8. Kabar dari Arjuna

432 72 9
                                    

Dirty convo🔞

***

Sore itu, selepas meeting persiapan tour Nusantara, Jamie mengajak anak-anak Nayanika main futsal.

Seperti biasa, mereka main di GOR dekat rumah Joan. Sudah dua kali dua puluh menit permainan berlangsung, Jamie dan Joan memilih menepi, beri yang lain kesempatan untuk bermain. Di pinggir lapangan, keduanya duduk dengan lutut tertekuk, rakus mereguk air dari dalam botol masing-masing. Setelah dahaga terpuaskan, Jamie lekas bawa tatapannya ke seberang lapangan, dapat ia lihat keberadaan Sheila beserta Gisella yang tampak sedang asik berbincang-bincang. Jamie tebak, mereka pasti tengah bergosip!

"Kenapa?"

Jamie refleks menoleh ketika tanya yang tidak jelas konteksnya itu Joan lontarkan. Dengan dahi mengernyit, Jamie balik bertanya, "Apaan, dah?"

"Itu," Joan terkekeh, tatapannya yang semula terarah ke Gisella pun beralih pada Jamie, "Lo keliatan semringah banget dari pagi. Senyum lo enggak dibuat-buat kayak kemarin-kemarin."

Jamie nyengir. "Lo merhatiin gue segitunya, sob." Sambil tertawa jahil ia menyenggol pelan bahu Joan, tuai delikan tajam beserta umpatan jijik dari bassis Nayanika itu. Kembali serius, Jamie penuhi keingintahuan Joan. "Gue emang lagi seneng, nih."

Satu alis Joan naik.

Dapati raut penasaran sang sahabat, Jamie nyengir kian lebar, kemudian membawa wajahnya agak mendekat pada Joan demi membisikkan, "Gue sama Anggi, semalem, bikin anak—"

Plak!

Jamie mengaduh pelan sambil usap kepalanya yang barusan ditampar Joan, tetapi sejurus kemudian Jamie tertawa keras sebab sekarang Joan memandangnya penuh cela, seolah apa yang Jamie beritahukan adalah sebuah dosa tak termaafkan. Bukan, Joan bukannya merasa Jamie terlalu frontal—mengingat dirinya sendiri dan Gisella juga sudah melakukannya. Konversasi mengenai seks pun bukan lagi sesuatu aneh di antara anak-anak Nayanika—masalahnya itu, tadi Jamie berbisik pakai suara yang rendah dan menggoda. Sensual banget di telinga Joan, bikin merinding sebadan-badan.

"Ngeri, anjing!" maki Joan dengan alis menukik tajam. Akan tetapi melihat Jamie tertawa selepas itu, tawa yang sarat euforia, Joan diam-diam ulas senyuman lega. Semenjak Sheila dan Kevin menikah, Joan sadar Jamie dan Arjuna patah hati hebat. Arjuna lebih mampu menyembunyikan nelangsa, belakangan juga tatapannya kepada Sheila tidak lagi penuh puja. Berbeda dengan Jamie yang terkadang begitu terang-terangan memandangi wanita itu pakai sorot mata yang mengharap.  Tidak bisa Joan salahkan juga, urusan perasaan memang sedemikian rumit. "Pantesan Anggi nggak ikut meeting."

Jamie senyum penuh arti. "Istirahat, bro. Kasian istri gue gak bisa jalan."

Tak kuasa Joan menahan desisannya, "Najis." Sumpah, perasaan Joan dulu setelah first time dengan Gisella tak senorak ini. Akan tetapi, lagi-lagi, Joan memilih memaklumi. "Baik-baik lo ke dia. Awas aja sampe macem-macem lagi, gue suruh Arjuna ngomelin lo sebulan penuh," ancamnya serius.

"Yaelah, nggak usah lo suruh pun dia pasti ngomelin gue kalau gue sampe bikin ulah lagi. Apalagi Kemuning—" Jamie sampai tercekat bahkan hanya sekadar membayangkannya saja. Ia masih ingat betul rasanya ditampar Kemuning. Perih. Namun, sepadan sih. Siapa juga yang tak murka saat sahabat tersayangnya disia-siakan oleh lelaki dengan kelabilan tingkat dewa macam Jamie? "Err, ngeri gue bayanginnya."

"Semoga cuma sampai di bayangan lo aja. Ayo kita semua rukun-rukun aja. Lo, Kevin dan rumah tangga kalian semoga selalu ada dalam penjagaan Tuhan. Gue, Jeje, sama Arjuna semoga cepet nyusul," kata Joan penuh harap. Ia benar-benar berharap Jeje segera mempersunting Kamila biar dia bisa lekas membawa Gisella ke pelaminan.

[✓] Take a Chance With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang