🍊bagian lima🍊

904 56 1
                                    

assalamualaikum....

Sorry guis Kachin baru up lagi baru isi paket data huhu...

Kalian yang semangat dong vote and komennya share ketemen saudara mama papa dan semuanya kalau perlu hehe

Follow akun Kachin!!!!

Makin banyak voment makin cepat up oteeey see you

:::::

Haura adalah tokoh utama dimeja makan pagi ini. Sarapan bersama ini begitu menegangkan bagi Haura. Dengan kehadiran Abah ,ketiga umi dari para Gus dan 4 gus lainnya.

Haura mengaduk-aduk bubur ayam yang menjadi menu sarapan pagi ini. Semua mata kini tertuju pada dirinya kecuali suaminya itu. Suaminya itu begitu acuh pada dirinya nampak suaminya itu begitu menikmati sarapan pagi itu berbeda dengan Haura.

"Nak Haura," panggil sang Abah.

Uhuk....

uhuk..

Haura tersedak sangking tegangnya dirinya saat itu. Ketiga umi itu menatap Haura aneh, sedangkan dua Gus lainnya sudah menahan tawanya. Asyar sontak bangkit dari duduknya dan menyodorkan segelas air putih pada Haura. Haura menatap lambat sang mantan kekasih yang nampak begitu cemas.

Haura mengacuhkan Arsya. Diraihnya gelas yang sudah sampai dibibir Asyar itu. Diteguknya habis air didalam gelas yang hanya separuh itu.

Tentu saja sang pemilik gelas menatap tidak percaya tingkah Haura. Dirinya baru saja hendak minum namun dirampas oleh sang istri tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Arysa tersenyum getir. Ditariknya kembali gelas yang disodorkannya pada sang mantan kekasih.

"Apa setelah kamu hina dia didepan orangtuanya dia masih mau sama kamu Arsya?"

Pertanyaannya dari abinya semalam kembali teringat. Apa benar gadis ini benar-benar marah kepadanya dan tidak menginginkannya lagi?

"Wah Abah jadi iri nih liat pasangan baru kita ini. Istri ku ada yang mau minum ini?" Disodorkannya gelas miliknya pada ketiga istrinya. Tidak satupun istrinya yang hendak meraih gelas itu. Ditariknya lagi gelas itu.

"Sudah tua, malu kayanya" dirinya menutupi mulutnya menghalangi para istrinya untuk membaca gerakan mulutnya dirinya berbisik pada menantunya itu.

Haura mengikuti gaya sang Abah "suami Haura juga malu kayanya bah" bisiknya.

Cocok sudah menantu dan mertua ini. Melihat sisi dari sang Abah yang sangat ramah ini membuat rasa takut Haura sedikit berkurang. Pandangannya tentang kekejaman sang Abah sedikit berubah.

Setalah kejadian random itu semuanya kembali seperti semula sibuk dengan makanannya masing-masing.

Tanpa sengaja Haura menatap Afidz yang juga sedang menatapnya. Pria itu menunjukkan bogem nya kepada Haura. Haura tidak tinggal diam ditunjuknya kedua matanya dengan jari telunjuk dan  kemudian beralih pada mata Afidz.

Afidz mulai menjulurkan lidahnya mengolok-olok Haura. Haura juga melakukan hal yang sama tanpa keduanya sadari sedari tadi Asyar dan Arsya sudah memerhatikan keduanya.

"Asyar berencana tidak mempublish pernikahan ini bah. Seperti kesepakatan awal" ucap Asyar membuka suara disaat semua orang hampir selesai dengan sarapannya.

"Abah sih terserah Haura ya" merasa namanya disebut Haura seketika mengentikan aksi saling oloknya dengan adik iparnya itu. Ditatapnya semua orang yang ada disana bergantian.

"Nggak ada abab sekali kamu ini. Orang tua sedang bicarain hal penting kamu malah asik sendiri!" Hardik ibu dari Arsya mengomentari Haura yang masih celingukan bingung.

Diantara 4 gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang