BAB 10 • VIDEO

87.8K 2.5K 18
                                    

10. VIDEO

Hari ini adalah hari pertama Luna masuk kampus sebagai mahasiswi baru dengan beasiswa.

Sesampainya di kampus, Luna terlihat kembali berjalan di gerbang masuk kampus sambil menatap sekeliling dengan perasaan yang was-was, takut jika dirinya tiba-tiba berpapasan dengan Xav-

PIP!

Seketika tubuh Luna tersentak kaget ketika terdengar suara klakson dari belakangnya. Saat gadis itu menoleh, ia melihat mobil Lamborghini berwarna abu-abu medium. Mobil milik Xavier.

"Luna, minggir," ujar Zila yang menarik tangan Luna ke pinggir agar tidak menghalangi mobil Xavier.

Mobil mewah itu pun mulai kembali melaju sambil disusul oleh sebuah mobil BMW i8 Roadster berwarna putih milik Edgar, dan mobil Ferrari F8 convertible berwarna hitam milik Kellan.

"Kamu tadi kenapa bengong di depan mobil Kak Xavier? Kamu hampir ditabrak sama dia," tanya Zila.

Luna menggeleng pelan kepalanya. "Aku nggak sadar, La."

"Ya udah, ayo ke lantai 3, Sebentar lagi dosennya mau masuk," ujar Zila sambil melirik jam tangannya.

Mereka pun bergegas menaiki lantai 3 dengan menggunakan lift.

Keduanya kemudian masuk ke lab multimedia dan duduk bersebelahan. Tak lama kemudian, seorang dosen pun masuk ke dalam kelas itu.

"Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Pak David, selaku dosen mata kuliah Algoritma. Hari ini saya hanya akan menyampaikan kontrak kuliah saya saja, sebelum kita mulai kuliahnya minggu depan," ujar dosen lelaki tersebut yang sepertinya masih muda.

Tak lama kemudian, mata kuliah itu pun akhirnya selesai hanya dalam waktu 30 menit. Mereka hanya melakukan perkenalan diri dan perkenalan kontrak kuliah.

Luna terlihat berjalan bersama Zila di koridor sambil mengobrol.

"Oh iya, Zil. Aku lagi cari info loker nih. Kamu ada info nggak?" tanya Luna kepada Zila.

Zila mengangguk cepat kepalanya. "Ada. Cafe di tempat aku kerja lagi cari karyawan baru sebagai kasir. Kalau kamu mau, aku bisa rekomendasiin kamu ke bos aku," ujarnya antusias.

Luna tersenyum lebar. "Beneran? Aku mau banget."

"Okey, sebentar aku rekomendasikan kamu ke bos aku, ya? Kamu siapkan aja berkas-berkas kamu buat daftar kerjanya."

"Makasih, ya, Zila," ujar Luna dengan tulus.

"Sama-sama. Eh, ngomong-ngomong, aku mau ke toilet nih. Kebelet pipis. Kamu tungguin aku dulu, ya, di sini? Sebentar aja, kok," ujar Zila dengan tergesa-gesa yang diangguki oleh Luna.

Luna pun menunggu Zila di koridor sambil duduk di sebuah bangku panjang. Saat sedang menunggu, Luna melihat siluet seorang gadis cantik yang lewat di depannya.

"Virza," panggil Luna yang langsung membuat sang pemilik nama menatapnya. "Sini." Luna menepuk-nepuk kursi kosong di sampingnya.

Virza pun duduk di samping Luna sambil menatap gadis itu dengan gaya songongnya seperti biasa. "Apaan?"

Luna menggeleng pelan kepalanya sambil tersenyum lebar. "Nggak apa-apa, aku cuman mau bilang makasih aja, kok. Berkat kamu, adik aku udah bisa dioperasi."

XAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang