🍊bagian dua puluh satu🍊

592 74 282
                                    

ASSALAMUALAIKUM....

Wiiiii, susah nggak capai targetnya?
Kayanya nggak yah karena kalian berhasil Kachin mau buat lagi deh.

Kali ini Kachin mau komen nya 250 aja deh nggak banyak-banyak kok, 250 nggak banyak kan?

Votenya tetap 50 aja deh, baikkan Kachin🙂.

Semangat mencapai target and happy reading guis-guis Kachin papay....

🧡🧡🧡🧡

Danau ini selalu menjadi tempat yang paling sering dikunjunginya akhir-akhir ini, tempatnya yang cukup sunyi membuatnya leluasa meluapkan semua emosinya.

"Terus kenapa mas marah Haura pelukan kalau mas sendiri punya wanita lain? Wanita yang lebih Solehah, yang punya anak, dan lebih cantik dari Haura?" Ia mengambil sebuah batu dan melemparkannya kedanau.

Baru saja perasaannya untuk sang suami hadir , namun mengapa secepat ini hatinya dipatahkan?

Ingatannya terus saja berputar disaat Asyar yang nampak begitu bahagia dengan keluarga kecilnya. Haura tidak bisa, hatinya terlalu sakit.

"Ning!" Panggil ustadzah Amira yang baru saja melintas, dan melihat istri dari gusnya itu menangis tersedu-sedu ditepi danau.

"AAAA"

Naas, Haura terkejut dengan seruan ustadzah Amira, ia yang berdiri ditepi terpeleset jatuh kedalam danau.

Ustadzah Amira dengan cepat berlari kedekat danau ia melihat Haura yang berusaha untuk tetap bernapas, ustadzah Amira begitu bingung. Ia ingin masuk kedalam danau juga untuk menyelamatkan ningnya itu, namun ia juga tidak bisa berenang, jika ia juga ikut menyelam justru akan makin memyukitakan untuk keduanya.

Ia memilih berlari meninggalkan Haura disana, berlari mencari pertolongan kendalem dimana suami dari Ningnya itu berada.

Tak memakan waktu lama ustadzah Amira sudah sampai dindalem, napasnya tersengal-sengal.

"Assalamualaikum, Gu-gus Ning Haura, Ning Haura kecebur didanau!!" Ucapnya panik.

Gus Asyar yang tengah sibuk dengan anak perempuannya itu langsung bangun, ia berlari tanpa memedulikan semuanya, bahkan sendal saja tidak digunakannya.

Tak hanya Gus Asyar, Abah Ali, Gus Afidz, dan Gus Amar pun ikut serta, "cepat kalian cari!!" Perintah Abah Ali pada ketiga putranya. Ia begitu cemas dengan Haura, bocah jeruk yang begitu disayanginya melebihi keempat anaknya.

Tanpa penolakan lagi ketiga Gus itu melompat kedalam danau, ketiganya mencari keberadaan Haura.  Tiga puluh menit sudah mereka mencari Haura, danau yang semula tidak pernah ramai itu menjadi sangat ramai.

Semua orang cemas, bahkan tanda-tanda keberadaan Haura saja tidak ada, tidak mungkin juga Haura hanyut didanau yang tidak cukup besar ini. Kemana perginya gadis itu?

Dua puluh menit yang lalu

Haura yang tidak bisa berenang terus saja berusaha untuk tetap bernapas, berulang kali ia melambaikan tangannya berharap ada seseorang yang melihatnya dan menyelamatkannya.

Ia mulai kehilangan kesadarannya, hingga samar-samar sebuah tangan meraih tangannya, membawanya Kemabli kedaratan.

Begitu ia membuka matanya ia sudah berada didalam asrama milik Zarina dan Rania, kamar asrama yang beberapa hari lalu dihuninya.

"Ngapain kamu uji nyali jadi ikan gitu?" Tanya Zarina kesal. Ya Zarina lah yang menyelamatkan Haura, ia kebetulan lewat dekat danau saat tengah murojaah. Ia yang dahulu pernah ikut lomba renang tingkat provinsipun segera menyelamatkan Haura, yah walaupun tidak menang tapi dapat berguna untuk orang lain.

Diantara 4 gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang