang paling manis.

"Han jisung" Minho bergerak mengecup singkat bibir kering itu membuat sang empu kembali mengerang dan menggeliat kecil di tempat nya. Dia bahkan tak memperdulikan jika nantinya tertular. "Makan ya? Gue beliin. Biar bisa minum obat"

Kali ini pemuda Han itu mengangguk, dengan mata nya yang masih senantiasa terpejam. Tapi tak apa, setidak nya Minho sudah bisa mendapatkan jawaban dari sang kekasih.

Ia pun mengecup dahi hangat itu dengan sangat lembut sebelum kemudian beranjak dari ranjang. "Gue nyari makan ke bawah sebentar. Jangan kemana-mana ya sayang. Oke?"

Jisung mengangguk kecil dan menjawab dengan sara pelan nya yang terdengar serak. "Iya ino" matanya terasa sangat berat saat ini, bahkan untuk sekedar membukanya sedikit pun seperti nya dia kesusahan.

Dengan wajah bantal dan rambut nya yang acak acakan Minho pun meraih jaket nya yang tergantung di wardrobe rack. ia mendekat lagi kearah sang kekasih dan kembali memberikan kecupan ringan pada ranum pucat itu sebelum kemudian benar benar pergi meninggalkan area kamar. "Gue pergi bentar ya"

Tadinya ia ingin memesan bubur sebagai breakfast tapi di penginapan tersebut tak menyediakan nya. Dan ketika melihat aplikasi pemesan makanan pun tak ada yang ingin mengantar ke seketika penginapan karna memang tempat nya yang terpencil.

Sementara itu kini jisung mencoba untuk menyadarkan fikiran nya. Ia mencoba membuka matanya yang terasa sangat berat dan mencoba bangkit dari posisinya dengan bersandar pada kepala ranjang.

Sial Minho benar benar menakutkan semalam. Ia menatap lekat kearah tangan nya yang sudah di perban rapih.

"Sakit" lirihnya. Sakitnya benar benar luar biasa, cenat cenut gaes rasanya.

Manik sayu itu melirik kearah meja nakas dimana terdapat beberapa obat dan kotak p3k. Dengan perlahan tapi pasti ia pun berjalan menuju ke arah bathroom. Menatap pantulan dirinya di cermin besar yang ada di sana, Mata nya benar benar bengkak dan memerah. Bibir nya sedikit luka dan berdarah akibat semalam Minho mengigit nya dengan kasar. Di dada dan lehernya juga terdapat banyak sekali bekas tanda kemerahan yang dibuat pemuda bangir itu.

Untung dia tak benar benar di perkosa secara paksa oleh Minho semalam. Jisung kesal dengan sikap mimho, tapi juga berterimakasih karna Minho tak melakukan hal yang paling ia hindari itu.

Setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi, jisung kembali ke ranjang. Dengan tangan yang terasa nyeri dia berusaha dengan susah payah mengutak atik handphone nya.

Banyak sekali pesan dari teman temannya yang khawatir. Jisung pun membalas pesan pesan tersebut dengan mengatakan bahwa ia baik baik saja.

Hingga akhirnya berselang 5 menit, sebuah ketukan pada pintu membuat jisung langsung mengalihkan atensi dari benda pipih itu. Ia jadi bertanya tanya siapa sang pengetuk.

"Minho?" Gumamnya. Tapi, kenapa mengetuk. Atau jangan jangan....."Housekeeping kah?" Kata nya mencoba menebak nebak.

Dengan sangat terpaksa pemuda Han itu pun berjalan mendekat kerah pintu untuk melihat siapa sang pelaku. Satu staunya jawaban yang saat ini ada difikirkan jisung adalah layanan housekeeping. Siapa coba yang datang pagi pagi begini kekamar penginapan jika bukan petugas layanan housekeeping yang ingin membersihkan kamar sebab ia extend.

Pantara- [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang