01🦋~Butterfly~

709 123 77
                                    

Jangan plagiat Tuhan maha melihat
bijak-bijak lah dalam menggunakan
sosial media apalagi mengcopy paste
karya seseorang.

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Senna Vania Aylara gadis pintar, cantik dan bertubuh tinggi, ia adalah seorang pluviophile. Bagi Senna hujan itu identik dengan kesunyian, ketenangan dan kedamaian. Senna memperhatikan hujan di dalam kelas. Kelas yang sangat berisik seperti pasar yang sedang ada diskon besar-besaran. Senna bangkit dari kursi hendak pergi meninggalkan kelas itu, kemudian ia berjalan menuju gazebo yang tak jauh dari kelasnya. Senna Manarik nafas panjang dan membung nafasnya perlahan-lahan mencium aroma tanah yang baru tersiram air.

Senna berjalan melewati rintikan hujan di siang hari, ia tersenyum manis betapa inginya bermain hujan-hujanan. Lalu Senna berteduh di gazebo sambil memandangi hujan dan menjauhi kebisingan di dalam kelas.

"Lagi hujan yang deras," monolog Senna sambil memandangi langit yang gelap.

"WOY KM!" teriak Marven di depan kelas.

Senna menoleh kearah Marven. "LO DISURUH KE RUANG GURU."

Senna kembali menerobosi hujan menghampiri Marven. "Suruh siapa?"

"Bu Hani, sayang," bisik Marven. "Mau aku temani enggak?" Lanjutnya.

Senna menggelengkan kepalanya kemudian berjalan santai menelusuri koridor sekolah. Gadis itu terlihat cuek ia terus berjalan melewati gerombolan siswa yang sedang bersantai di koridor.

"Sen?" Panggil Syahrul.

Senna menghentikan langkahnya. "Bilangin ke Bu Hani, gue nyusul tugasnya," jelas Syahrul. Senna hanya menganggukan kepalanya lalu kembali berjalan. Senna mengingat sesuatu tentang apa yang ia harus beli namun belum ada uang nya, ia mempunyai ide yang sangat bagus, kemudian gadis itu membalikkan badannya.

"Rul?" Panggil Senna.

Syahrul kembali melangkah mendekati Senna. "Yoi!"

"Tugas lo kapan mau di kasihnya? Bentar lagi lulus, jangan sampai lo engga lulus gara-gara males ngerjain tugas!" Oceh Senna.

"Gue males banget ngerjain!" Jawab Syahrul memasang wajah males.

"Gimana kalau Gue ngerjain tugas lo, terus bayar gue seratus ribu per buku?" Ide Senna.

Tanpa berfikir panjang Syahrul langsung menjawab dengan antusias. "Gue setuju!"

"Oke!" Ucap Senna.

Senna kembali berjalan santai menuju ruang guru, ia tersenyum manis. Syahrul kembali bergabung dengan teman-temannya yang berada di koridor sekolah, mereka memperhatikan ekspresi Syahrul yang tampak berbeda dari biasanya.

"Lo kesambet?" Tanya Aldi. Syahrul menepis tangan laki-laki itu.

"Tugas gue mau di kerjain sama si Senna," ucap Syahrul.

"Serius? Emang dia engga takut kalau nilainya jelek? Secara dia ketua kelas, lo punya hubungan apa sama si Senna?" Tanya Angga.

"Tapi engga gratis, harus bayar," jelas Syahrul menyentil dahi Angga.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang