MWHPC 23 - 2

1.7K 104 27
                                    

"Minggir Moza!!!" Teriak Nana membuat Moza kaget, ia segera menyingkirkan dari depan pintu itu. Nana melempar tiga pisau secara bersamaan kearah pintu kamar Haikal hingga tertancap.

Hening... Tidak adalagi Isak tangis ataupun erangan dari tiga orang didalam kamar.

°°°

Di dalam kamar haikal dan jeno menjatuhkan dirinya disisi perempuan itu setelah pelepasan, Jeno yang terjatuh ditepi kasur menatap kearah pintu kamar haikal.

"Ah.. lu enak banget..gue-"

"Ugh.. Haikal diem kamu! Ini sakit tau! Kalian jahat banget" gerutu gadis itu sambil memukul lengan Haikal main-main.

"Tapi suka kan? Tadi lu desahnya kenceng banget.. keenakan itu" sahut Haikal sambil tertawa kecil, ia memeluk tubuh polos gadis itu dengan nyaman, mengabaikan Jeno yang terdiam.

Jeno segera bangun dari kasur Haikal dan mulai memakai pakaiannya, tidak lupa ia menyemprotkan parfum milik Haikal lalu berjalan mendekati pintu.

Haikal dan gadis itu masih berpelukan dengan nyaman keduanya tidur setelah bercinta dengan hebat, sedangkan Jeno, ia berusaha memfokuskan pendengarannya.

Dia menelan ludah nya dan perlahan membuka pintu kamar itu, tubuhnya mematung sempurna. Ada Moza dan Nana dengan tampilan sangat berantakan, wajah sembab, ruangan berantakan pecahan kaca dimana-mana, Jeno melirik tangan kedua pemuda manis itu yang meneteskan darah.

"N-nana..." Jeno jatuh bersimpuh lutut nya terasa lemas, ia menatap orang yang dicintainya terluka karena tingkahnya. Nana menatap Jeno dengan kecewa, ia kembali mengambil satu vas bunga kecil lalu di lempar ke hadapan Jeno, pecahan dari vas itu mengenai pipinya tapi Jeno hanya diam, menikmati rasa perih yang menimpa nya.

"Haikal mana..?" Lirih Moza, ia sudah terlalu lelah karena banyak menangis sebelumnya, ia menatap Jeno dengan kecewa sama seperti Nana.

Jeno tidak menjawab, rasanya dia tidak sanggup untuk mengungkapkan nya ia hanya diam bersimpuh didepan pecahan kaca yang dilemparkan Nana tadi.

"Nana kecewa sama Jeno..." Lirih nana berusaha menahan tangisannya.

"Sayang... i'm sorry...aku ga bermaksud bikin kamu kecewa... Maaf.." Jeno tidak berani menatap kearah pemuda manis itu ia tetap menundukkan pandangannya manatap pecahan kaca itu.

"Haikal dimana..?" Tanya Moza sekali lagi, dia berjongkok disamping Nana, saat Moza hendak menghampiri Jeno Nana langsung melarang nya agar tidak berdekatan dengan Jeno.

"Haikal..." Jeno menghentikan ucapan ia menolehkan kepalanya kedalam kamar saat kembali mendengar suara erangan, Jeno buru-buru bangkit dan kembali kedalam.

Nana segera pergi, tangan kecil Nana menarik lengan kurus Moza dan pergi dari apartemen itu.

Jeno berusaha menyadarkan haikal, ia memukul pelan kepala Haikal berkali-kali, tidak peduli jika Haikal merasakan kesakitan.

"Nghh.. ahh.. haikallhh ahh.. tangannya! Nakalhh..ahh.."

Gadis itu terus mendesah saat Haikal mengeluar-masukkan dua jarinya didalam gadis itu, Haikal tidak peduli dengan pukulan Jeno ia hanya fokus pada tangannya yang dijepit erat.

man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang