BAB 30 • KABUR

55.7K 2.7K 266
                                    

30. KABUR

Saat waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 WITA, terlihat seorang lelaki tampan yang baru saja bangun di atas kasurnya.

Mata elang lelaki berwajah blasteran itu perlahan terbuka, iris hazelnya menatap sekeliling kamar yang terlihat sangat sunyi dan hening. Hanya terdengar suara jam dinding yang mengisi keheningan di kamar itu.

"Aghh." Xavier merasa kepalanya sangat pusing. Ia kemudian mendudukkan tubuhnya di atas kasur sambil bersandar pada headboard. Sambil menatap kosong langit-langit kamarnya, lelaki itu mulai mengingat kembali hal-hal yang ia lakukan semalam.

Setelah selesai melakukan pertemuan bisnis dengan papanya, ia lanjut membantu pekerjaan di perusahaan papanya yang nanti akan menjadi miliknya juga karena dirinya merupakan anak tunggal. Saat semua pekerjaannya itu sudah selesai, dirinya pergi ke club untuk berkumpul bersama Kellan dan Edgar seperti biasa, namun mereka malah minum-minum sampai kebablasan malam itu hingga mabuk parah. Terakhir yang Xavier ingat, ada seorang wanita yang menyentuhnya sembarangan. Xavier tidak mengingat jelas wajahnya, tapi ia merasa bahwa itu pasti adalah wanita jalang yang terus mengusiknya seperti biasa.

Xavier juga ingat bahwa dirinya sempat menjambak rambut wanita itu dan mendorongnya hingga terjatuh.

"Sialan," maki Xavier ketika rasa pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi.

Dengan kesal, Xavier pun menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya. Lelaki itu segera bangkit dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi untuk segera bersih-bersih.

Setelah selesai mandi, Xavier yang hanya mengenakan handuk putih untuk menutupi tubuh bagian pinggang ke bawahnya pun berjalan keluar untuk mencari Luna yang tak terlihat sejak tadi.

"Luna!" sahut Xavier yang terus berjalan menyusuri apartemen dengan air yang menetes dari rambutnya.

Xavier mencari Luna hingga ke seluruh sudut apartemen, namun gadis itu tak terlihat sama sekali.

"LUNA!" Darah Xavier mulai terasa mendidih ketika Luna benar-benar tak bisa ia temukan.

Tak ingin amarahnya semakin menjadi-jadi, Xavier pun mencoba untuk positif thinking. Mungkin saja Luna sedang belanja di luar atau ke kampus. Selagi menunggu Luna, lelaki itu akan berpakaian terlebih dahulu.

Namun ketika masuk ke dalam walk in closet, seketika amarah Xavier semakin berada di puncak ketika menyadari banyak pakaian Luna yang menghilang dari sana. Koper Luna pun tak ada.

"BANGSAT! ANJING!"

BUGH!

PRANGG!!

Xavier meninju sebuah kaca besar hingga pecah berhamburan.

°°°°°

Di apartemen Virza, terlihat Luna dan Virza yang sedang duduk bersama di balkon apartemen sambil menikmati teh hangat dan camilan.

"Sekarang udah masuk musim hujan, ya?" Luna bergumam sambil menatap langit di atas mereka yang mendung.

Virza ikut menatap langit di atasnya. "Iya, kayaknya entar bakal hujan deras deh. Ngomong-ngomong ... " Virza berbalik menatap Luna yang kini juga menatap dirinya. "Lo sama kak Xavier ada masalah apa, sih? Kok lo bisa kabur jam segitu dari apartemen dia?"

Luna menghela nafas dan menundukkan kepalanya. "Kak Xavier semalam mabuk berat, terus dia maki-maki aku, dia juga sempat ngasarin aku lagi semalam karena mabuk. Sebenarnya aku udah biasa soal itu, tapi entah kenapa aku jadi sensitif banget sampai jadi sakit hati terus kabur ke sini."

XAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang