William melempar tasnya asal. Ia merebahkan tubuhnya, lalu mengusap dadanya yang sangat sakit. Ia melirik ke arah nakas. Di sana sudah tersedia sebuah gelas berisi air putih dan beberapa tablet obat.
William menghela napas,suara ketukan pintu terdengar.Alana muncul dari balik pintu sambil membawa nampan berisi sepiring nasi dan sup ia menghapiri sahabat nya yang masih berbaring di kasur.
"Makan dulu Wil,Sup kesukaan lo nanti langsung minum obat ya."ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Buat apa gue minum obat Alana,gue padahal gak akan sembuh."ucap William.
Alana menghela napas pelan. Ia menaruh nampan itu di meja William. "Siapa bilang gak akan sembuh? Lu itu kuat William pasti sembuh."
"Lo ngomong gitu gak bikin gue sembuh sebentar lagi gue bakal mati." William bangkit lalu pergi keluar kamar meninggalkan sahabat nya itu.
William memegangi dadanya yang sesak Napasnya menjadi panas. Ia sesekali terbatuk dan kepalanya pun terasa sakit,ia mengambil inlaher lalu ia menghirup sampai benar-benar nafasnya normal,lalu ia berjalan menuju balkon lalu ia duduk di balkon di dekat jendela. Matanya menatap langit sore yang begitu indah.
Flashback on
"Mas! bisa-bisanya kamu bawa jalang itu kesana!
"Saya ingin cerai dengan anda dia bakal jadi istri saya,Kamu nggak berhak ikut campur."
William yang sedang belajar di kamar melirik pintu kamar yang sedikit terbuka sehingga menyebabkan suara dari luar bisa terdengar jelas ke dalam kamarnya yang kedap suara membuat William tidak fokus belajar.
Dengan wajah datar William meninggalkan kamar diiringi dengan suara bantingan pintu yang memekakkan telinga. Semakin langkahnya menjauh dari kamar semakin terdengar jelas suara-suara keributan.
"Kalian dari dulu udah terciduk tidur bareng kamu tega nya bawa pelakor ini ke rumah ini ya.Kamu buat aku malu!"
"Malu? Kamu yang buat aku malu! Bisa-bisanya kamu siram dan tampar saya di depan umum ada CEO yang lihat dan asal kamu tahu akibat kelakuan kamu perusahaan ku di batalkan untuk kerja sama!" Raymond menatap marah istrinya, dadanya naik turun karena emosi.
"Harga diriku diinjak-injak sama dia kamu pikir aku bakal diam saja tidak ya Mas!" sautan lain dari Ayu yang terlihat sama marahnya. Mata wanita berumur diakhir tiga puluhan itu membalas tajam suaminya.
Raymond membanting Vas bunga yang ada di atas meja dengan kencang. "Harga diri kamu nggak sepenting perusahanku,Ayu!" teriak Raymond penuh emosi. Tangannya mengepal kuat.
"Ribut terus kapan sih kita kaya dulu lagi."ucap William menuruni tangga.
"Mau kemana kamu?"tanya papanya wajah William terlihat tenang menuruni tangga tanpa menghiraukan teguran Papanya.
"William!" bentak Raymond "Papa lagi bicara sama kamu, dimana letak sopan santun kamu, hah!" Urat-urat di leher lelaki paruh baya itu menonjol menahan emosi.
Lagi-lagi William diam tidak menyahut, tanpa melihat ke arah mereka dia melangkah santai melewati ke dua orang tuanya. Perbuatannya itu tentu saja kembali menyulut amarah Raymond yang belum sepenuhnya surut.
PRANG!
"ANAK GAK TAU DIRI!"ucap Raymond hilang kesabaran dia membanting guci milik Ayu yang ada di sampingnya hingga serpihannya hampir mengenai kaki William.
"Mas! apa-apaan sih." Ayu menjerit marah sambil melihat guci antik kesayangannya hancur tak tersisa.
"Diam kamu!" sentak Raymond pada istrinya. Lalu dia melihat pada William yang sudah menghentikan langkahnya.
"Lihat anak kamu! Semakin hari semakin sulit di atur!" Semburan marah Raymond membuat Ayu kembali merasa tidak terima di salahkan.
Wanita itu melotot, alisnya bertaut tajam pada suaminya. " Kamu sebagai Papa kemana, hah? Sibuk selingkuh sana sini cuman bikin malu keluarga kamu gak tau kan William masuk peringkat 1 paralel." balas Ayu sinis.
William sangat benci rumah ini adalah salah satu alasan yang membuatnya tidak pernah pulang ke rumah dan malah memilih tinggal di apartement. Pertengkaran orang tuanya sudah menjadi makanan sehari-hari ketika William masih tinggal di rumah ini. Dan selalu, alasan dibalik pertengkaran mereka hanyalah uang, harta dan perselingkuhan.
"Kalian berdua, kenapa nggak mati aja sih?muak banget dengerin kalian berantem terus!"ucap dingin William.
"Kamu!" Teriak Raymond pada anaknya yang sudah seperti kehilangan akal.
"Wi-William.Kamu tenang, Papa sama Mam---"
"Diam!" William memiringkan wajahnya menatap Tina .
"Cukup!"teriak ayu yang sudah menangis.
Setelah mengatakan kalimat itu William membalikkan badan pergi keluar rumah dengan langkah tegas. Sekali lagi Raymond membanting barang yang ada di dekatnya, sambil terus meneriaki marah anaknya.
"Mau kemana kamu, hah! nggak tahu diri!"
William berjalan lalu mengambil motornya tujuan dalam dirinya ia akan pergi ke rumah sakit karena akhir - akhir ini dia sering mimisan,sesak nafas,sakit kepala setelah tiba di rumah sakit ia langsung di periksa oleh dokter.
"William dengan berat hati saya harus mengatakan hal ini kepada anda,saya tau ini sangat berat bagi anda, anda di vonis kanker paru-paru ini masih ringan mungkin kamu bisa melakukan kemoterapi."
Hasil lab yang di bacakan oleh dokter Andre yang memakai baju jas berwarna putih itu membuat hati William hancur.
"Gak mungkin, ini pasti boong,." emosi William yang sudah mulai tak terkendali membuatnya membuang benda benda yang ada di sekitarnya.
"Maaf tapi ini memang kenyataannya saya harap anda bisa menerima takdir ini."ujar dokter.
"Maaf dok kenapa bisa kena kanker paru-paru setiap hari saya sehat kok dok."jelas William.
"Memang penderita kanker paru paru ini di awal akan terlihat baik baik saja dan jika sudah parah akan semakin sakit dan ada sudah terdeksi kanker paru-paru saya harap anda menjalankan kemoterapi jika anda mau berobat terus insyaallah harapan hidup anda akan lebih lama.",jelas dokter.
"Baik dok terimakasih."
"Beri tahu keluarga kamu ya William agar mereka mendukung mu."ucap Dokter Andre.
"Baik dok terimakasih ya saya pamit pulang."ucap William dan diangguki oleh dokter Hasil lab yang sampaikan oleh dokter tadi membuat William menjadi Frustasi dan membuat pikirannya semakin kacau ia pun keluar dari ruangan tersebut.
Flashback off
"Ya tuhan sembuhkan penyakit gue."
🦋Jangan lupa untuk vote dan komen ya guys🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
WILASKAR
Teen FictionWilliam Askara Putra Raymond seorang ketua WILASKAR sangat tampan,cerdas, mandiri,yang khas dari dirinya adalah ia suka memakai dasi di lehernya,dia juga sangat dingin,cowok itu jangan sangat mandiri tidak pernah tergantung kepada orang lain tapi d...