#KostDiary : Blaze + Frostfire Nasution

124 29 1
                                    

Hari ini pelajaran Bahasa Indonesia.

"Hari ini, tema mengarang kalian adalah: Keluarga!" ujar seorang wanita berumur kisaran 40 tahunan sambil berjalan mengitari kelas XI, tepat dimana Blaze dan Ice menetap. Wanita itu tersenyum menatap semua anak muridnya. Kecuali satu. Biang kerok kemarahan guru-guru: Blaze Nasution si Murid pindahan yang belum sehari saja sudah bikin onar.

Blaze yang mendengar perkataan itu langsung mendengus kesal. Bola matanya langsung melirik kearah guru yang sedang mengajar dengan malas, "Ngapain dah bikin tema karangan harus ambil yang beginian? Bikin capek."

Blaze pun bangkit dari kursinya, kemudian cabut dari kelas tanpa memperdulikan guru yang sedang mengajar itu. Ia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Itu Bu Zila. Guru Bahasa Indonesia yang hobi sekali memberi tugas karangan itu langsung mengejar Blaze dan mulai mengintrogasinya. Mengapa dia tidak punya sopan santun seperti itu? Padahal, Frostfire kembarannya mungkin sudah rada bertobat.

Ice yang sedaritadi melihat keanehan Blaze, langsung menyelinap keluar. Auranya yang tak terlihay sangat menguntungkan. Ice juga sudah menghubungi adiknya Blaze, yaitu Frostfire. Frostfire sepertinya lebih tau apa yang terjadi pada Blaze. Mereka berdua berencana untuk menguntit Blaze sebelum pria itu membuat onar lagi disekolah.

"Jadi.. itu sebabnya dia selalu cari perhatian dan bikin onar dimana-mana?" bisik Ice ditelinga Frostfire. Pria yang ternyata adiknya Blaze itupun mengangguk. Mereka berdua saat ini sedang mengintip Blaze yang tengah duduk di kursi taman belakang sekolah, tepatnya mereka mengintip dibalik semak-semak. Jarang sekali Blaze seperti ini. Kali ini Dia-Blaze terlihat sangat lelah, dan tidak seperti biasanya. Seperti ada yang dia sembunyikan dari orang-orang.

***

Apakah sampah sepertiku bisa bertahan hidup?
Saat ini, perasaanku sangat hancur.
Aku merasa, aku tak bahagia dan aku juga merasa kalau rumah ini bukanlah tempatku pulang.
Aku tak pernah bahagia. Namun, aku masih menyayangi Frosty.
Aku bahkan tak tahu. Apakah dua orang ini bisa memahami sifatku?
Tuhan, jika aku bisa bunuh diri itu diperbolehkan, aku lebih memilih untuk mati ketimbang harus hidup seperti ini.
- Davidson Blaze Saputra -

"Dasar Anak tidak berguna!" bentak seorang wanita dengan nada tinggi, ia memukul Blaze kecil dengan tali pinggang. Blaze kecil berusaha untuk tidak menangis, tapi tidak berhasil. Tangis Blaze pecah.

"Maksud Mama apaan ngomong kayak gitu?!" teriak Frostfire sambil menarik Blaze pergi. Blaze sudah mati rasa, luka-luka ditubuhnya yang belum sempat mengering akibat sabetan benda tajam kembali mengeluarkan darah. Blaze masih berusaha tersenyum kepada Frostfire. Dia masih terus mencoba mengisyarakatkan bahwa ia tak apa-apa. "Blaze memang anak angkat, tapi dia berhak hidup!"

Wanita itu melirik kearah Frostfire, "Oh Frosty sayang. Kalau bukan karena Papa kamu, anak ingusan ini sudah pasti mati kelaparan di dijalanan sana! Lagi pula, dia ini juga ibaratnta hanya serangga yang menumpang tinggal dan menghabiskan beras kita kan? Dia hanya numpang dan menuh-menuhin daftar warisan Papa kalian yang sedang sakaratul maut. Hahaha, Sebentar lagi, semua warisan keluarga kalian akan menjadi milik kita, Frosty. Akhirnya Mama bisa lepas dari kewajiban hahaha!"

"Kau lebih cocok dipanggil wanita Iblis dibanding seorang Mama, " ucap Frostfire keras, lalu diiringi tamparan keras dari wanita itu. Blaze hanya bisa terdiam.

Frostfire langsung menarik Kakaknya, Blaze. Lalu berlari bersama dan mengunci diri di kamar. Menghidupkan radio dengan volume tinggi, dan kemudian suaranya menjadi sangat keras. Mereka berdua berteriak. Syukurlah wanita egois itu tidak mendengar mereka berdua berteriak

"Abang nggak apa-apa?" tanya Frostfire sambil menyeka airmatanya, lalu mengobati luka-luka yang ada ditubuh Blaze. Blaze hanya tersenyum. Orang-orang tidak tahu bagaimana rasanya tersakiti, merasa kehilangan, ditinggalkan dalam kegelapan, dan semakin didorong saat kita terjatuh. Semua telah berada diambang kehancuran dan tidak ada seorang pun di sana untuk menyelamatkan dirinya.

[ Collab ] Ramadhan: Di Kost Ganteng [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang