#KostDiary : Supra Junaedi

111 23 2
                                    

Write by nblelsyart

Muhammad Supra Junaedi. Panggilannya Supra. Bukan Juned.

Dia itu sebenarnya adalah anak yang memiliki potensi jika kepintarannya diasah. Tetapi dibalik itu semua, Supra menyembunyikan suatu rahasia dari kita. Baik para readers maupun rekan-rekannya yang ada di kost-kostan.

Sore yang hangat di kota Jakarta, Frostfire dan Supra baru selesai belajar bersama di Perpustakaan Nasional. Tumben saja Frostfire mau ikut belajar bareng Supra. Karena Supra ambis dan pintar. Saat ini, mereka berdua sedang duduk bersama didalam kereta.

"Sup, lo kok bisa sepintar itu ya? Kayak.. Keren banget lo bisa lolos beasiswa dari lomba olimpiade." ucap Frostfire sambil menatap Supra.

Supra langsung menengok kearah Frostfire, kemudian tersenyum simpul, "Frost, ada satu hal yang membuat gua seambis ini. Dan, ini bakal menjadi rahasia kita berdua,"

"Emangnya kenapa?"

"Hanya elu dan gua. Ingat itu."

***

"Supra, Emak mau bilang sama kamu..." ujar seorang wanita berusia paruh baya sambil menghampiri Supra yang kala itu sedang belajar dikamarnya. Pria yang mendengar suara itu, langsung menghentikan aktivitasnya. Dan kemudian, pria itu dengan seksama mendengarkan setiap perkataan ibunya.

"Kenapa, Mak?" tanya Supra.

"Mamak... Tidak bisa membayar uang sekolahmu, nak. Lagipula, tunggakan SPP adikmu sangat tinggi. Ibu hampir tidak sanggup membayarnya."

Memang benar dan tidak bisa dipungkiri, setelah sepeninggal Ayahnya, Supra dan keluarga menjadi jatuh miskin. Perusahaan sang Ayah telah lama bangkrut dan sempat pula ditipu oleh rekan kerjanya. Rekan kerjanya itu malah kabur entah kemana. Membawa lari uang bernilai milyaran rupiah yang memang seharusnya menjadi uang modal perusahaan.

Penyiksaan batin terhadap keluarga Supra sendiri tidak sampai di sana. Banyak macam-macam penderitaan yang ditimpakan oleh mereka. Finalnya, perusahaan rintisan Ayahnya bangkrut dan terbengkalai. Dan setelah semua itu, sang Ibu memutuskan untuk membuka toko kelontong di dekat rumahnya. Namun semua itu belum menutupi modal yang mereka buat.

"Mak.. Jika begitu, apa aku mencari pekerjaan sampingan saja?"

"Tidak usah, nak. Itu pasti akan mengganggu pendidikan kamu."

Supra menggeleng, ia tetap pada rencana awalnya, "Mak gak usah khawatir... Supra nggak melakukan pekerjaan yang gak halal kok."

Awalnya sang ibu masih berat hati mengijinkan Supra. Namun karena keadaan ekonominya, ia akhirnya mengijinkannya. "Baiklah Supra,"

Manik mata Supra berbinar-binar. Tangannya terangkat sambil mengepal. "Yes!"

***

Sekarang Supra resmi menjadi seorang kurir dari sebuah perusahaan pengiriman barang. Setidaknya itu halal. Daripada ngepet, toh.

"Permisi! Atas nama Ibu Lita?" Supra sedang mengantarkan paket ke sebuah rumah.

"Ya?" Pemilik rumah keluar dengan menggunakan daster. Lalu terburu-buru menghampiri Supra yang memegang paket miliknya, "Ah, paket saya ya, mas?"

Supra mengangguk. Lalu meninggalkan rumah itu karena sudah selesai urusannya. Ada banyak paket yang harus ia antar. Dan ia harus buru-buru karena sebentar lagi sudah masuk jam sekolahnya.

Anak itu meminta kepada pihak sekolah agar bisa mengikuti kelas siang. Sedangkan kelas paginya, ia hanya diberikan materi oleh guru yang terkait. Untungnya, Supra cukup pintar jadi bisa belajar secara fleksibel.

[ Collab ] Ramadhan: Di Kost Ganteng [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang