37🦋~Butterfly~

53 33 23
                                    

Jangan plagiat Tuhan maha melihat
bijak-bijak lah dalam menggunakan
sosial media apalagi mengcopy paste
karya seseorang.

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Di bagian tengah ruangan, tampak Alvaro yang tengah duduk di kursi saksi. Dan di bagian kiri ruangan, terdapat 3 kursi dan 1 meja yang menyamping. 2 kursi di antaranya di duduki oleh penasihat hukum, tentu saja Rian duduk di kursi terdakwa dan di dampingi pengacaranya bernama Leonardo Giovanni pengacara mafia ia adalah keturunan bangsa Indonesia dan Italia.

Senna memeluk tubuh Riyah supaya wanita itu tetap tegar gadis itu yakin bahwa Rian akan segera di bebaskan karena laki-laki itu tidak bersalah.

"Saksi di persilahkan untuk berbicara," ucap hakim ketua. Alvaro yang duduk di kursi saksi mendekati sebuah mikrofon yang ada di depannya.

"Baik perkenalkan nama saya Alvaro Maldani, saya akan bersaksi sebagai palapor atas kasus percobaan pembunuhan terhadap saya, dari saudara Rian," Alvaro memulai bersaksi.

Brakk

Rian menggebrak meja membuat semua orang terkejut. "Tenang," ucap Leonardo agar Rian mampu menahan emosi kemudian laki-laki itu kembali duduk.

"Terdakwa hampir membunuh saya kemarin malam di depan gedung apartemen pada jam delapan malam," jelas Alvaro.

"Sinting," gumam Syahrul kesal dengan penjelasan Alvaro.

"Dan ini semua buktinya," ucap Alvaro menunjuk wajahnya yang babak belur.

"Anjir gila cuma babak belur doang sampe segitu nya," gumam Kevin.

"Backingan dia bapak nya," jawab Ibran.

"Saya harap terdakwa bisa di hukum seberat-beratnya," ucap Alvaro sambil tersenyum licik.

Hakim ketua tengah berbisik pada jaksa  kemudian jaksa itu mengangguk paham. "Baik," ucap hakim ketua tersebut menoleh pada Rian. "Kita dengarkan dulu penjelasan dari pengacara terdakwa," lanjutnya.

Leonardo dengan gagahnya berdiri berjalan lalu berhenti di tengah-tengah ruangan persidangan. "Semua itu hanya manipulatif," ucap Leonardo kemudian menghidupkan layar dan memperlihatkan cctv bahwa Alvaro tengah menggendong seorang gadis yaitu Senna ke dalam apartemen. Leonardo membesarkan layar yang menunjukkan Senna tengah jatuh pingsan.

Membuat semua orang terkejut menutup mulut tak percaya. "Sial!" Umpat Alvaro.

"Anda lihat, laki-laki itu melakukan percobaan penculikan dan pelecehan terhadap saudari Senna Aylara," ucap Leonardo. Semua mata terkejut mendengar penjelasan yang di katakan Leonardo. Begitupun dengan Rian, Ibran Kevin, Syahrul mengetahui fakta bahwa Sahabatnya telah di lecehkan.

"Maksudnya?" Tanya jaksa tersebut. Sedari awal mereka sudah berkerjasama dengan Andre sang perwira tinggi yang tak lain adalah ayah Alvaro.

Leonardo tersenyum smirk pada Alvaro. Kemudian ia memperlihatkan sebuah foto dimana Senna tengah di perkosa oleh Alvaro. Malam itu yah malam itu Senna hampir bunuh diri setelah kejadian itu. Alvaro menoleh pada Senna dengan tatapan tajam. "Negara yang hanya melihat kekuasaan dan sogokan akan jadi seperti apa nantinya?" Tegas Leonardo membuat semua orang terpukau betapa beraninya hingga membuat jaksa dan hakim ketua terdiam. "Sudah terbuktikan bahwa saudara Rian tidak melakukan kesalahan apapun, dia hanya menolong seseorang dari perlakuan bejad oleh saudara Alvaro Maldani!"

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang