BAB 7 : Kesangkut di Atap

137 26 14
                                    

“Apapun hasilnya, kita semua akan terus bersama dan terus berjuang sampai akhir. Mau merah, mau biru, yang penting kita sudah melakukan yang terbaik!" celetuk Gempa sambil mengangkat ponselnya yang sudah terbuka halaman page SNBP. Halilintar, Gentar, dan Taufan pun juga sudah bersiap dengan ponsel ditangan masing-masing. Keempat pria itu sedang duduk di gazebo samping dapur umum.

Di dapur umum, juga terlihat Supra dan Glacier yang sedang memasang Gas LPG yang habis. Diam-diam, dua bocah itu menguping pembicaraan kakak-kakak kelasnya. Ini pasti seru, karena semua penghuni Kost Ganteng yang telah duduk dikelas 12 merupakan siswa Eligible.

“Kata lo, siapa yang lulus?" tanya Supra pada Glacier sambil mengangkat gas dan mengembalikannya ketempat semula. Lalu kemudian, pria berkacamata itu mengajak rekannya, Glacier untuk mengintip dari balik sekat dinding dapur.

“Menurut gue  Bang Hali udah pasti lulus, sih. Dia katanya mau masuk Teknik Informatika di UI!" ujar Glacier sambil berbisik pada Supra. Supra hanya mengangguk dan terus memperhatikan keempat manusia yang sedang nongkrong bersama melihat pengumuman SNBP.

Satu..
Dua..
Tiga..

“Glory, glory, Man United, Glory, glory, Man United, Glory, glory, Man United, As The Reds Go Marching On On On!" ujar Gentar sambil berteriak menyuarakan anthem Manchester United dengan suara lantang. Itu dikarenalan ia mendapatkan warna merah dalam pengumuman SNBP. Gentar tersenyum getir, tetapi didalam hatinya dia sudah tau kalau pilihannya adalah Bunuh Diri. Yaitu Teknik Sipil UGM dan Arkeologi UI. Pilihan itu juga cukup membuat pria jamet Kost Ganteng ini menerima nasib.

“Wajar, sih. Bang Gentar bunuh diri!" Bisik Glacier pelan pada Supra dari sebalik dinding.

Netra cokelat milik Gempa melirik kearah Gentar yang berusaha menahan tangisnya dengan bernyanyi anthem Manchester Unted, yaitu Glory Glory Man United. Kali ini adalah Giliran Gempa untuk membuka pengumuman SNBP. Gempa memejamkan mata, merapalkan berbagai Do'a yang ia bisa, sembari senantiasa berharap kalau ia bisa lulus. Dan..

“AKU LOLOS WOI!!" teriak Gempa, dan Taufan bersama-sama. Taufan memperlihatkan halamannya berwarna biru. Taufan merangkul Gempa, sambil menangis bahagia. Blue is our color!

“Hasil Bang Hali gimana ya?" bisik Supra pada Glacier, Glacier angkat bahu. Kedua manusia itu masih mengintip. Kemudian, Frostfire menghampiri duo tukang intip ini. Sambil mengernyitkan dahi, Frostfire melirik kearah teman-temannya.

“Ada apaan?" tanya Frostfire, Supra dan Glacier langsung menaruh jari telunjuknya dibibirnya. Frostfire mengangguk. Dia baru ingat kalau hari adalah pengumuman SNBP. Frosfire langsung nyempil diantara Supra dam Glacier.

“Lo Gimana, Lin?" tanya Gentar pada Halilintar, Halilintar menghela nafas lalu tersenyum pilu.

“Gue merah," jawab Halilintar dingin, “Gue gagal. Silahkan tertawai gue sepuas lo. Glory glory man united!"

Taufan, Gempa, dan Gentar terdiam mendengar jawaban Halilintar. Begitu juga dengan Supra, Glacier, dan Frostfire yang sedang mengintip disebalik sekat dapur umum.

“Gue capek belajar dari kelas satu, gue capek ikut OSN, gue capek membenahi diri gue. Gue lelah!" ujar Halilintar sambil menahan amarah, “Gue tau, lo pada lulus. SELAMAT! Apa yang harus gue bilang sama orang tua gue kalo gue gagal? Mereka pasti kecewa, Fan, Gem. Sekali lagi selamat atas kelulusan lo berdua ya? Gue izin pamit. Mau tidur."

Halilintar yang kondisi hatinya sudah kesal langsung bangkit berdiri dan meninggalkan teman-temannya. Dengan langkah gontal, Halilintar melangkah ke kamarnya diiringi dengan bantingan pintu di kamar 01.

“Aduh, si Gledek wes ngamuk!" ujar Gempa panik, “Gimana nih? Hari ini giliran dia beli Takjil!"

“Tapi gue nggak ekspek si Hali nggak lolos SNBP. Kalo gue mah, udah nggak aneh lagi! Gue bunuh diri. Tapi kok bisa si Angin Muson ini Lulus? Kerjaannya main mulu! Mana dapet teknik industri lagi." komentar Gentar sambil bertanya-tanya, kemudian ia memalingkan kepalanya kearah sekat dapur umum, ia menemukan Frostfire, Glacier, dan Supra disana sedang menguntit mereka berempat, “Woi,  ngapain nguntit-nguntit disitu? Sini! Udah pada pulang kah? Mana yang lain?"

[ Collab ] Ramadhan: Di Kost Ganteng [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang