BAB 2 : Karena Kita Semua Ganteng

364 52 14
                                    

“Aze, kok bisalah ya Bang Sai itu kek tiba-tiba dia suruh kita nge-kost kek gini? Mmang sekolah dimananya kita? Kek apa ya, ini modelnya Bang Sai ni kek dah malas sama kita." tanya Frostfie pada Blaze sembari menggaruk kepalanya tanda bingung. Blaze hanya menatapnya dengan tatapan bingung sambil mengangkat kedua bahunya.

Saat ini, Blaze dan Frostfire sedang duduk bersebelahan sama di Bus. Mereka berdua benar-benar akan pergi ke Jakarta dan akan menjalani kehidupan sebagai anak Kost disana. Usaha mereka untuk membujuk Sai sedari tadi malam pun juga sia-sia. Sai memilih untuk mengunci kamarnya. Abang kurangajar. Pada akhirnya, riwayat mereka pun berakhir pergi ke Jakarta dari Medan dengan menggunakan Bus.

“Kau kalau disuruh milih, nge-kost di tempat Mak Remi atau tinggal langsung dirumah Mak Remi, kau milih dimana, Frost?"

“Bagus aku milih Asrama Militer lagi bah. Aduhai, udah adanya gila-gilanya kau ini." komentar Frostfire yang mulai bosan meladeni saudara kandungnya itu. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengambil headphone yang tergantung dilehernya dan kemudian memasang headphone ke kepala dan menutupi telinganya dengan dua busa.

Endingnya, Frostfire pun mulai memutar playlist Spotify miliknya yang berisi lagu-lagu Barat yang enak didengar. Frostfire akan begitu ketika ia sudah bosan meladeni Blaze.

“Frost, adong na hepengmu¹? Ikan koi makan kaktus, pinjam la coi seratus." ujar Blaze sambil melirik Frostfire yang matanya sudah merem melet karena lantunan lagu-lagu playlistnya yang syahdu itu. [¹Frost, ada nggak duitmu]

Frostfire langsung membuka matanya dan melirik Blaze sinis. “Ndak! Aku malas kali. Kau beli soda ke soda aja nanti. Ndak ingatnya kau kejadian kau dari pagi sampai sore minum soda, kau langsung muntah malamnya. Nasi tak kau makan. Ada sinting-sintingnya!"

“Kau pun masak ayam pakai belum matang, mana mau aku makan!" Blaze kemudian mengeluarkan suara tingginya karena Frostfire tidak meminjamkannya uang.

“Setidaknya Kau makan nasi lah!"

“Kau yang masak nasi goreng gosong, jangan cari ribut!"

“APA KAU?!"

“Malas kali sekamar sama kau!"

“Kata Kau, Kau aja malas? Aku pun!"

Biarkan mereka bertengkar, kawan-kawan. Mari kita lihat keadaan Kost Ganteng.

***

“Mas, bosen lho aku. Nggitar kita wes?" seorang pria dengan topi terbalik ke belakang dengan simbol gunung sambil naik keatas gazebo lesehan yang terletak dipojok Kost-an. Dia adalah Gempa. Sugeng Gempa Alhanif, si ‘Emak' seluruh penghuni kost. Kalau ada masalah, pasti Gempa harus turun tangan. Apalagi jika ada pertikaian antar anak Kost.

“Baru mau tidur aku bah. Janganlah kalian margitar dulu, ribut kali..," ujar Ice dengan nada memelas sambil menarik bantal yang digunakan Taufan sebagai penopang lengannya. Taufan mendengus kesal.

“Kamu kenapa tah Ice, ? Mau tidur itu ya di kamar..," jawab Taufan sambil mengambil kembali bantal miliknya yang direbut oleh Ice.

Ice cemberut, “Panas.. Kamarku tokennya habis, malas kali aku pergi ngisinya.."

“Eh tapi ya, aku dengar tadi dari Mak Remi kita bakal ada teman baru. Mereka berdua bakal masuk sekolah kita. Dan katanya juga, mereka dari Medan." ujar Sori sambil membuka percakapan. Kemudian, tangannya mengambil kue kering yang tersaji dihadapannya. “Aku dengar mereka berdua tuh nggak bisa disatuin kalau sekamar."

“Kami udah tau. Itu teman sekamar kami!" ujar Glacier dan Ice bersamaan. Duo maniak tidur itu terlihat sedang menelan ludah karena mereka tidak tau seperti apa sifat 'calon' teman sekamar mereka.

[ Collab ] Ramadhan: Di Kost Ganteng [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang