Jalanan malam ini terlihat sepi. Seorang gadis yang tengah berjalan seorang diri sembari membawa satu kantong plastik di tangannya itu merasakan kedinginan ia hanya memakai kaos putih tanpa memakai jaket.
Gadis itu melirik sejenak jam tangannya dan juga kantong plastik yang berisi belanjaan makanan yang baru saja dibelinya di supermarket tadi. Karena jarak rumahnya dan supermarket tidak terlalu jauh , ia memilih berjalan kaki tanpa menggunakan mobil pribadinya.
Jantungnya tiba tiba berdetak cepat karena ada sebuah motor yang menghampirinya ia sangat takut lalu cowok itu membuka helm full-face nya dan berjalan menghampiri Clara yang mematung di tempat. Laki-laki itu melemparkan sebuah senyuman miring.
"Hai,sendirian aja nih kemana William kesayangan lo itu"goda lelaki itu yaitu Rega.
Ia tampak semakin takut ketika laki-laki itu berjalan semakin dekat dengannya, membuat Clara mundur beberapa langkah ke belakang.
"Gak usah takut gak gigit kok Clara." kata laki-laki itu ketika melihat wajah Clara yang ketakutan.
"Jauh-jauh dari gue Rega !" seru Clara.
"Ayo naek jangan nanya ngomong!" laki - laki itu berseru seraya mencengkram kuat lengan Clara, menarik paksa gadis itu agar berjalan menghampiri motornya.
"Gue nggak mau!" Clara berusaha melepaskan cekalan ditangannya, namun tidak berhasil karena cengkraman cowok terlalu kuat.
"LEPASIN DIA REGA!" teriakan tegas seseorang membuat yang berada di sana, mengalihkan pandangan.
Clara sedikit membulatkan matanya ketika mendapati laki-laki yang sangat dikenalnya tengah berjalan menghampiri dirinya. Perlahan, senyuman terbit di bibir gadis itu. Ada perasaan bahagia yang menjalar di tubuhnya ketika melihat laki-laki yang selama ini ia sukai berada di sini untuk menolongnya.
"William?" Clara menggumam pelan.
Melirik Clara sekilas, Cowo itu mengalihkan pandangannya ke arah lkain- laki itu yang masih mencekal lengan Clara dengan kuat. "Lepasin dia!" serunya tenang namun penuh penekanan.
Laki laki itu tersenyum miring. "Gue nggak akan lepasin dia," sahutnya sembari kembali menarik lengan Clara kuat, membuat gadis itu meringis kesakitan karena pergelangan tangannya terasa sakit.
"Kalau gitu, terpaksa gue bertindak kasar." William berucap seraya melayangkan tendangannya mengenai tangan cowok itu cukup keras, membuat cekalan laki-laki itu terlepas dari lengan gadis itum
Bugh
Bugh
William mulai termundur ke belakang ketika sebuah tendangan berhasil mengenai perutnya. Kemudian dengan cepat, William segera membalas. Laki-laki itu memelintir salah satu tangan dari mereka yang hendak menyerangnya dan mematahkannya dalam sekali hentakan ditambah tendangannya yang mengenai perut laki-laki itu.
"Arghhh!!" teriakan kesakitan keluar dari mulut laki-laki tadi sembari memegangi tangannya yang terasa sangat sakit.
Bugh
Belum puas sampai disitu,William kembali melayangkan pukulannya mengenai rahang musuhnya, membuat sudut bibir laki-laki itu mengeluarkan darah segar bersamaan dengan tubuhnya yang termundur ke belakang.
Rega terbatuk sembari memegangi perutnya. Matanya menatap William dengan tajam. Ia tidak mengira, ternyata laki-laki dihadapannya ini cukup ahli dalam bela diri.
Merasa kalau dirinya tidak mungkin menang jika hanya melawan seorang diri, ia memutuskan untuk menghampiri motornya lalu cowok itu pergi, William berjalan menghampiri Clara yang masih terlihat sedikit ketakutan.
"Lo nggak apa-apa kan Ra?" tanya William sembari menatap Clara lekat, memastikan kalau gadis itu tidak ada yang terluka.
Clara menggeleng pelan. "Gue nggak apa-apa. Makasih Will udah nolongin gue."
William mengangguk. "Gue anterin lo pulang."
"Nggak usah, Will. Gue bisa sendiri."
"Nggak, biar gue anterin lo," Kali ini, nada bicara nya sedikit tegas, tanda bahwa ia tidak mau ditolak.
"Buat mastiin kalau lo aman sampai rumah," lanjut William lagi lalu Clara mengangguk sambil menaiki motor William dan motornya melaju sedang.
"Sekarang lo udah punya pacar ya R"tanya William.
"Gue hanya temenan aja Wil dia anak temen mama gue."ucap Clara.
Clara pun sudah di antarkan oleh William ia tidak lupa terimakasih lalu setelah itu ia masuk ke dalam rumah tepat di depan pintu ada mamanya yang sedang berdiri tegak, sambil menyilangkan kedua lengannya di permukaan dada "Gimana pacarannya seru, hm?"
Mendengar perkataan Mamahnya membuat Clara tersentak kaget, ia mengigit bibir bagian bawah. Dengan rasa gugup di dalam diri, kedua kakinya melangkah mendekati nya "Mah." Clara meraih lengah mamanya itu, lalu ia letakan di hadapan bibirnya.
"Kamu bukanya sama Alaska?Mama bukanya udah ngelarang kamu berhubungan sama William?"
Clara menelan salivanya dengan susah payah, kedua matanya menyoroti lantai, ia tidak berani menatap mamanya. "William gak berandalan dan gak seburuk itu mah, bahkan gak buruk apa yang mama kira."
"Tetep mama gak suka masuk kamu belajar jangan lupa."titah mamanya Clara pun segera masuk.
Ia pun masuk ke dalam kamar mandi lalu membersihkan seluruh badannya dan mengganti pakaian dengan baju tidur,Clara menghela napas lega dan
merebahkan tubuhnya di atas kasur,ia memandang langit-langit kamarnya.Niatnya tadi ingin langsung tidur, namun rasa kantuk belum menyerang gadis itu, membuat gadis itu memutuskan untuk mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja di samping tempat tidur.
Clara menatap lekat layar ponselnya yang menampilkan kontak bernama 'EX William' ia tersenyum senang sesekali ia ingin membuka obrolan di WhatsApp nya.
Suara ketukan di pintu kamarnya, membuat Clara menoleh. Gadis itu segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan menghampiri pintu, lalu membukanya. Mendapati seorang wanita paruh baya yang berdiri dihadapannya sembari membawa sebuah nampan berisi satu gelas susu.
"Ini susu nya pesanan Non tadi." Bi Astri --asisten rumah tangga Clara aberucap dengan nada ramah.
Tersenyum ramah,Clara segera menerima segelas susu yang diberikan Bi Astri kepadanya. Ia baru ingat, kalau tadi dirinya memang ia meminta untuk membuatkannya susu karena cuaca di luar cukup dingin.
"Makasih, Bi."
"Sama-sama, Non.".
"Bibi permisi dulu ya, Non."
"Iya, Bi."
Setelah kepergian Bi Astri, Clara langsung menutup pintu kamarnya kembali dan segera melangkah menuju tempat tidurnya. Gadis itu meletakkan gelasnya di atas meja di samping tempat tidurnya setelah sebelumnya meminum terlebih dahulu hingga menyisakan setengah.
Rasanya sudah mengantuk ia lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari memandang layar ponsel, Clara menatap lekat kontak William yang tertera di layar ponselnya tersebut sampai ia tertidur dengan lelap tiba tiba jarinya tidak sengaja memencet tombol panggil ketika itu juga William mengangkat nya tapi ada jawaban dari Clara karena ia sudah tertidur lelap.
"Hallo, Ra ada apa?."
"Clara?"
"Hallo Ra?
"Eh kok ada jawaban."ucap William yang langsung mematikan telponnya.
Guys Jangan Lupa Vote Komen Ya Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
WILASKAR
Подростковая литератураWilliam Askara Putra Raymond seorang ketua WILASKAR sangat tampan,cerdas, mandiri,yang khas dari dirinya adalah ia suka memakai dasi di lehernya,dia juga sangat dingin,cowok itu jangan sangat mandiri tidak pernah tergantung kepada orang lain tapi d...