BAB 6 : Lautan Hewan Haram

158 23 8
                                    

Start from : remithaliaa

Sadaqallahul'adzim..

Suara penutup kegiatan Tadarus Alqur'an yang diadakan pada acara Mabit Ramadhan di sekolah terdengar jelas. Rentetan pengumuman mengenai kegiatan belajar mengajar dan jadwal Amaliyah Ramadhan pun juga telah disampaikan oleh Pihak Kepala Sekolah dan pihak OSIS. Kini, hari telah menunjukkan hampir pukul enam sore. Dan waktunya seluruh umat yang berpuasa mempiersiapkan diri untuk berbuka puasa.

Solar, selaku panitia acara Pesantren Kilat dan Mabit sekolah sedaritadi sibuk membagi-bagikan bingkisan takjil pada seluruh siswa. Isi bingkisan itu terdiri dari nasi Kotak, 5 butir kurma, dan 2 botol air mineral. Bagi penghuni Kost-kostan, hal seperti ini adalah berkat. Terutama hari ini sudah memasuki pertengahan puasa. Tentu saja keuangan sudah semakin menipis. Acara-acara seperti ini biasanya akan selalu dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang sudah bingung mau makan apa.

Tapi sayang, Taufan dan Sopan tidak bisa mengikuti acara ini. Karena harus menjaga Kost-an dan belajar.

“Kak Blaze, kok wajahnya kayak khawatir gitu?" tanya Thorn pada Blaze yang dari tadi memainkan bingkisan miliknya, wajahnya diam seperti memikirkan sesuatu. Thorn yang duduk disamping Blaze terus memperhatikan pria itu. Tumben sekali wajahnya terlihat khawatir.

“Oh, nggak apa-apa kok!" ujar Blaze sambil tersenyum, “Emang kenapa, Thorn?"

Thorn menatap Blaze dengan tatapan yang penuh selidik, “Nggak apa-apa sih. Cuma besok aku mau numpang makan sahur di kamarmu ya. Solar malem ini mau nginep di kamar Supra, ada tugas Kimia katanya."

“Gue join boleh?" ujar Gempa yang muncul tiba-tiba ditengah percakapan Thorn dan Blaze. “Gue sama Taufan juga numpang makan ntar deh. Si Hali mau nginep dirumah Fang katanya, gak seru banget. Cih."

Blaze semakin kalut mendengar ajakan dari teman-temannya, pikirannya masih teringat akan sesuatu. Mejikom. Ya, mejikom. Pria ketekan itu ragu apakah ia meninggalkan mejikom di Kost dengan keadaan bersih atau tidak. Naasnya,  ia punya perasaan tak enak. Kalau ia meninggalkan nasi sisa sahur dua hari yang lalu. Blaze takut kalau sudah ada “Budidaya" belatung disana. Dengan terpaksa, Blaze mengiyakan teman-temannya. Semoga saja pikirannya salah.

Tapi jika pikirannya benar, mejikom itu adalah mejikom milik Thorn. Bisa mati Blaze dihajar Gempa jika ulat-ulat itu menggerogoti mejikomnya.

***

03.40 WIB.
Malam itu maskh gelap, angin dingin dari luar berusaha menyerobot masuk kedalam ruangan. Suara orang-orang kompleks yang diiringi dengan tabuhan berbagai perkakas pun juga baru terdengar dalam rangka membangunkan orang sahur.

“Blaze!" panggil Gempa, Thorn, dan Taufan dari luar. Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk menunggu diluar. Pintu sudah dibuka oleh Ice yang sedang memakai masker mulut.

“Halo," sapa Ice sambil mengucek matanya. “Maaf ya, kamar kita Bau. Si Blaze masih tidur tuh. Aku mau ke kamar Frost ajalah ya we. Dia masak telor kukus. Permisi!"

Taufan, Gempa, dan Thorn yang melihat Ice ngacir itu saling berpandangan, tanpa pikir panjang mereka langsung menerobos masuk ke dalam kamar 04 itu. Dan benar saja, mereka dikejutkan dengan bau masam dari mejikom di pojok kamar.

“Bang Gem, coba cek mejikom." pinta Thorn, “Bau kali lho ini. Biar aku bangunkan Blaze." Gempa setuju, dan berjalan menuju magicom tersebut.

“ALLAHUAKBAR BLAZEE?!!! BISA-BISANYA LO KUAT TIDUR DENGAN BAU NASI MASAM FULL DENGAN BELATUNG SEPERTI INI? INI KAN MEJIKOM SI THORN. THORN LIAT DAHHH!! ANAK LANANG IKI!!"

[ Collab ] Ramadhan: Di Kost Ganteng [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang