MWHPC 17

1.8K 180 115
                                    

Aku datang~ masih ada yang nungguin cerita ini ga?

‼️Typo, ngawur.

Jangan lupa vote and komen.

Pada sore harinya hujan mulai mereda, Moza bangun lebih awal dibandingkan dengan Haikal. Kucing cantik itu mengedipkan matanya beberapa kali untuk menerima cahaya yang masuk.

Ia menatap Haikal yang masih memeluknya entah pemuda itu sadar atau tidak, ia turun dari atas badan Haikal dan segera melompat turun dari tempat tidur.

Moza berjalan keluar dan melangkah pergi keruang tengah, ia menatap bingung kenapa ada orang asing yang menangis dipelukan papinya Haikal dan Haidar.

Moza berjalan melangkahkan kaki menggemaskannya itu mendekat kearah Haidar, dan segera melompat kepangkuan bocah itu.

"Eh meng.. udah bangun" ujar Haidar pelan saat Moza duduk dipangkuannya.

"Haidar tolong panggilkan kakakmu. Sekarang." Haidar mengangguk patuh, ia menurunkan Moza dari pangkuannya dan segera berlari kecil menuju kamar kakaknya.

Kucing itu menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang sedang dipeluk Ten, beberapa menit kemudian Haidar kembali dengan Haikal berjalan dibelakangnya yang masih linglung.

"Hm? Kenapa?" Tanyanya masih mengantuk, tapi rasa ngantuk itu hilang begitu saja saat seseorang memeluknya erat membuat Haikal hampir kehilangan keseimbangannya.

Haikal membelalakkan matanya terkejut, ia buru-buru menahan sesuatu yang masuk kedalam pelukannya.

Pemuda itu menunduk untuk melihat siapa yang memeluknya, setelah sadar siapa yang memeluknya ia segera melepaskannya.

"Ngapain kesini?!" Kesal Haikal sambil menatap wajah sembab gadis itu.

"HAIKAL! PAPI GA PERNAH AJARIN KAMU KASAR SAMA PEREMPUAN!" Haikal terkejut saat mendengar bentakan dari Ten, ia menatap Ten.

"Papi..?" Haidar menatap takut kearah mereka, anak itu memeluk kucingnya untuk meredakan rasa takutnya.

Plak!

Haidar memejamkan matanya, lalu ia membuka matanya perlahan menatap kakaknya yang masih tak berkutik.

"Kurang ajar kamu kak! Papi ga pernah ajarin kamu buat jadi cowok brengsek!"

"Maksudnya?" Haikal menatap Ten tak percaya, ia mengelus pipinya yang terasa panas karena tamparan keras dari Ten.

"A-aku hamil Haikal" Haikal menatap gadis itu tajam, sekarang ia paham situasi ini.

"Maksud lu? Jangan bikin berita kurang ajar sialan." Kesal Haikal.

Untuk kedua kalinya, Haikal mendapatkan tamparan keras dari ten, papinya itu segera melempar semua bukti yang diberikan gadis itu padanya kehadapan Haikal.

Haikal mematung, ia menggelengkan kepalanya lalu menatap papinya.

"Itu bukan anakku"

"ITU ANAK KAMU HAIKAL! SEMUA BUKTI UDAH ADA! Papi malu punya kamu kak.." hati Haikal terasa hancur seketika, ia menatap ten dengan tatapan tak percaya.

"Malu...?"

Hening.. haidar merasakan hatinya sakit mendengar ucapan papinya, ia tidak menyangka bahwa papinya akan mengucapkan kalimat sederhana namun sangat menyakitkan seperti itu.

"I-ini anak kamu Haikal" ujarnya sambil mengelus perutnya yang mulai membesar, Haikal menatapnya dengan dahi yang dikerutkan.

"Apa si anjing, gua ga pernah sentuh Lu. Gua ga pernah cium lu. Selama pacaran gua cuma peluk lu sama pat-pat kepala lu ya. Ga usah lebih-lebihin kalo lu hamil. Lagian orang gila mana yang kepalanya dielus langsung hamil. Gila ya lu?!" Kesal haikal.

"Papi percaya sama dia kan? Nah nikahin dia sama Haidar aja tuh"

Haidar yang namanya terbawa mematung seketika, ia menatap tak percaya kearah kakaknya yang baru saja pergi meninggalkan rumah.

Pintu utama tertutup kembali setelah Haikal keluar dari rumah, anak itu pergi dan Moza segera mengejarnya.

"Jadi yang bener yang mana Gisel? Kamu atau anak saya?!"

"A-aku.. S-semua buktinya u-udah aku kasih.." gugupnya, rasa takutnya kini melanda, tangannya sedikit gemetar, ia tidak berani menatap ibu dari mantan pacarnya.

Ten kembali memunguti beberapa berkas dan foto yang tadi dilemparkannya, ia membaca semua berkas itu.

"Ini beneran Haikal..." Lirih Ten saat kembali melihat foto itu, ia menatap sedih karena merasa kecewa pada anak sulungnya.

_

"ih Haikal! Tunggu jalannya jangan cepet-cepet! Kaki aku cape!" Keluh Moza yang berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan langkah besar Haikal.

"Ck. Pulang sana"

"Ga mau! Aku mau ikut kamu" jawabnya keras kepala, ia terus berlari kecil mengejar Haikal yang sudah cukup jauh.

Beberapa menit kemudian Haikal tidak lagi mendengar ocehan kecil dari belakang, ia menghentakkan langkahnya dan berbalik, kemudian ia tersenyum tipis.

Ia melihat Moza yang masih tertinggal jauh,  bahkan pria manis itu terus menggerutu tak terima karena ditinggal. Moza terus berjalan sambil menundukkan kepalanya, Sampai ia tidak sadar bahwa ada Haikal yang berdiri didepannya.

"Aduh!"

Haikal terkekeh kecil saat Moza menabrak tubuhnya, ia sedikit menunduk menatap Moza dan Moza juga melakukan hal yang sama. Ia mendongak menatap wajah haikal.

"Cape?"

"Iyalah! Pake tanya! Tanggung jawab! Aku cape, aku hausss!" Ujarnya sedikit merengek.

"Itu resikonya, tadi kan gua udah suruh lu buat pulang, tapi lu ga mau" ledek Haikal. Haikal kembali melanjutkan perjalanan entah kemana kaki itu akan membawanya.

_

TBC

Halo~ hehe maap ya baru apdet lagi, otakku lagi macet banget kalo cerita ini jadi ya begini agak ngawur gimna gitu🧎🏻minta maap diatas haechan..

Btw aku apdetnya nunggu vote 100 sama komen 100 aja ah mulai sekarang wkwkwk

Jangan lupa voteeeeee.

man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang