MWHPC 3

1.9K 191 20
                                    

Met sore reader ku tercintah~
Aku datang membawa Haikal dan kucingnya yang nyebelin~

Sebelum baca alangkah baiknya pencet bintang dulu, dan jangan lupa komen ya~ biar author semangat up nya xixi

‼️Typo

Selamat membaca kalian~💘

***

Setelah sampai rumah, Haikal mendudukkan dirinya disofa dan diikuti oleh Haidar.

"Gimana? Udah ketemu?" Ten datang dengan membawa dua gelas minuman segar untuk anaknya, Haidar mengangkat Moza lebih tinggi untuk menunjukkan pada papinya.

"Syukur deh" Ten mengelus kepala Haidar dan Haikal secara bergantian, "kalo butuh papi, papi dibelakang ya" Ten pun pergi meninggalkan kedua anaknya.

"Kakak Moza ga mau bersuara.." ucap Haidar sedih, karena sedari tadi kucing itu diam. "Biarin aja nanti juga dia bersuara sendiri" ujar Haikal acuh, ia hanya fokus pada televisi.

"Jahat banget.."

"Moza lapar ya? Tunggu bentar ya sama kakak, aku ke dapur cari makanan buat kamu" Haidar meletakan kucing itu disamping Haikal, lalu ia pergi ke dapur untuk mencari makanan yang cocok buat Moza.

"Dasar jelek" Haikal tersentak, ia menoleh mencari sumber suara. Namun tidak ada siapapun diruang tamu, hanya ada dirinya dan kucing itu.

Haikal menatap aneh Moza yang hanya diam "Bisa ngomong lu meng?" Tanya Haikal, Moza tidak menjawab.

"Tadi suara siapa?! Halusinasi aja kali ya?ah engga deh, orang suaranya jelas..Jangan-jangan ini kucing jadi-jadian, kayak kelincinya si Jeno_"

"Kakak? Mikirin apa?" Haidar datang dengan sebuah makanan kucing, ia menyerahkan nya pada Moza.

"Bukan apa-apa, salah denger kali ya.." Haidar menatap aneh kakaknya, "apa yang salah denger"

"Engga, bukan apa-apa" Haidar mendengus kecil, kakaknya memang aneh.

Moza tertawa puas didalam hatinya.

"Kakak liat Moza mau makan" senang anak itu saat melihat Moza mulai menyentuh makanannya.

"Iya-iya... Kakak tinggal ya? Kakak mau tidur. cape" Haidar mengangguk, membiarkan kakaknya pergi untuk beristirahat hingga waktu makan malam tiba nanti.

"Meng, kenapa kamu sering banget caper sama kakak ku? Aku cemburu tau, tapi aku seneng kalo kalian akur, tapi aku juga cemburu kamu sedeket itu sama kakak, aku iri meng, kamu jangan caper sama dia lagi ya meng" curhat Haidar pada Moza.

"Gimana ga caper, orang kakak mu tipe ku banget. Green flag sampe ke darahnya"

"Meng~ kamu gemes banget" di angkat tubuh berbulu halus itu, lalu ia ciumi seluruh wajah kecil itu tanpa terkecuali.

"Plis aku lagi laperr~"

Moza pasrah saat dicium brutal oleh Haidar.



Waktu makan malam sudah tiba, namun Haikal belum kunjung turun. "Kakak mu belum bangun dar?" Tanya ayahnya pada si bungsu.

Haidar menggeleng "ga tau ya, tadi sih udah idar bangunin terus katanya bentar dulu" Moza yang mendengar pembicaraan mereka, ia inisiatif pergi ke kamar Haikal.

"Meow~ meow~" kucing itu terus mengeong didepan pintu kamar Haikal, Moza ingin masuk kedalam tapi pintu itu terkunci.

Ceklek!

"Berisik meng" Haikal menggendong kucing itu, dan segera pergi ke ruang makan. "Oh? Baru papi mau bangunin" Ten berpapasan dengan Haikal ditangga.

"Hm, nih kucing berisik banget soalnya" ujar Haikal masih setengah mengantuk, Ten tertawa kecil, ia mengusak rambut Haikal yang masih agak berantakan itu.

"Pinternya Moza, bisa bangunin kakak" Moza menggeram kecil saat kepalanya diusap oleh Ten.

Haidar dan Johnny menoleh saat mendengar suara Ten, "nah bangun juga tuh orang" ujar Johnny

Haikal bergumam tak jelas, ia duduk ditempatnya. "Cuci muka udah belum kak? Kusut banget tuh muka" ujar Haidar yang sedari tadi memperhatikan kakaknya.

"Udahh..." Ten dan Johnny tertawa pelan jarang-jarang mereka melihat Haikal seperti itu, menahan ngantuk saat makan.

"Selamat makan" senang Haidar lalu berdoa, "meow~" Moza yang memang sedari tadi dipangkuan Haikal ikut berbunyi, saat Haidar mengucapkan selamat makan.

Aduh Haikal jadi gemas sama kucing ini.

Makan malam telah usai, Haikal beranjak dari duduknya. "Haikal duluan ya, mau mandi"

"Dih belum mandi rupanya, kamu cuci muka doang ya ka?" Tanya Johnny, Haikal mengangguk. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ten dan Haidar tertawa kecil, keluarga bahagia responnya ketawa mulu heran. Pikir Moza.

Haikal menurunkan Moza, ia pergi menuju kamarnya. Tanpa disadari Moza terus mengekori Haikal hingga masuk kamar.

"Ih papi, liat deh Moza ikutin kakak terus~ beneran dah idar cemburu. Moza ikutin kakak terus, sedangkan aku? Kalo aku ikutin kakak, pasti kakak ngomel terus.."

"Ya ampun, masa cemburu sama kucing" ledek ayahnya. "Ayah tuh ga paham, aku kan jarang Deket sama kakak. Aku Deket sama kakak ya karna kucing itu, tapi sekarang... Seakan-akan Moza lebih penting dari aku, Moza lebih disayang..." ngaur banget nih Haidar ucapan nya.

"Ga gitu loh sayang, gini deh besok kakakmu ga ada jadwal kuliah kan? Ikutin deh kemana kakakmu pergi, nanti kalo dia marah. Bilang ayah" hibur Johnny

"Sayang... Kakakmu itu sayang banget sama kamu.. cuma ya emang dia ga terlalu bisa tunjukin rasa sayang nya aja ke kamu" ujar Ten lembut

Haidar cemberut.

✧\(>o<)ノ✧

Sedangkan dikamar Haikal..

"LAH ILAH NIH KUCING  NER BENER YA LO" saat keluar kamar mandi, haikal dikejutkan oleh Moza yang duduk didepan pintu kamar mandinya.

"Lu ngapain? Stop ikutin gue, males banget gue liat Lo, sok cakep, Lo jelek" kesal Haikal

"Cih padahal dia sering cium-cium aku!"

"Sana balik kekamar haidar, gue lagi ga terima tamu" usir Haikal pada Moza, bukannya pergi justru Moza malah berjalan santai lalu melompat keatas kasur. Haikal mendesah lelah.

"Bodo amat, ntar gue usir Lo" ancam Haikal

"Masa bodo! Dasar jelek"

_


TBC

Gimana? Masih seru ga? Kalo udah ga seru bilang ya! Biar ntar part berikutnya dibikin ga ngebosenin kayak part ini!

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN ‼️🥰

Bye bye see you in the next part~

man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang