Kerkom With Mantan

56 38 44
                                    

William berjalan santai menaiki anak tangga satu per satu menuju apartemen nya dimana kamarnya berada. Bibirnya mengerucut karena bersiul cowo tampan itu mengalunkan nada lagu favoritnya melalui siulannya.

William lalu  memasuki kamar. Ia mengunci pintu kamarnya untuk antisipasi tidak ada yang masuk mengganggu aktivitas ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya waktu menunjukkan pukul 16.00

William duduk di ranjang,lalu ia mengeluarkan ponsel yang tersimpan di saku celana jeans selutut yang ia kenakan ia mendengus sebal saat tak ada satu pun notifikasi dari mantan nya itu ia sangat berharap Clara mengechat dirinya.

"Apa gue chat Clara ya kan dia sekelompok sama gue."ucap William.

"Gila sih ,dulu aja kalau mau hubungin Clara tinggal telpon aja, giliran sekarang harus mikir ratusan kali bahkan ribuan kali.Ck,ah bodo banget gue putusin dia tapi kalau gak putus pasti dia tambah sakit." keluh William.

William harus tetap berusaha menghubungi mantannya itu, ia tahu betul jika dalam kondisi seperti ini, Claratak akan mau memulai sebuah percakapan diantara mereka.

William
Ra gue mau bahas tugas dari Bu Dewi Kita mau ngerjain kapan? Deadline nya cuma 2 hari lagi.

"Sesulit itu buat ngirim pesan ginian ke lo Clara!"ucap pasrah William.

Tiga puluh menit berlalu. Masih belum ada balasan dari Clara.William mendecak sebal. Beberapa kali mengecek ponselnya, memandang pesannya yang sudah centang dua namun belum berubah menjadi biru, pertanda Clara belum membacanya.

Pagi ini Clara merapikan seragamnya, memasang dasi pada kerah seragamnya. Rambutnya yang tidak begitu panjang ia biarkan tergerai begitu saja.

Clara berjalan menghampiri meja makan yang sudah dipenuhi bermacam-macam menu makanan diatasnya. Tanpa membuang waktu lama, gadis itu duduk di atas kursi dan menatap Bi Astri yang baru saja kembali dari dapur sembari membawa minuman untuknya.

"Mama udah berangkat kerja ya, Bi?" tanya Clara Melihat suasana rumahnya yang terasa sepi seperti biasa.

Bi Astri mengangguk seraya menuangkan minuman dan menaruhnya didekat Clara. "Iya, Non kalau Abang udah pergi KKN.

Clara menghela napasnya. Namun sedetik kemudian, gadis itu mengukir senyumannya, kembali menatap Bi Astri yang hendak berbalik meninggalkan ruang makan. "Bibi udah makan?"

Bi Astri membalikkan badannya menatap Clara "Belum, Non," jawabnya dengan nada heran, karena tidak biasanya gadis itu menanyakan dirinya sudah makan apa belum.

"Ayo,Bibi makannya bareng sama aku aja, sekarang. Biar aku ada teman."

"Bibi makannya nanti aja di dapur." Bi Astri segera menolak dengan nada tidak enak ketika Clara menawarinya makan bersama di meja yang sama.

Clara kembali mengukir senyuman. "Nggak usah sungkan, Bi. Aku udah anggap Bibi sebagai orang tua aku, loh."

"Baiklah, Non."

Clara tersenyum senang ketika melihat Bi Astri yang sudah duduk dihadapannya. "Bibi makannya yang banyak, ya. Biar makin gemoy," kata Clara sambil menatap Bi Astri dengan sorot senang.

"Aku berangkat sekolah dulu ya, Bi."ucap Clara setelah lima belas menit makan.

"Hati-hati, Non."

Clara mengangguk. Gadis itu segera melangkahkan kakinya keluar rumah. Berjalan dengan langkah ringan menuju gerbang rumahnya untuk menunggu ojek online.

Hari ini, supirnya belum kembali dari kampung halamannya, membuat Clara harus kembali berangkat sekolah menggunakan ojek online.

"Clara!"sapa Alaska.

WILASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang