MWHPC 18

1.2K 162 63
                                    

⚠️ typo, ngawur banget, gaje😘

Vote komen 👿 harus 100, baru apdet lagi hahah😈

Pada malam harinya, sang kepala keluarga telah pulang dan ia berjalan santai seperti biasanya, ia menatap ruangan kosong itu dengan bingung.

Lalu tatapnya berhenti pada Haidar yang sedang menonton televisi diruang keluarga, ia berjalan menghampiri si bungsu lalu mendudukkan dirinya disamping Haidar.

"Haidar? Papi sama kakakmu kemana? Kok disini sepi banget.." tanyanya sambil melihat sekelilingnya, ia merasakan ada sesuatu yang terjadi selama dirinya pergi keluar untuk mengecek keadaan kantornya sebentar.

"Itu..papi ada dikamar.. kalo kakak Haidar ga tau Daddy.." jawabnya dengan nada sedikit bingung, Johnny menatapnya heran.

"Kenapa? Ada apa? Suasana beda banget ga kayak tadi pagi..?" Haidar menatap ayahnya sambil cemberut.

"Sebenernya.. tadi kakak ada masalah terus papi marah.."

"Ngomong yang jelas Haidar." Haidar segera menegakkan tubuhnya lalu menatap ayahnya.

"Tadi kak Gisel datang kesini dan dia bilang kalo dia hamil anak kakak, terus kakak bilang.. kakak ga pernah sentuh-sentuh kak Gisel jadi kakak marah, terus papi tampar kakak.. kakak pergi jadinya.."

"Hamil?! Haikal pergi?!" Haidar mengangguk cepat, ia kembali menunduk tidak berani menatap sang ayah.

Johnny langsung berdiri dan segera pergi kekamarnya untuk bertanya langsung kepada istrinya, ia membanting pintu kamar hingga membuat Ten yang sedang melamun ditepi kasur terkejut.

"Ada apa tadi? Jelasin." Tegas Johnny pada Ten, pria manis itu segera menganggukkan kepalanya dan ia segera menjelaskan semuanya pada suaminya, hingga membuat Johnny sedikit kesal namun juga bingung.

"Lalu? Dimana Haikal sekarang?" Ten menggeleng kecil, ia tidak tau kemana anak itu pergi bahkan ponselnya ada didalam kamarnya anak itu hanya membawa dompetnya disakunya.

Johnny menghela nafasnya lelah ia memijat pelipisnya, bingung dengan keadaan.

_

"Moza anjirt, balikin ga?! Ayam gue! Jatah lu udah abis anjir nyusahin banget nih kucing!" Haikal menarik paha ayam yang sudah masuk kedalam mulut Moza, dan Moza terus menggigit nya ia semakin menarik ayam milik Haikal itu.

"Balikin anjir! Gue juga mau makan!"

"Mas aduh.. kasian atuh pacarnya.. biarin aja pacarnya yang makan" ujar si penjual, Haikal mengerutkan keningnya tak terima, ia mengabaikan ucapan penjual dan kembali menarik apa yang seharusnya jadi miliknya.

"Lu makan, nanti lu yang bayar ya?!" Ancam Haikal Moza refleks melepaskan gigitannya pada paha ayah Haikal, lalu menarik paha ayam itu keluar dari mulut kecilnya.

"ih... Jorok banget anjirt.. ayam gue.. nih ah lu makan dah tuh" paha ayam itu diletakkan dipiring Moza yang sudah kosong.

"Lagian mas-"

"Diem deh, gue acak-acak nih warung" penjual itu mengatupkan mulutnya rapat-rapat, mendengar pelanggan nya sangat galak.

Haikal hanya mendengus kecil saat Moza kembali memasukkan paha ayam itu kemulutnya lagi, pemuda berkulit tan itu menatap bibir Moza yang sedikit mengkilat karena ayam goreng yang dimakannya.

Kemudian ia tersadar dan bergidik geli, "apalah anjir" ia mengalihkan perhatiannya  ke arah lain, matanya menyusuri rumah makan itu.

"Tapi.. anjirlah.. cakep banget, mau.."

Setelah selesai mengisi perutnya, Haikal dan Moza kembali melanjutkan perjalanan menuju apartemen milik Haikal.

"Haikal cape.." rengek Moza ia berjalan sambil menyandarkan kepalanya dapa bahu Haikal, lalu Haikal menggoyangkan bahunya agar kepala Moza tidak lagi menempel padanya.

"Apaan sih lu, baru juga keluar dari rumah makan, lu kan tadi makan dua piring masa iya lu masih cape, mana porsi kuli lagi jatah gua juga di makan" gerutu haikal.

"Aku cape jalan.. plis gendong~" Haikal bergidik geli lalu mempercepat jalannya, Moza mengerucutkan bibirnya lalu mengejar Haikal dengan tenaga penuh.

"Yang Sampai duluan dapat hadiah!" Moza berlari meninggalkan Haikal yang kebingungan, hadiah apa? Pikir Haikal.

"Eh anjirt! Tungguin dulu woi!" Haikal mengejar Moza yang sudah berlari menjauh.

Beberapa menit kemudian Haikal terengah-engah saat sampai did pan pintu apartemen nya, ia menatap Moza yang masih bisa santai didepan pintu sambil melompat kecil dan tertawa.

"Katanya cape, tapi lu lari kayak sonic dongo, cape apaan begitu"

"Bukaaaa pintunya! Ayo ambil hadiah nya!" Ujarnya semangat, Haikal hanya menggeleng kecil lalu menekan pin apartemen nya dan membuka pintunya.

"Mana hadiah ku?" Tanya Moza sambil mengadahkan tangannya dihadapan Haikal, ia menatap Haikal penuh harap.

"Lu mau apa?"

"Mau Haikal!"

"Ayo kekamar" Moza membulat matanya, ia tidak percaya Haikal dengan mudahnya mengiyakan permintaan nya.

"Beneran boleh?"

"Iya boleh, gua botakin dulu ya?"

Semangat Moza tiba-tiba menghilang karena jawab asal-asalan dari Haikal, ia menatap Haikal kesal.

Haikal mendudukkan dirinya disofa sambil bersandar untuk menghilangkan rasa lelahnya akibat berlari tadi, Moza berjalan mendekati Haikal lalu mendudukkan dirinya dipangkuannya.

Tangan Haikal terangkat lalu menempatkan nya di pinggang ramping si manis dan mengelus nya lembut, Moza bersandar pada dada bidang Haikal lalu menggerutu pelan.

"Haikal Hadiah aku mana...? Aku kan Sampai lebih duluu~" ujarnya sedikit merengek, Haikal hanya tertawa geli, pemuda itu memejamkan matanya dengan tangan yang masih mengusap pinggang si manis.

"Emang mau apa? Jangan gua."

"Ya udah aku mau bibir Haikal" Haikal refleks mendorong dahi Moza dengan telunjuknya.

"Sama aja dongo, payah."

"Tapi aku mau ini" Moza mengetuk-ngetuk bibir Haikal dengan jarinya dan menatap Haikal penasaran.

"Moza mau rasain ini, Nana bilang bibir Haikal pasti enak.. Moza penasaran.."

"Mau banget?" Tanya Haikal dan diangguki oleh Moza, Moza mendekati wajah Haikal bibir  mereka hampir bersentuhan tapi tiba-tiba Haikal menatap kearah lain membuat si manis mencium sudut bibir nya.

"haikalll~" Moza merengek pelan saat ia gagal mendapatkan apa yang ia mau, Haikal tertawa kecil melihat Moza yang mereka.

Lalu ia memutar tubuh Moza hingga sepenuhnya menghadap dirinya didalam pangkuannya, Haikal meletakan tangan cantik itu dibahunya.

Pemuda Tan itu memiringkan kepalanya lalu menutup matanya dan menghapus jarak diantara mereka, moza bisa merasakan jantungnya berdetak kencang, apalagi saat tangan Haikal semakin turun lalu menarinya agar lebih dekat.

_

Yahahahah nungguin yaaa😈

Yahahahah nungguin yaaa😈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang