03. Ketemu Musuh

408 36 7
                                    

🆂🅴🆅🅴🅽🆃🅴🅴🅽
🅣🅘🅖🅐

Jeonghan kembali memasuki rumah dengan kotak ditangannya. Ia melihat sang suami yang tengah duduk di ruang tv dengan ekspresi yang sangat tidak sedap dipandang.

"Apa?" Tanya Jeonghan yang merasa aneh dengan suaminya.

Namun bukannya menjawab pertanyaan barusan, Seungcheol justru balik bertanya.

"Siapa tadi?" Pria itu memperhatikan sang istri menaruh kotak yang ada ditangannya ke meja.

"Oh itu tetangga baru kita, yang nempatin rumah kosong disebelah." Jawabnya sembari menyerahkan sepotong roti ke suaminya.

Seungcheol hanya ber-oh ria kemudian menerima roti dari tangan istri tercinta.

Jeonghan kembali bertanya.

"Kenapa emangnya?"

"Gapapa, papi cuma tanya aja." Keduanya menghentikan obrolannya dan kembali fokus ke drama yang sedang diputar.

Tak berselang lama seseorang keluar dari lift, atau lebih tepatnya anak mereka yang baru saja bangun dari tidur siangnya.

Keduanya menoleh dan melihat Wonwoo berjalan malas menuju dapur dan kembali dengan gelas ditangannya.

Wonwoo turun untuk mengambil air dan berniat kembali ke kamarnya, namun ia mencium aroma enak dari ruang tv. Dia melihat kedua orangtuanya tengah menatapnya dan berakhir ia pun menyusul untuk melihat apa yang sedang mereka makan.

Seungcheol yang langsung badmood begitu anaknya datang: "........."

"Makan apa tuch???" Tanya Wonwoo dengan nada yang centil.

Jeonghan menjawab dengan santai. "Roti dari tetangga baru kita."

Bocah itu membuka kotak dimeja kemudian mengambil beberapa potong roti untuk dibawanya ke kamar.

Melihat anaknya berniat pergi, Cheol pun menghentikannya.

"Mo kemane lu?"

Wonwoo menghentikan langkahnya dan menatap papinya.

"Mau ke kamar." Tunjuknya ke lift.

"Lu keknya betah banget ya dikamar? Orangtuanya lagi kumpul bukannya ikut nimbrung malah milih menyendiri."

Jeonghan merasa kesal melihat suaminya mulai mengomel kembali. Rasa manis dari roti di mulutnya seketika menjadi hambar.

"Udahlah Pi biarin aja."

Seungcheol menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak, gak, gak! Lu! Duduk dulu disitu!" Perintahnya secara mutlak. Dia bahkan melupakan beberapa detik sebelumnya bahwa dirinya tidak senang anaknya datang.

Wonwoo menurut dan duduk di kursi satu siter disamping papinya.

"Apa lagi sih Pi? Wonu kan pengen nge-game dikamar!"

"Nih anak baru aja diomongin tadi pagi jangan nge-game terus! Lu lama-lama jadi bandel banget ya?! Gue nasehatin biar lu jadi lebih baik, sekali aja diturutin!"

"Papi!" Bentak Jeonghan ke suaminya.

Cheol menolehkan kepalanya ke sang istri.

"Udah... mami nikmatin aja dramanya ya? Nih makan roti yang banyak..." Ucapnya sembari mengambil kotak roti dimeja. Setelahnya ia kembali berkhotbah.

"Lu tau gak?! Noh tetangga baru kita udah sukses di usia muda! Dia umur 27 tahun udah bisa bantu-bantu bapaknya panen sayur di Bandung! Sedangkan lu cuma bisa panen emosi bapak lu!!"

𝐊𝐄𝐋𝐔𝐀𝐑𝐆𝐀 𝐆𝐖𝐄𝐍(𝐵𝐸𝑁)𝐂𝐇𝐀𝐍𝐀 || 𝐒𝐄𝐕𝐄𝐍𝐓𝐄𝐄𝐍 𝐆𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang