Mentari pagi telah bersinar dengan terangnya hujan tadi malam membuat pagi begitu segar, sejuk,dan membuat mata segar dan cuaca hari ini sangatlah cerah.Ruangan tersebut memiliki ukuran yang tidak terlalu luas, namun juga tidak terlalu sempit. Di tengah kamar, terdapat sebuah tempat tidur berukuran queen size, di mana seorang gadis muda tampak terlelap dalam tidurnya.
Clara Laurence Lavendera gadis yang suka di panggil Rara itu sangat cantik ia terbangun dari tidurnya dan membuka jendela kamarnya. la hirup udara luar dalam- dalam hingga memenuhi rongga perutnya. Kemudian ia hembuskan secara perlahan-lahan.
"Segar..saatnya mandi" tersenyum.
Clara memiliki tinggi badan 165 cm, berhidung mancung, berkulit putih, bermata sipit bermanik coklat, dan berambut sebahu,mempunyai bibir tipis berwarna pink.Gadis itu bisa membuat siapa saja terpesona ketika melihatnya, wajah cantiknya yang polos itu membuat daya tarik tersendiri.
Clara Laurence Lavendera
Clara membuka lemari baju untuk mengambil seragam sekolah nya saat ia akan mengambil seragam dia malah mengambil baju putih yang di penuhi lukisan cat tangan nampak ada tulisan Clara dan William ia menghirup baju tersebut aromanya wangi nya masih ada wangi - wangi parfum William lalu ia tersenyum dan menyimpan kembali dengan sangat rapih gadis itu langsung mengambil seragamnya.
Setelah merasa sudah rapih kini dirinya melangkahkan kaki keluar dari kamar menuju arah ruang makan ia menuruni satu persatu anak tangga setelah sampai di meja makan ,dilihatnya sudah ada banyak makanan yang telah di sediakan oleh Bi Astri pembantunya.
Kini Clara sarapan dengan kakanya gadis itu duduk berhadapan dengan kakanya namanya Karel Rafka Abraham dia sangat tampan,kini dirinya sedang kuliah di salah satu universitas jurusan hukum,Kini Kare tengah asik makan nasi goreng buatan Bi Astri,Karel dan Bi Astri mengobrol sesekali tertawa kecil, namun tidak dengan Clara cewek itu tampak murung sedari tadi.
Clara mengaduk-aduk makanan di hadapannya tanpa minat. Semenjak ayahnya meninggal sepuluh tahun lalu, rasanya beban di pundaknya terasa semakin berat apalagi ibunya selalu sibuk bekerja.Clara tidak tahu, kenapa masalah di hidupnya seolah terus berdatangan. Bertubi-tubi tanpa henti.
Belum lagi masalah hubungannya dengan William yang sekarang sudah menjadi mantan makin hari semakin rumit masih saja gadis itu galau dan masih banyak lagi hal-hal rumit yang kini memenuhi kepala Clara rasanya kepala Clara ingin pecah jika memikirkan semuanya.
"Dimakan, Clara. Lo dari tadi cuma ngaduk-ngaduk makanan doang. Belum makan sama sekali."
Suara Karel mengagetkan Clara. Seketika lamunan Mentari langsung buyar. Kini, Clara seakan kembali ke dunia nyata.
"Kenapa Neng Clara? Nasi goreng bibi nggak enak ya hari ini?" Tanya Bi Astri,Karel yang mendengarnya ikut menoleh dan mengalihkan pandangan ke arah Clara.
"Lagi males makan bi,"ucapnya.
"Lagi kangen ayah atau masih galau mikirin mantan lo?"tanya Karel dan adiknya hanya terdiam.
"Lebih baik lo fokus sekolah dulu Clara,pikirin mau kuliah dimana. Masalah hati mah gampang. Suatu saat bakal ada cowok yang lebih baik dari mantan lo itu Abang yakin dia bakal menyesal karena udah ninggalin gadis cantik baik dan setia kayak lu"
"Iya bang, Clara juga lagi nggak pengen pacaran dulu."ucapnya.
"Inget ya Ra,cowok yang baik tuh nggak akan ninggalin lo." tambah Karel.
Clara merespon ucapan Karel dengan mengangguk. Semua ucapan abangnya memang ada benarnya. Pagi ini menjadi pagi yang penuh kata-kata dan nasehat penting dari Karel.
"Oh ya, katanya kamu minat mau kuliah jurusan kedokteran?" tanya Karel tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan. Selain urusan hati, beliau juga harus menanyakan hal yang lebih penting, yaitu pendidikan Clara.
Clara mengangguk pelan sembari meletakkan gelas yang baru saja ia minum. "Iya bang,Clara tertarik sama jurusan kedokteran."
"Yaudah Clara berangkat sekarang aja deh dah Abang."ucap Clara melambaikankan tangannya.
Setibanya di halaman rumah, ia melangkah menuju gerbang dan memberikan salam kepada satpam yang bertugas di pos jaga. Clara melambaikan tangan kepada seorang pengemudi ojek online yang telah menunggu karena supir pribadinya masih di kampung jadi ia harus menggunakan ojek online. Dengan ramah, ia menyapa pengemudi tersebut sambil menerima helm yang disodorkan kepadanya.
"Pagi juga, Neng" sapa driver.
"Sudah siap?"tanya driver.
Clara mengangguk begitu duduk di belakang. "Sudah" balasnya.
"Mari kita berangkat!"
Gadis itu hanya terkekeh pelan mendengar ucapan pengemudi yang membawanya. Untung saja jalanan tidak terlalu padat, sehingga ia hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di sekolah barunya.
Clara turun di area khusus yang disediakan bagi murid-murid untuk turun dari kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat. Ia kemudian melepas helmnya dan memberikan uang tip tambahan kepada bapak pengemudi ojek tersebut sebagai tanda terima kasih.
"Makasih ya, Pak" ucap Clara seraya
Karel
🔥 Jangan lupa untuk vote komen dan share ya temen temen makasih luv🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
WILASKAR
Teen FictionWilliam Askara Putra Raymond seorang ketua WILASKAR sangat tampan,cerdas, mandiri,yang khas dari dirinya adalah ia suka memakai dasi di lehernya,dia juga sangat dingin,cowok itu jangan sangat mandiri tidak pernah tergantung kepada orang lain tapi d...