🍊bagian dua puluh tiga🍊

897 82 1K
                                    

Assalamualaikum.....

Maaf banget yah lama up nya soalnya kehidupan direal lagi padat-padatnya, and target vote juga belum sampe.
Jujur KACHIN aga sedih sih, yang baca ada 400-an lebih tapi untuk vote 70 aja susah banget. Sebenarnya belum mau up cuman kasian yang udah seefort itu buat baca lanjutannya. Makasih sayang sayang kachin

Kalian hebat banget deh, semangat terus target komennya lebih diatas lagi yah, tapi jangan satu orang doang dong yang nyelesain misi nya!!

But makasih yah @lathiraa kamu semangat banget, dan semuanya kalian lebat dan semangat terus untuk mencapai misi ini. Kachin tau kalian bisa🔥🔥🔥🔥🔥..

Dan target ya adalaaaaaaah 70 vote, masih sama hehe and 1k komen bisa nggak nih🙀🙀🙀

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN KACHIN!!!!!! NGGAK FOLLOW MALES UP😤

🍊🍊🍊🍊🍊

Ruangan dengan nuansa warna oranye buram nampak ramai dihari Minggu ini, ruangan yang biasanya nampak begitu sepi di hari-hari kerja itu kini berbeda diakhir pekan seperti ini.

6 tahun yang lalu ruangan ini selalu ramai, tak pernah sepi di hari-hari libur sama seperti saat ini, namun kejadian enam tahun lalu juga membuat keempat pria yang kini saling bertukar kisah ini kehilangan semangat untuk kembali berkumpul diruangan ini.

Keempatnya kehilangan salah satu sahabat, keluarga, dan saudara yang teramat berharga bagi mereka. Kejadian enam tahun lalu yang dapat dicari diinternet, ataupun media cetak. Kepergian  sosok Alferayan zaheen, pengusaha muda yang membuat kehilangan mendalam beberapa orang yang mengenalnya.

"Sudah enam tahun yah?" Ucap salah seorang yang memakai kemeja berwarna denim, yang kerap dipanggil Nadiem nampak sorot sendu dimatanya, tidak. bukan hanya dimatanya, melainkan dimata keempatnya.

Hanya keheningan yang menyapa, mereka kembali kedalam lamunannya. Masih teringat jelas diingatan masing-masing, bagaimana cara sosok Alferayan tertawa, tersenyum, sosok yang mereka kenal dengan kepribadian yang luar biasa sabarnya, sosok yang begitu mencintai keluarganya, sosok yang percaya akan takdir tuhan, yang jauh lebih baik dari takdir yang sudah direncanakan olehnya sendiri.

" Saya dengar AS kembali bangkit dipasaran, tiga tahun terakhir ini," ucap sosok lain yang memakai jas berwarna navy tak lupa kacamata yang selalu bertengger dimatanya. Ia nampak paling dewasa didalam ruangan ini, tubuhnya tegap dengan mata yang tak pernah memancarkan kelembutan. Allekrenzy pengusaha luar biasa, tidak akan ada yang pernah menyangka sosok yang terlihat begitu tegas itu merupakan seorang duda anak satu yang merawat anaknya sendiri.

"Yah, aku sama Rasya berjuang banget sih untuk bangkitin AS sesuai dengan amanah Rayan, tapi masih belum bisa seberjaya pas masa Rayan"  sosok lain yang terlihat paling muda disana memandang sofa kosong, tempat dimana sahabatnya itu dahulu sering duduk. Sosok Aksa, sosok yang paling dekat dengan Rayan.

Sedangkan dipaling pojok, ada Gus Asyar yang sibuk dengan lamunannya sendiri, raganya disini namun jiwanya entah pergi kemana.

Ia lebih banyak diam, setelah 6 tahun tidak berkumpul dengan teman-teman yang pernah berjuang bersama, berhijrah bersama, keluarga keduanya yang terasa lebih hangat dari pada keluarganya sendiri.

"Tiga tahun lalu, saat usia Rayra 3 tahun saya pernah menyatakan niat baik saya pada istri Rayan!" Ungkapan tiba-tiba yang terlontar dari mulut Gus Asyar membuat seisi ruangan itu menatapnya dengan tatapan tanya.

"Haha, maksudnya apa nih syar, jangan bikin salah paham! Yang jelas ngomongnya!" Tegur Nadiem penuh dengan nada peringatan.

"Maafkan saya, tiga tahun lalu, saya memberanikan diri melamar istri Rayan, seminggu setelah usia Rayra genap tiga tahun."

Diantara 4 gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang