Sore itu, desau angin kalah keras dengan suara yang mengudara dari mulut-mulut member Nayanika. Di teras belakang rumah Jeje, di bawah naungan atap gazebo yang teduh, keempat lelaki itu saling lempar guyon selagi tangan-tangan mereka sibuk menandatangani kaos yang merupakan official merchandise untuk tur konser Nusantara di mana konser pertama akan dilangsungkan lusa di lapangan Pussenif. Ada Anggi, Gisella, dan Sheila juga di sana. Tiga perempuan yang kehadirannya bikin Arjuna galau—soalnya menegaskan bahwa cuma tinggal dia yang jomlo. Beruntung Jeje kemudian bergabung, ya meski ujung-ujungnya membuat Arjuna misuh-misuh juga lantaran si yang tertua justru asik berbincang ria dengan kekasihnya lewat sambungan telepon. Demi Tuhan, jadi single tak pernah terasa sememprihatinkan ini.
"Je," panggil Kevin begitu telah usai dengan tugasnya membubuhkan signature ke belasan kaos yang kini bergeser ke hadapan Arjuna. Kevin jadi yang paling lama melakukan hal tersebut lantaran tangan kanannya tak bisa digunakan; menggantung dalam balutan arm sling. "Sagara dateng hari ini, 'kan?" Nama yang disinggung merupakan seseorang yang akan menggantikan sementara Kevin sebagai drummer Nayanika. Sudah berlalu empat hari sejak tragedi Kevin jatuh dari tangga yang membuat retak tulang pergelangan tangannya, empat hari pula member Nayanika berdiskusi dengan Jeje perihal siapa yang pantas mengisi posisi Kevin selama Kevin menjalani masa pemulihan. Usulan datang dari Arjuna, suguhkan nama sang sepupu yang langsung disambut baik oleh yang lain. Sebab ini Arjuna yang menawarkan—si perfeksionis—jadi dipastikan Sagara punya skill.
Jeje yang duduk di seberang sofa, mengangguk singkat, lalu menoleh pada Arjuna yang baru saja bawa mundur punggungnya ke sandaran sofa. Tatapan mereka bertemu, dan Arjuna peka; langsung memberitahu,
"Dia udah otewe lima menit lalu, ya sekitar dua puluh menit lagi nyampe."
"Tapi gue khawatir, euy," kata Kevin yang baru saja merebahkan kepala ke paha Sheila. "Si Sagara ganteng pisan anjir di foto, fans gue entar kepincut dia." Tentu saja, ini sekadar kelakar.
Gisella yang duduk bersisian dengan kekasihnya lekas menyahut, "Gapapa, emang udah saatnya ada wajah baru yang lebih segar di Nayanika, Vin—"
"Gitu lo mah, Gi," protes Kevin. "Gue kurang seger gimana dah ini wajah? Ganteng kayak Timothee Chalamet gini. Ya kan, Ay?" tanya Kevin pada Sheila dengan mata mengedip-ngedip sok imut. Namun, alih-alih mendapat balasan bagus, wajah lelaki itu malah kena raup tangan kecil Sheila. Akan tetapi seperti tak bisa melewati hari tanpa menunjukkan rasa cinta, Kevin menggapai tangan Sheila kemudian mengecupnya. Dan tentu saja, tingkah lovey dopey pasangan ini kontan bikin mereka yang menyaksikan kompak mencemooh dengan nada muak. Ah, dunia memang terasa seperti dihuni hanya berdua jika sedang kasmaran.
Dan Jamie, melihat kemesraan Kevin dan Sheila, akhirnya tak lagi merasa iri. Harapan tentang diri bisa ambil posisi Kevin sudah tak terngiang di telinga Jamie lagi. Sebab kini, ketika Jamie menoleh ke sebelah kanan dan menemukan wajah cantik istrinya—Jamie tidak pernah merasa lebih bersyukur dari ini. Di detik ke tiga mata mereka menjalin tatap, alis Anggi naik, seolah-olah bertanya alasan kenapa Jamie menatapnya sedemikian lembut. Menatap begitu dalam seakan-akan ada yang ingin diungkapkan lewat tatapan tersebut.
Ada.
Memang ada.
Euforia yang meletup setiap kali netra Jamie mampu membingkai eksistensi Anggi—apakah itu dinamakan cinta?
Jika iya, maka cinta—ya, rasa cinta yang mau Jamie beritahukan lewat tatap lembut itu. Kepada Anggi-nya.
"Kenapa?" tanya Anggi, bingung, sebab Jamie tidak kunjung bersuara setelah sekian menit mata mereka saling tatap.
Jamie menggeleng, lalu menempelkan punggung ke sandaran sofa, jatuh juga kepalanya ke bahu kiri Anggi. Tidak ada sepatah kata mengudara, hanya jemari Jamie yang bergerak mengisi celah di antara jari-jari Anggi. Menggenggamnya dengan lembut. Hangat tangan perempuan ini entah sejak kapan mampu menghangatkan rongga dada Jamie juga, rasanya ... menyenangkan. Debaran jantung yang damai sekaligus bersemangat ini, apa namanya? Jamie amat menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Take a Chance With Me
Fanfiction"Kita udah pernah nyoba sekali, lalu kita berakhir gagal. Tapi ternyata di antara mereka yang datang ke hidup aku dan kemudian memilih pergi meninggalkan, aku masih berharap kamu jadi satu-satunya yang datang untuk kemudian menetap. Nggi, mau nggak...