🍊bagian delapan 🍊

671 46 1
                                    

Assalamualaikum.....

Shalawat dulu!!!
AllahumashaliallaSyaidinaMuhammad 3×

Banyakin komen dong guis biar kachin semangat..
Jangan panggil author ,Thor, min dll yah
Panggil Kachin aja oteeey!!!!!!!

Spam komen dan vote dong

Happy reading 🍊🍊🍊

Haura menatap sinis semua santriwati yang mewatinya. Ia tengah meneliti satu persatu wajah wanita-wanita itu. Dirinya ingin tahu siapa wanita tercantik diseluruh pondok pesantren ini. Haura yang masih mengenakan pakaiannya pagi ini yang diberikan oleh suaminya itu. Tebakan kalian benar. Gadis itu belum mandi sama sekali.

"Heh assalamualaikum" tegur seorang musuh bebuyutan Haura selama dipesantren. Siapa lagi kalau bukan Afidz jika Amer dia bukan musuh bebuyutan Haura melainkan heaters  utama Haura.

"Heh salam tuh dijawab" kesal salamnya tak kunjung mendapat jawaban dari kakak iparnya itu.

"Hmm waalaikumusalam," jawabnya ogah-ogahan.

Ia sama sekali tidak menoleh pada Afidz. Ia masih begitu sibuk meneliti setiap wajah santriwati yang ada.

"Kamu merhatiin apa sih?" Afidz ikut meneliti apa yang Haura teliti.

"Kamu kok merhatiin santriwati? Kamu nggak lesbi kan?" Afidz nampak ragu dengan pertanyaannya.

Wah pertanyaan Afidz mampu membangkitkan jiwa Haura yang lain. Sebuah jitakan Haura layangkan pada jidat mulus Afidz.

"Congor Lo tuh dijaga yah! Gue normal" Peringat Haura.

Afidz menggosok-gosok dahinyabyang terasa sakit itu. Dirinya tidak akan marah kali ini demi rasa keponya. Namun lain kali pria yang berumur sepantaran dengan Haura itu pasti akan bertekad untuk membalas perbuatan Haura hari ini.

"Eh. Lo disini dari kecilkan?" Tiba-tiba saja gadis itu berubah. Dirinya menatap Afidz dengan tatapan penuh harapan.

"Iya dong. Kan aku anak Abah pasti aku disini dari kecil. Bisa dibilang aku seniornya jadi kamu yang statusnya masih junior harap hormati senior!" Songong tentu saja. Jika kalian ingin tahu sikap Afidz ini hanya beda tipis dengan Haura.

"Bukan gitu konsepnya Jamal!" Haura kembali melayangkan jitakan didahi Afidz.

"Heh kamu!"  Hilang sudah niat awalnya yang ingin berusaha bersabar menghadapi Haura lenyap.

"Ck. Gue mau tanya informasi seseorang disini."

"Enak aja menurut kamu setelah kamu jitak nih dahi menawan aku bakal bantuin kamu? No nggak akan" tidak berperasaan memang adik iparnya ini. Haura ditinggalkannya begitu saja.

"Afiiidz tolongin gue. Please!" Untuk pertama kalinya Afidz mendengar kakak iparnya yang begitu gila itu bersikap seperti manusia pada umumnya.

Afidz kembali duduk disamping Haura. Haura tersenyum senang tidak rugi jua dirinya menurunkan sedikit harga dirinya jika Afidz kembali dan ingin membantunya pikirnya.

"Jadi?" Jujur saja Afidz ikut penasaran informasi apa yang hendak digali oleh kakak iparnya itu hingga berani menurunkan harga dirinya yang setinggi burj Khalifah itu.

"Ruhi. Gue mau tau tentang cewe yang namanya ruhi dipesantren ini!" Ucapnya dengan tatapan kesal.hatinya terasa berbulu ketika nama itu disebutkan. Bagaimana tidak berbulu rasa dihatinya suaminya itu bahkan menyebut nama gadis itu terang-terangan didepannya bahkan ingin memberikan panggilan itu padanya. Bagaiman bisa ada pria yang sejahat itu didunia ini.

Diantara 4 gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang