MWHPC 9

2K 183 16
                                    

Vote and komen nyaaaaaaaaaaaaaa

‼️Typo, ngawur, kinda 🔞

***

3 bulan berlalu begitu cepat, Ten menatap sekeliling ruangan keluarga yang terlihat sangat sepi, sudah satu minggu Haikal tidak lagi tinggal dirumah itu. Anak itu memutuskan untuk tinggal di apartemen yang dibelikan Johnny beberapa hari setelah dia berulang tahun.

"Aku pulang" Ten yang sedari tadi melamun kini tersenyum saat melihat anak bungsunya telah pulang dari sekolahnya.

"Akhirnya kamu pulang, sini sayang" Haidar menghampiri Ten yang sedang bersantai diruang tengah, ia duduk disamping orang tuanya, Ten mengelus kepala anaknya saat Haidar bersandar padanya.

"Papi.. kakak ga mau tinggal disini aja? Adek sedih ga punya temen lagi dirumah" ujar Haidar lesu.

"Kasian anak papi.." Haidar mengangguk, dia menatap papinya dengan wajah tidak bersemangat.

"Aku sedih ga punya temen lagi.. Moza lebih pilih kakak dibanding pilih aku" ujarnya cemberut.

"Besok kita ke apartemen kakak, buat ambil Moza ya? Kita bawa pulang Moza nya" ujar Ten agar anak nya tidak sedih.

"Moza ga mau sama aku.. dia mau sama kakak"

_

Di Apartemen

"Diem Moza." Sedari tadi Haikal terus diganggu oleh pria manis itu, saat dirinya mengerjakan tugas kuliahnya.

"Anjing, Moza lo-" Haikal menundukkan pandangan untuk menatap Moza yang memang ada ditengah-tengah kakinya, tangan kecil itu dengan nakalnya menyentuh titik sensitifnya.

Moza mendongak menatap Haikal dengan wajah polosnya, Haikal mendesis pelan saat tangan itu mengusap sensual titik sensitifnya.

"Sialan. Lo berapa lama ah! Main sama Nana?!" Haikal kaget saat bagian selatan nya diremas begitu saja.

"Dua bulan" jawabnya ceria, dia pun bangun dari posisinya dan beralih duduk dipangkuan Haikal.

"Udah gue bilang jangan main sama nana sialan. Anjing!" Tangan besar Haikal menahan tubuh Moza yang terus bergerak dipangkuannya, anak itu sangat sengaja menggoda pemuda tan itu.

"Aku kucing! Bukan anjing" protes nya lucu.

"Kelakuan lo kayak anjing!" Sahut Haikal.

"Mmnhh.. haikalhh"

"Lo-" dengan kesadaran yang masih utuh, Haikal menggendong tubuh yang lebih kecil itu dan segera meleparnya keatas kasur dengan pelan.

"Jangan ganggu gue! Gue lagi sibuk" ujarnya ketus, untung imannya tebal.

Moza kembali turun dari kasur Haikal dan kembali duduk dipangkuan pemuda itu, Haikal menggeram rendah saat Moza kembali menjatuhkan tubuh sintalnya.

Moza duduk menghadap haikal, dia mengalungkan tangannya pada leher haikal.

"Anjing! Pokoknya lo anjing. Lo bukan kucing, tapi lo anjing" Haikal menatap wajah yang sok polos itu, ingin sekali Haikal melempar moza dari lantai apartemen yang ia tinggali ini. Tapi takut nanti Haidar marah padanya.

"Minggir lo, Lo kalo birahi jangan sama gue. Gue masih waras sialan" geram haikal.

"Tapi tadi kamu ngedesah" dia terus berusaha mencium bibir tebal milik Haikal, dan Haikal terus menghindarinya.

"Mana ada anjing!" Bantah Haikal.

"Ayo kita ngewe! Aku penasaran" mata cerah milik Moza bertemu dengan mata tajam milik Haikal.

"EMANG ANJING LO MOZA"

_

"Ahh! Mmnhh.. haik-ah! mauH haikalhh ahh-" 

Moza terus menggeliat diatas kasur haikal, dan Haikal menatap Moza dengan seringai kecil.

Drttt- drtt-

Ia menoleh saat teleponnya berdering, Haikal mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menelepon nya.

"Jangan berisik, pacar gue telepon!" Perintah nya, sedangkan Moza terus menggeleng dia masih mendesah saat benda yang tadi Haikal pasukan kedalam tubuhnya terus bergetar dengan kecepatan tinggi.

Haikal berjalan kearah balkon untuk menghindari suara desahan lirih yang terus muncul dari bibir tipis Moza, dia takut pacarnya berpikiran negatif tentangnya.

"Iya sayang?" Sahut Haikal saat gisel mengucapkan halo untuk awalan percakapan.

"Kamu lagi sibuk ga?"

"Engga, kamu dimana? Aku jemput." Haikal udah sudah hafal, jika gisel bertanya bertanya seperti itu, tandanya gadis itu minta dijemput.

"Aku di supermarket Deket kampus.. maaf ngerepotin kamu"

"Jangan kemana-mana. Aku kesana" Haikal mematikan telepon itu sepihak, dia kembali masuk kedalam kamar nya.

Haikal mengambil jaketnya, lalu ia melirik Moza yang masih mendesah memanggil namanya. Tubuh seputih susu itu terus menggeliat diatas kasurnya.

Dia berjalan mendekati moza, tangan mengambil vibrator yang tertanam di dalam hole cantik milik kucing itu.

"Nghh~" Moza bernafas lega saat benda itu tercabut, tapi ia masih mau merasakan yang lebih dari itu, jadi dia memutuskan untuk menarik tangan haikal hingga pemuda itu kehilangan keseimbangannya. Beruntung haikal masih bisa menahan tubuhnya agar tidak menimpa tubuh kecil Moza.

"Aku mau kamu" moza menatap Haikal dengan sayu, tangan cantik itu ia kalungkan pada leher haikal.

"Gue yang ga mau sama lo" jawab haikal dengan tajam, Moza terkekeh kecil mendengar jawaban haikal.

"Kamu ganteng banget kalo diliat dari bawah gini~" ujarnya dengan nada menggoda.

Drtt- drttt-

Haikal melepaskan dirinya dengan cepat saat mendengar telepon nya kembali berbunyi, dia menatap Moza dengan tajam.

"Besok lo gue anterin kerumah, lo tinggal sama haidar aja." Ujarnya, ia segera keluar dari kamar meninggalkan moza sendirian.

"Ish! Aku harus ketemu nana, siapa tau dia punya cara buat singkirin pacarnya haikal" moza menatap tubuhnya yang sudah lengket, tapi dia tidak mau mandi jadi dia memutuskan untuk bersembunyi dibalik selimut hangat milik haikal.







_

TBC

Dikit dulu ya gaes~

Nanti kalo guwe udah ngetik lagi terus selesai langsung guwe apdet 🫰🏻 btw maap ya kalo ceritanya makin ngawur 🥹.

man with his pretty cat [ Dongmark ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang