MWHPC 1

5.9K 301 19
                                    

⚠️Ini cerita pendek jadi jangan heran kalo alurnya cepet ya!

Happy reading~💛

"Kal liat deh kucingnya" Jeno menunjuk ke pinggir lapangan dimana seekor kucing cantik menatap mereka begitu serius.

"Lah iya Jen, btw cantik banget kucingnya" Haikal berjalan maju untuk melihat kucing itu lebih dekat, merasa pemuda itu mendekat kucing itu berjalan mundur.

"Eh? Kenapa mundur.. sini pusss" Haikal berjongkok sambil menggerakkan tangan agar kucing cantik itu mendekat kearah nya, selagi Haikal berusaha mendekati, kucing itu malah membuang mukanya kearah lain.

"Lah.. ngambek kah?" Bingung Haikal, Jeno mendekati temannya yang masih berjongkok

"Liat deh Jen, jutek banget kucingnya.." Jeno tertawa kecil melihat reaksi kucing cantik itu saat didekati oleh Haikal "malu kali dia kal" Haikal mengerutkan keningnya

"Emang kucing bisa malu?"

"Ga tau juga sih.."

"Coba nih, kasih ini" Jeno memberikan satu bungkus makanan kucing, Haikal menerima dan segera membuka bungkusan itu lalu memberikannya pada si cantik.

Gausah heran Jeno dapet makanan kucing dari mana, dia selalu bawa makanan kucing, setiap main sama Haikal mereka berdua selalu ngasih makan kucing jalanan.

Kucing itu menoleh saat Haikal memanggil nya, perlahan dia mendekat kearah pemuda yang sedang berusaha memberikan makanan.

"Nah pinter, suka ga?" Tanya Haikal saat melihat si cantik makan, kucing itu hanya menggeram kecil sebagai jawaban. Jeno dan Haikal tertawa kecil melihat tingkah kucing yang sangat tsundare ini.

Jeno ikut berjongkok disamping temannya "kucingnya cantik tapi cantikan kelinci gua" Haikal merotasikan matanya "ya ya ya"

"Jen.. pengen bawa dia pulang, kira-kira dia ada yang punya ga?" Jeno mengangkat bahunya "ga tau, coba raba lehernya kalo ada kalung berarti ada yang punya" saran Jeno

Haikal melakukan apa yang disarankan oleh temannya "ga ada Jen.. masa kucing selucu ini ga ada yang punya?" Heran haikal

"Ya emang ga ada kali, udah aja bawa pulang, nanti kita dinner gua ajak Nana" ujar Jeno berdiri dari jongkok nya

"Apaan ga maulah gua, kelinci lu mah enak bisa jadi manusia, lah ini kan engga" balasnya

"Mpus, kamu mau ikut aku pulang ga?" Tanya Haikal sambil mengusap bulu halus milik si cantik, kucing itu tidak menjawab ia hanya menikmati elusan dari pemuda berkulit Tan itu.

"Ya lu bego, udah tau dia hewan ga mungkin bisa jawablah" Jeno menepuk kepala Haikal pelan.

"Dianya aja sombong, ya seenggaknya jawab meow gitu, nyebelin banget jadi kucing" kesal Haikal sambil mengusap kepalanya yang baru saja dipukul pelan oleh Jeno

Haikal berdiri dari jongkok nya "dah ah yok balik, nanti papi gua nyariin lagi" Haikal kembali berjongkok untuk mengecup hidung kucing itu "dahlah pacaran lu sama kucing"

"Bye kucing, besok kalo aku libur kuliah, aku ajak kamu main basket ya" ujarnya, Jeno hanya menggeleng kecil melihat kelakuan temannya sekaligus tetangganya itu.

"Ayo dah sore" Jeno berjalan lebih dulu dan kemudian Haikal mengekor.

Tanpa mereka sadari bahwa kucing cantik itu mengikuti mereka diam-diam

"Dia baik.. tapi aku ragu" kucing berlari kecil dan ia sebisa mungkin untuk tidak bersuara. Tak lama kemudian langkah itu terhenti, ia melihat pemuda yang ia ikuti sudah sampai pada rumahnya.

"Oh? Rumah mereka tidak terlalu jauh dari lapangan tadi" kucing itu duduk didepan gerbang rumah besar milik pemuda yang tadi memberikan makanan untuknya.

"Hey, apa yang dilakukan kucing cantik ini disini?" Kucing itu menatap orang yang berjongkok disebelah nya 'huh? Bukankah dia sudah masuk kedalam? Bagaimana bisa sekarang dia berada diluar?'

"Seperti nya kamu ga punya tuan ya? Aku akan memelihara mu" pemuda itu menggendong kucing "aku akan memberikan mu nama, Mora? Atau Moza? Aku akan minta pendapat pada kakak ku nanti"

'rumah ini sangat besar.. aku kira dia hanya orang sederhana, dari penampilannya dia terlihat seperti orang yang miskin?'

"Kenapa kamu diam saja? Bulu mu sangat halus dan juga tidak rontok, aku menyukainya!" Senang si bocah

"Haidar? Bawa apa kamu?" Tanya sang kakak yang baru saja menuruni tangga, ia melihat adiknya membawa sesuatu seperti boneka mungkin?

"Oh! Ini kak aku ketemu kucing, bersih banget, cantik, bulunya juga ga rontok. Boleh aku pelihara ga?" Tanya anak itu pada Haikal

'He has a twin?'

Haikal menatap kucing itu heran, bagaimana bisa makhluk berbulu halus itu berada disini? Adiknya tidak mungkin melewati lapangan tempat Haikal dan Jeno bermain basket tadi.

"Ketemu kucing ini dimana?"

"Depan gerbang" sang adik menunjuk ke arah luar, Haikal pun mengangguk "kakak izinin, tapi nanti kamu juga harus bilang sama ayah, sama papi juga" Haidar mengangguk, lalu menyerahkan kucing itu pada Haikal

"Kenapa?"

"Jagain bentar aku mau mandiii" anak itu berlari menuju kamarnya "Haidar jangan lari!" Peringatan kakaknya

"Oke!"

"Cie, suka ya sama aku, sampe diikutin gini akunya. Lagian sok iye banget lu neng tadi gua ajak malah jual mahal" Haikal mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, dan dengan kucing dipangkuannya.

"Meow~" Haikal menundukkan kepalanya "bunyi lu meng?" Kucing itu tidak lagi berbunyi, kini ia mencari tempat nyaman untuk tidur dipangkuan pemuda itu.

"Dih, lu jadi kucing aja sombong apa lagi jadi manusia"

'dia menyebalkan'




TBC-

© Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

© Pinterest

man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang