6🦋~Butterfly~

145 79 36
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Senna berjalan melewati ke rumunan teman-temannya yang berkumpul di depan kelas, memperhatikan semua orang di sana satu persatu tanpa terkecuali untuk mencari Ibran. Namun ia tidak menemukan laki-laki itu. Senna tidak akan menyerah ia akan mencari keberadaan Ibran sampai ujung sekolah.

Seorang menyentuh lengan Senna ketika ia sibuk mencari Ibran. "Ayla!"

Senna menoleh kearah pemilik suara itu ternyata Ibran. "Lo kenapa? dari tadi gue ada di aula," ucap Ibran. Senna menepis lengannya.

"Semua orang udah kumpul buat main futsal lo malah kelayaban," Senna meninggikan suaranya.

"Segitunya banget lo peduli sama gue," ucap Ibran kemudian meninggalkan Senna.

Senna mengerjapkan kedua matanya setelah mendengar ucapan Ibran. Apakah benar dia bersikap berlebihan? Namun ia memang harus seperti itu karena tanggung jawab kelas ada pada dia.

"Kaya nya cowo lebih baperan deh," ucap Senna.

Senna berjalan menuju lapangan sekolah, ia menonton pertandingan futsal kelas XII IPS 5 melawan XII IPA 3. Hari ini hari pertama Classmeeting. Semua orang berteriak untuk menyemangati mereka yang sedang bertanding.

Senna menoleh ke samping gadis itu mengangkat kakinya untuk naik keatas kursi. "SEMANGAT IPS LIMA" Teriak Senna sambil bertepuk tangan.

Kursi yang Senna naiki itu tersenggol oleh siswa perempuan membuat Senna kehilangan keseimbangan hingga membuat tubuh gadis itu terjatuh di pangkuan Vyan. Senna menatap wajah Vyan. Laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan melepaskan tubuh Senna untuk kembali berdiri.

"Senna lo nakal banget si, segala naik kesitu, untung ada Vyan," ucap Eva yang baru saja datang.

"Yaa maaf," cicit Senna.

Senna melihat jam tangannya kini menunjukkan pukul setengah sembilan siang, ia berlari kecil karena hari ini juga ia mengikuti perlombaan cerdas cermat.

"ASTRA, FEBI, CEPAT KALIAN MALAH DIAM AJA!!" Teriak Senna, keduanya pun mengikuti Senna dari belakang. Saat ingin menaiki satu persatu anak tangga gadis itu malah tersandung lalu terjatuh dengan cepat ia kembali berlari tidak mempermasalahkan kakinya yang berdarah.

"Senna kaki lo berdarah," ucap Astra.

"Enggak seberapa, ayo masuk," ucap Senna lalu mereka masuk ke aula.

Senna, Astra dan Febi duduk bersebelahan. Senna menatap luka di kakinya ia mulai merasakan kesakitan namun ia tahan. Febi merasa ngilu setelah melihat kaki Senna mengeluarkan banyak darah.

"Lo yakin enggak apa-apa?" Tanya Febi memastikan.

"Bego ah ya sakit dong shhh," timpal Senna meringis kesakitan ia mengipasi lukanya agar cepat kering.

"Tiga menit lagi waktunya tinggal nunggu kelas dua belas ipa satu, kalau belum datang juga di diskualifikasi," ucap Guru perempuan tersebut.

Brug!!!

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang