MWHPC 22

1.9K 183 46
                                    

MET maling jametqu 🥰

Jangan lupa vote and komen 😠 marah nih GUEEE

‼️ Typo, ngawur, maap ya eh lupaa😭✋🏻

Satu Minggu kemudian, untuk kesekian kalinya Haikal ingin menangis karena Moza terus  memberinya perintah, jika tidak dituruti maka Moza yang akan menangis sampai Haikal panik.

"Moza sumpah gue cape" haikal berdiri dengan satu kaki dan buku tebal berada di atas kepalanya, dia berdiri didepan Moza yang sedang duduk santai di sofa sambil memakan buah yang sebelumnya di potong kecil oleh Haikal.

Moza menatapnya cemberut lalu meletakkan garpu yang ia pegang kedalam mangkuk yang berisi buah segar, ia menyilang kedua tangannya.

"Ga mau tauuu! Haikal harus tetap begitu!!"

"Tapi capeee bego, lu aja nih yang berdiri gantian, gua juga mau buah!" Kesal haikal tapi kakinya masih tetap posisi yang sama.

"Ga boleh!"

Tok tok.

Haikal dan Moza menatap pintu apartemen bersamaan, Haikal menurunkan kakinya sambil mengambil buku yang ada dikepalanya.

"Bentar!" Haikal meletakkan buku itu diatas meja ruang tengah, dan berjalan mendekati pintu, lalu membuka nya perlahan.

"Haikall~" seorang perempuan cantik mencium pipinya tiba-tiba dan memeluknya erat, haikal terdiam sejenak lalu menunduk untuk melihat siapa yang memeluknya.

Detik berikutnya dia tersenyum kecil sambil membalas pelukannya dan mencium rambut perempuan itu, Moza yang melihat kejadian itu buru-buru berdiri dan menghampiri nya, ia menarik-narik baju Haikal.

"Haikal!! Lepassss!!" Moza menggigit bahu haikal, saat Haikal berusaha untuk melindungi perempuan itu.

"HAIKALLLL!!" perempuan itu sedikit mengintip siapa yang berani berteriak pada Haikal, ia melepaskan pelukannya lalu menatap Moza dengan bingung.

Merasa dia mendapatkan celah, Moza menarik Haikal dan mendorong nya kasar hingga Haikal terjatuh di atas sofa. Moza menatap gadis itu tak senang ia hampir menarik rambut cantik si perempuan tersebut, tapi Haikal langsung menarik Moza dan kembali memeluk perempuan kecil itu untuk melindungi nya dari amukan Moza.

Tangan kecil Moza terus berusaha meraih perempuan itu namun Haikal terus menghalangi nya, matanya mulai berair saat Haikal membentak nya keras.

"MOZA LO APA-APA SIH?! KASAR BANGET!!" marah haikal, ia mendorong bahu Moza hingga terhuyung ke belakang. Tubuh Moza mematung seketika, ia mengepalkan tangannya erat air matanya turun tanpa diperintah sambil menatap Haikal kesal.

"KAMU JAHATTT HAIKAL!!" Moza mendorong keduanya lalu berlari keluar apartemen, kini tubuh Haikal yang menegang ia tidak sengaja membentak mahkluk kecil itu hingga berlari pergi.

Sedangkan gadis  yang ada dipelukan Haikal terdiam bingung, ia mendongak menatap Haikal yang masih terdiam.

"Haikal..? Tadi siapa..?" Tanyanya bingung dan ragu.

"Cuma temen, Lu ga apa-apa kan? Kena cakar ga?" Tanya Haikal khawatir, ia mengecek lengan kecil gadis itu khawatir jika Moza mencakar nya. Karena Haikal merasakan bahunya digigit dan lengannya tercakar.

"Engga kok.. aku baik-baik saja" Haikal menghela nafasnya lega, mengetahui bahwa gadis itu baik-baik saja.

"Nah sekarang lu mau ngapain ke sini? Ga kasih kabar lagi" ujar haikal sedikit mengomel, gadis itu terkekeh kecil lalu mengalungkan kedua tangannya pada lekuk leher Haikal, dan Haikal merangkul pinggang ramping itu mesra.

"Aku mau kasih tau sesuatu~ bulan depan aku mau nikah!!" Ujarnya gadis itu dengan ceria, haikal tersenyum geli ia menggendong tubuh kecil gadis itu dan membawanya menuju sofa.

"Oh iya? Itu bagus.. sama pacar kamu kan?" Gadis itu tersenyum senang ia mengangguk semangat untuk menjawab pertanyaan Haikal.

"Ah ngomong-ngomong, tadi siapa Haikal? Kok dia kelihatan marah sama aku..?" Haikal memeluknya erat, gadis itu bergerak sedikit untuk mencari kenyamanan dipangkuan Haikal.

"Temen doang, kepo banget lu" Haikal menyisir rambut halus dan panjang si cantik dengan lembut, gadis itu mendengus kecil.

"Pasti pacar kamu ya? Kalo temen ga mungkin marah sih.. kalo dia pacar kamu, lucu banget.."

"Biasa aja, lucuan lu sih haha" gadis itu hanya memutar bola matanya malas, ia bersandar pada dada bidang Haikal dan memejamkan matanya, merasakan rasa ngantuk nya yang mulai datang karena elusan halus dari Haikal.

"Ye si anjir malah ketiduran" Haikal menggendong tubuh itu dan membawanya ke kamar tamu, lalu meletakkannya secara hati-hati.

_

"Nana.. Haikal ternyata ga sebaik yang aku kira.." kini pemuda manis itu menangis dalam pelukan temannya, dirumah Jeno.

Sedangkan si pemilik rumah memandang Moza dengan heran, Jeno dan Nana saling bertukar pandangan kemudian Nana mengangkat bahunya ia mengelus punggung kecil Moza.

"Ga apa-apa Moza namanya juga Haikal, kadang bakal brengsek juga kayak si Jeno, sifat mereka hampir sama sih, ya kan Jeno?" Yang ditanya hanya meringis kecil.

"Nana sayang.."

"Apa? Jeno kan brengsek juga, kamu kan sering bikin aku pusing sama itu tuh" Nana menunjuk ke area intim Jeno dengan bibirnya yang dimajukan.

"ih Nana tapi ini bedaaa, bukan tentang kontol" celetuk Moza sambil merebahkan tubuhku dengan kepala yang ada dipangkuan Nana, Jeno bangkit dari sana dan pergi ke dapur. Pusing juga lama-lama bereng tuh dua bocil.

"Terus tentang apa?"

"Tadi haikall cium cewek!! Genit banget, ceweknya juga cium-cium Haikal! Terus aku marahin ceweknya tapi aku dibentak... Kaget.. sakit hati.." Jeno yang mendengar nya ikut kaget ia tidak sengaja menyembur air yang sedang diminum.

Jeno memunculkan kepalanya dari arah dapur kearah ruang tamu, "lu serius Moza??! Haikal bawa cewek?????" Kaget Jeno.

"Iyaaaa jenoo!! Kamu tuli ya?!"

"Wah ga bener nih.. lu tunggu disini deh, gua yang urus, gua ke apartemen dia ya jangan nakal lu berdua!" Jeno buru-buru mengambil jaket dan langsung berlari keluar rumah untuk melihat keadaan Haikal di apartemen.

_

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang