Kemana?

44 36 3
                                    

Bu Dewi memasuki ruang kelas 12 MIPA 1. Beliau berdiri dengan memandang para siswa nya. "Hari ini kalian akan mempresentasikan hasil kerja kelompok kalian. Ibu harap kalian maksimal dalam mengerjakannya, karena ini adalah nilai akhir sekaligus kerja kelompok terakhir kalian."

Bu Dewi memandang satu persatu para murid kelas dua belas ipa 1 itu, seolah sedang menentukan pilihan untuk menunjuk mereka. "Kelompok yang pertama akan maju yaitu kelompok Cassandra dan Lingga ."

Lingga dan Cassandra maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Bu Dewi terlihat serius dalam menilai keduanya. Lingga dan Cassandra pun terlihat kompak begit pun Amora dan Leon dalam pembagian untuk masing-masing menjelaskan kepada teman-teman mereka.

Clara terlihat gelisah, berulang kali ia menoleh ke kursi William dan melihat jam tangannya. Jam mata pelajaran Bu Dewi sudah hampir berakhir tiga puluh menit lagi dan laki-laki itu sama sekali tak ada tanda-tanda untuk datang begitu pun dengan Alana jadi ia tidak bisa bertanya.

Setengah jam lebih yang lalu, kelompok Cassandra dan Lingga telah selesai mempresentasikan hasil kerja mereka. Setelah itu Bu Dewi memanggil nama kelompok siswa lainnya. Gadis itu sudah menduga jika ia akan menjadi giliran terakhir dalam presentasi kali ini.Ia membuka ponselnya secara diam-diam untuk mengecek apakah pesannya telah dibalas atau belum diam-diam untuk mengecek apakah pesannya telah dibalas atau belum.

07:05

Clara
Dimana Wil Kok belum dateng?" Send.

07:15

Clara
Seriusan lo nggak masuk? Kenapa nggak ada kabar sih?! Ini presentasi udah dimulai dari tadi."

08.00

Clara
Kalo lo nggak masuk kabarin dong, jangan kayak gini Send.

"Anjir lah nyebelin banget tuh bocah sampe gak ada kabar kaya gini,"gerutunya sendiri dengan kedua alis yang mengerut.

"Kelompok terakhir yang maju berarti Clara dan William ."ucap Bu Dewi seraya menoleh ke arah dirinya.

Cassandra menyentuh tangan Clara memudian mengenggamnya. Ia menganggukan kepalanya pelan seraya berkata, "Lo pasti bisa Ra maju tanpa William lo pasti bisa, semangat tunjukin ayo!"

Clara mengangguk dengan tersenyum untuk meyakinkan dirinya sendiri. Kemudian ia maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan William.

Beberapa bisikan para murid mulai terdengar.

"Loh, si William kemana sih?"

"Clara maju sendirian?"

"Padahal mereka cocok kalo jelasin berdua, sama-sama pinter!"

Clara mendengar beberapa omongan teman-temannya. Namun ia berusaha mengabaikannya. Ia harus bisa dalam tugas akhir ini gadis itu langsung mempresentasikan tugasnya dengan lancar dan bagus setelah kurang dari dua puluh menit presentasi Clara pun duduk kembali.

William terkejut karena ada pesan masuk, ia kira itu adalah pesan dari Clara lagi. Laki-laki itu mengernyitkan dahi saat melihat notifikasi pesan masuk yang bersamaan. Ia membuka satu persatu pesan tersebut.

Leon

Kemana Lo Wil?Gila lo nggak cukup nyakitin perasaan Clara ?! Pake nggak masuk sekolah segala!kemana Lo? Di

Leon
Gue mau besok lo minta maaf sama Clara dan jelasin ke dia alasan kenapa lo nggak masuk hari ini. Berhenti buat dia sedih

Lingga
Kasian Clara sendirian presentasi jadi gak semangat gitu deh presentasi nya

Cassandra
Kenapa sih loh buat temen gue sedih mulu heran minta maaf pake gak masuk sekolah pengecut

"Lo beruntung Ra punya teman kayak mereka. Gue harap lo bisa tetep bahagia tanpa gue sekalipun." gumam William.

William bisa memahami kemarahan yang terselubung dari ketiga pesan yang baru ia terima dari Leon,Lingga dan Cassandra.

Clara melempar tas sekolah yang ia gunakan ke sekolah ia lempar ke arah sofa hingga menghantam kepala kakanya yang tengah santai memainkan ponsel miliknya. "Dateng bukannya salam malah ngamuk kalau papa liat udah pasti keluarin dari kartu keluarga, " cibir Karel meletakkan ponselnya di meja.

"Assalamualaikum, puas Lo?" Sentak Clara lantas meminum jus strawberry kemasan milik Karel yang tergeletak di atas meja.

"Clara Laurence Lavendera!Sopan sedikit sama orang yang lebih tua, Gue tau lo lagi emosi tapi jangan buat emosi ngendaliin lo dan buat lo kehilangan jati diri Lo."sentak kakaknya itu .

"Mama sama papa gak pernah ngajarin kita buat tidak sopan, ya!"tegur Karel menatap kecewa ke arah adiknya yang memasang wajah kesal sejak baru duduk di sofa ruang tamu.

Clara menarik napas dalam-dalam lalu dikeluarkan secara perlahan. Dalam hati ia merapalkan istighfar sebanyak 5 kali. Apa yang diucapkan Karel baru saja menyadarkannya.

"Cerita kenapa hari ini Clara?ada masalah di sekolah?"tanya Karel.

"Hmmm Clara cape tadi kan presentasi sekelompok tuh sama mantan tadi waktunya presentasi lah dia malah gak hadir tanpa alasan udah Clara spam chat tetep gak bales kesel kan."ketus Clara.

"Kaya nya lo masih sayang ya sama dia karena kalau udah sayang lo pasti bersifat bodo amat mau dia gak hadir sekolah atau apapun."ucap Karel.

🦋 Jangan lupa untuk vote dan komen nya 🦋

WILASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang