Write by : kepikungu
Hai namaku Gentar Petir Lubis biasa dipanggil Gentar, orang batak ni Laeku. Aku aturannya masih kelas 10 macam si Thorn sama Solar. Cuma ya KECEPETAN. Alasan aku tinggal di Kost Ganteng itu mudah saja karena aku ingin mencari teman, dan ya emang rumahku itu jauh. Kenapa begitu? Mungkin kalian lihat aku banyak kawan + join sama Trio Buat Ulah yakan. Nah, aku nak cerita. Btw aku insomnia anjir. Kawankanlah aku weh!
***
Disebuah rumah yang cukup mewah dan megah, serta didominasi warna merah keemasan yang dihuni oleh keluarga Petir Lubis. Walaupun megah rumah ini selalu saja sunyi dan belum pernah rasanya mendengar canda tawa dirumah ini.
Didalam rumah yang sunyi itu terdapat sesosok anak kecil kira-kira umurnya sudah 6 tahunan lah namanya ialah Gentar dia sedang melamun di teras jendela sesekali melihat ke atas pohon yang terdapat seorang induk burung yang sedang memberi makan anaknya. Atau tidak sesekali melihat ke bawah. Atau tidak sesekali melihat ke bawah tempat dimana para anak anak sedang bermain.
"Enak ya kayaknya, kalau punya teman..." Begitulah isi pikiran Gentar yang selalu dikirung dirumahnya seperti burung yang dikurung didalam sangkar oleh majikannya.
Rasanya seperti hampa dalam dunia ini tidak bisa rasanya tersenyum, tertawa dan bahagia, bermain dengan teman. Itu sangat sulit baginya untuk mendapatkannya orang tuanya tidak memperbolehkannya untuk berteman. Gentar tidak mendapatkan pendidikan formal. Dia selalu belajar home schooling dirumah dan dikekang selalu mendapat nilai yang sempurna. Gentar homeschooling karena memiliki kelainan penyakit liver bawaan sejak lahir.
***
Malam pun tiba, Ibu dan Ayah Gentar telah pulang dari tempat kerjanya, Gentar datang menghampiri mereka berdua dengan membawa sebuah gambar buatan tangan dan hasil karyanya sendiri. disana terdapat Ibu, Ayah, dan Gentar yang sedang diam. Dingin, dan membisu. Tiada canda tawa ada diruangan ini.
"Ibu, Ayah, Gentar mau seperti ini, punya keluarga cemara kayak gini boleh kan?" Ucap Gentar tersenyum ala-ala bocah meminta mainan.
Tiba tiba Ayah Gentar datang dan mengambil kertas yang tadi digambar gentar, dia menyobek kertas itu menjadi serpihan serpihan kertas kecil lalu membuangnya ke tempat sampah.
"Gentar, didunia ini tidak ada yang namanya kebahagian kau harus tau itu daripada memikirkan hal yang tidak berguna seperti itu lebih baik kau belajar!" Ucap Ayah Gentar dengan nada dinginnya.
"Ayah dan Ibu ingin kamu jadi Dokter, Gentar. Gak perlu kamu ngiming-ngiming pengen punya teman kek, keluarga cemara kek. Ayah dan Ibu nggak butuh itu semua. Yang terpenting itu nilaimu!" Ucap Ibu Gentar penuh penekanan, “Biaya pengobatanmu itu sudah mahal. Kamu harus membalas jasa ayah dan Ibumu. Kau mengerti?"
Gentar hanya menggangguk tanda paham, Gentar kecil yang masih syok atas kejadian yang menimpanya baru saja dia lalu berlari menuju kekamarnya. Di kamar dia menangis dalam diam, sesekali dia akan mengeluh dan menyakiti dirinya sendiri. Rasa sakit di dadanya kembali menggerogoti tubuhnya.
"Hiks.. hiks.. Ayah, Ibu.. kenapa kalian selalu mengekang Gentar.. Gentar ingin bebas. Gentar ingin merasakan kesenangan.. Kenapa tidak boleh.. hiks.. hiks..," keluh Gentar sedih.
***
Pagi harinya karena ketiduran sehabis menangis gentar lupa jika ada ulangan matematika.
"Aduhh bagaimana ini aku belum belajar" ucap Gentar Khawatir, bagaimana dengan nilai ulangannya nanti.
Alhasil Gentar pasrah dengan keadaan dan menjawab soalan matematika itu secara awur, meskipun homeschooling Gentar juga mengikuti Kurikulum Nasional. Dan saat nilai diberikan, Gentar tiba-tiba saja tubuhnya gemetar. Alhasil Gentar pasrah dengan keadaan dan menjawab soalan matematika itu secara awur, Dan saat nilai diberikan tubuhnya menegang hebat takut, khawatir, trauma menjadi satu dalam tubuhnya gemetaran karena nilai dan ancaman orang tua dia sangat takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Collab ] Ramadhan: Di Kost Ganteng [✅]
Teen FictionBoboiboy FanFiction Project by Remi, Bila, Thia, Arsya, Ara Kost Ganteng, Menceritakan tentang kepindahan Frost dan Blaze dari Medan ke sekolah baru yang terletak di Jakarta. Mereka yang notabenenya baru kena dropout harus membiasakan hidup dirantau...