Dua bulan lagi SMA Angkasa akan mengadakan Ujian Akhir Semester kali ini aktivitas mereka tidak jauh dari belajar dan terus belajar,beberapa di antara mereka bahkan sampai menginap di rumah teman masing-masing untuk belajar bersama salah satunya adalah Clara, Cassandara,Amora, Jesslyn serta Riri.
Sudah hampir tiga puluh menit mereka menghabiskan waktu untuk belajar bersama dan mengerjakan tugas yang sempat menumpuk beberapa hari lalu dan Amora akhirnya jadi yang pertama menyelesaikan tugas dan mulai merebahkan diri di atas kasur Clara.
"Akhirnya beres juga,"ucap Amora.
"Kok cepet sih Mor,"ketus Riri.
"Kan gue udah ada jawaban dari Leon."ujar Amora sambil terkekeh.
"Ah udah lah butek gue."kata Jesslyn ia pun tampak sedang menyajikan jus strawberry lalu ia minum nampaknya sangat segar.
Ting...Tong..Ting....Tong
Paket
Paket
Paket
"Noh paket Clara,"ucap Riri yang mendengar suara tukang paket.
Terdengar suara Bel rumahnya berbunyi, Clara beranjak dari tiduran nya lalu melihat ke arah jendela ada seorang kurir yang berdiri di depan gerbangnya lalu ia turun untuk menemui nya.
"Ada paket Mba," Teriak salah seorang kurir yang mengenakan seragam orangenya. .
"Siapa yang mesen paketan? Kak Karel atau Mama kali ya?" Gummamnya.
"Paketan milik siapa ya?" Tanya nya.
"Ini paketan atas nama Clara Laurence Lavendera," Ucap kurir itu. "Siahkan beri tanda terimanya Mba" Ucapnya
"Hah? Saya gak ada mesan paketan? Mungkin salah orang kali!" Clara keheranan dengan pernyaataan dari kurir itu.
"Tapi, alamat rumahnya sama persis Mba." ucap Kurir itu.
"Yaudah makasih ya mas." Dengan terpaksa Clara mengambilnya.
Setelah menerima Paketan itu, Gadis itu langsung masuk kedalam rumah. Ia penasaran dengan peketan yang baru di dapatnya, ia membawa kedalam kamarnya.
"Ini apaan ya?soalnya gue gak pesen paket, " uxapnya penasaran.
"Ah buka dulu deh mungkin lo lupa."kata Cassandara
Karena ia penasaran, akhirnya Clara memutuskan untuk membuka paketan itu. Kemasannya terlihat seperti kotak kado, Clara bahkan tak memiliki perasaan negatif terhadap kotak itu. Ketika ia membuka bingkisan terakhir dari kotak itu, sesuatu hal yang membuatnya terkejut setengah mati dan sangat kaget.
"Aaaaaaaaa!!" Teriaknya terkejut menjauh kotak tersebut.
Clara melihat dari dalam kotak tersebut mendapatkan sebuah foto mamanya dengan wajah serta tubuhnya yang sudah hancur dilumuri darah. Tentu saja itu membuatnya terkejut.
"Gak lucu paketan apaan sih ini !" Teriaknya yang spontan dengan emosinya. Clara langsung menendang kotak itu.
"Aaaaaa serem,"teriak semua.
"Bang Karel!"teriak Clara.
"Ya ampun Ra,ada apa?"tanya kakaknya.
"Liat paket ini."ucap Clara menyodorkan paketan nya.
Tiba-tiba saja, sebuah kertas terselip di dalam kardus itu, ia semakin dibuatnya penasaran dengan sebuah kertas yang berwarna pink itu. Tangannya bergemetar seakan-akan terjadi sesuatu pada dirinya.
Karel perlahan menggambil kertas dan foto itu, lalu membacanya perlahan.Besok mama lo bakal mati
Karel yang membaca surat itu langsung merobeknya, ia langsung menjauh dari kotak itu.
"Ini apaan sih? Bego tau gak yang buat gini!"Ucap Karel menahan emosinya.
"Udah Ra,lebih baik buang aja,"ucap Riri memberi saran.
"Iya gue buang aja ya ngapain sih paketan kaya gini,udah ah mending lanjut lagi tugasnya."ujar Karel yang langsung pergi dari kamar asiknya itu.
Clara merebahkan dirinya di sofa gadis itu dari tadi merenung tentang paketan yang mengerikan itu dia hanya duduk dan memandangi buku biologi nya sambil melamun saja tak ada hal lain yang ia lakukan selain itu tadi.
Trink....Trink.....Trink
"Ra,notif WhatsApp lo bunyi tuh,"ucap Riri dengan cepat ia segera membuka chatnya.
EX
Keluar bentar Ra, gue di depan!
Clara
Ngapain?Males hujan
EX
Keluar aja sih cepat
"Ih Ngapain sih ini William katanya mau ke rumah segala! Lagi hujan juga."kata Clara.
"Samperin aja dulu Ra,"ujar Jesslyn.
Clara membuka jendela kamar dan betul saja cowok itu sudah ada di bawah gadis itu keluar dari kamarnya. Berjalan beberapa saat, menuruni anak tangga, lalu melangkah menuju pintu utama.
"Lama banget sih Ra! Gue udah kedinginan ini!" omel William sembari menghempaskan tubuhnya pada sofa. Rambut cowok itu sedikit basah habis terkena air hujan. Kaos putih nya pun juga sedikit basah.
"Nih buat lo gue juga mau minta maaf soal penyakit gue."ucap William memberikan sebuah paper bag.
"Itu apaan?" tanya Clara yang barusaja cowok itu kasih.
"Buat lo, buka aja tadi gue liat di status WhatsApp Lo pengen cup cake kan?"kata William.
Ia kaget dan malu pasti ini kerjaan teman-temannya habisnya dari tadi ia melamun terus, gadis itu mulai mengeluarkan sesuatu dari paper bag itu yang ternyata sebuah kotak makan.
"Woahhh, cupcake!" Clara seru gembira ketika melihat susunan cupcake di kotak makan itu.
"Makasih ya, capcake nya ." Clara berujar dengan tawa kecilnya.
Tampak William tersenyum miring, "Habisin ya kuenya kalau mau apa apa tinggal WhatsApp gue jangan nge bacot di status."
"Ih itu bukan gue William."ketus Clara.
"Bodo ah, gue mau pulang."kata William.
"William turut berduka cita ya,"kata Clara dan William hanya tersenyum menggangguk sambil meninggalkan Clara.
Clara bisa melihat sosok William yang lari menuju pintu gerbang,untung saja tadi cowok itu membawa payung, jadi dia tidak basah kuyup lalu Clara menutup pintu rumah nya,Clara kembali berjalan menuju ruang tamu. Mengambil kotak makan yang diberikan William tadi lantas berjalan menuju kamar.
Sesampainya di kamar, gadis cantik itu segera duduk di kursi meja belajarnya dan memarahi teman-temannya sembari mencomot cupcake dari kotak makan.
"Kalian kalau mau capcake tinggal ngomong aja kali bukan nya bikin status di WhatsApp gue,"ketus Clara.
"Iya maafin Clara yang paling cantik,"goda Riri.
"Mau dong cupcake nya,"ucap Amora.
"Gak,"ucap Clara dingin.
"Serbu,"teriak Cassandra yang memberi kode untuk menyerbu capcake dari William.
🦋Jangan Lupa Vote dan Komen🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
WILASKAR
Teen FictionWilliam Askara Putra Raymond seorang ketua WILASKAR sangat tampan,cerdas, mandiri,yang khas dari dirinya adalah ia suka memakai dasi di lehernya,dia juga sangat dingin,cowok itu jangan sangat mandiri tidak pernah tergantung kepada orang lain tapi d...