MWHPC 19

2.5K 177 65
                                    

⚠️ typo, ngawur BANGET!!, 🔞.

Pemuda Tan itu memiringkan kepalanya lalu menutup matanya dan menghapus jarak diantara mereka, moza bisa merasakan jantungnya berdetak kencang, apalagi saat tangan Haikal semakin turun lalu menariknya agar lebih dekat.

Haikal menariknya lebih dekat, bibirnya menemukan bibir moza dalam ciuman yang lembut. Bibirnya bergerak semakin menempel ke bibir milik si manis, perlahan dan lembut, lidahnya menelusuri lembut kontur bibir cantik itu dengan lembut, meminta izin untuk masuk.

Perlahan-lahan haikal memperdalam ciumannya, lidahnya menjelajahi manisnya mulut itu. Tangannya bergerak turun ke pinggul si cantik, dengan lembut menariknya semakin dekat hingga suasana menjadi sangat intim.

Perlahan dia menggerakkan tangannya ke bawah baju yang Moza kenakan, jari-jarinya dengan lembut menelusuri kulit halus itu, merasakan kelembutan dan kehangatan tubuh halus moza. Dia tidak bisa berpikir dengan baik lagi, pikirannya sepenuhnya dipenuhi oleh si menyebalkan moza, betapa dia sangat ingin mengklaim si cantik saat ini juga.

"Nghhh.."

Haikal mencengkram erat pinggang Moza lalu tangan lainnya memegang kepala belakang Moza dan sedikit menekannya untuk memperdalam ciuman mereka.

Moza menepuk bahu Haikal beberapa kali saat pernafasan mulai menipis, Haikal melepaskan ciumannya ia menatap moza lalu memberikan kecupan manis dibibir itu.

"Udah puas?" Tanya Haikal, Moza menyandarkan kepalanya pada dada bidang Haikal kemudian menutup matanya, Haikal terkekeh kecil ia mengelus kepalanya lembut.

"Mau lagi ga?" Moza menggeleng kecil, ia masih berusaha mengatur nafasnya, hal itu membuat Haikal semakin tertawa.

"Padahal aku mau makan ayam lagi" Moza mengerutkan keningnya, ia sedikit mendongak untuk menatap haikal dengan bingung.

"Ayam?" Haikal mengangguk kecil saat Moza mengulangi ucapnya, ia mengelus kepala itu penuh kasih sayang.

"Iya ayam, mulut kamu rasa ayam goreng yang tadi"

"Haikal!!" Haikal tertawa puas ia merasakan Moza memukul nya main-main, membuat pemuda Tan itu semakin tertawa apalagi saat melihat wajah mungil Moza yang memerah antara malu dan kesal.

"Eh tadi kamu panggil aku apa?" Tanya Moza saat menyadari sesuatu yang berbeda dari cara Haikal berbicara padanya, tidak ada lagi nada yang menjengkelkan seperti sebelumnya, yang ada hanya nada lembut, halus, perhatian dan kasih sayang.

"Hm? Kenapa sama aku?" Haikal menunjuk dirinya sendiri, lalu tangannya terangkat untuk menangkup wajah manis itu.

Haikal mencuri satu kecupan manis dibibir yang menggoda itu, membuat sang empu protes dengan lucu.

"Haikal!! Jangan cium terus!"

"Kenapa sih? Ga boleh?" Tantang Haikal remeh, ia memberikan tatapan yang menyebalkan untuk menggoda si manis yang masih duduk dipangkuannya.

"Boleh, tapi katanya bibir aku bau ayam goreng?" Sifat polos Moza membuat Haikal semakin menginginkannya, sepertinya anak itu tidak sadar jika dia tengah dalam bahaya.

Haikal menjatuhkan kepalanya diatas bahu Moza lalu menghirup aroma manis dari tubuh Moza, wangi itu membuatnya candu ia semakin menghirupnya aroma manis yang sangat memabukkan itu.

Moza sedikit merinding saat merasakan bahunya dijilat dan dihisap oleh Haikal, ia mendongakkan kepalanya tangannya meremas rambut belakang pemuda Tan itu, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru ia rasakan.

"Mmnhh..Haikal.. j-jangan digigit..ahh!" Haikal mendengar itu dengan sengaja' ia menggigit nya hingga meninggalkan bekas kemerahan.

Haikal menariknya hingga Moza menduduki area sensitifnya, moza membulat matanya dia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dibawahnya.

man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang