BAB 32 • KURUNGANNYA

57.1K 2.7K 336
                                    

32. KURUNGANNYA

Seorang gadis cantik berambut panjang terlihat sedang duduk di lantai dengan punggung yang bersandar pada kasur.

Rambut panjangnya yang kusut, matanya yang sembab, dan wajahnya yang murung, menandakan seberapa kacaunya gadis itu saat ini.

Luna memeluk kedua lututnya sambil menatap keluar jendela, memperhatikan matahari yang bersinar terang di luar sana. Sudah 2 hari. Sudah 2 hari Xavier mengurungnya seperti ini dan melarangnya keluar dari apartemen sedikit pun.

Perasaan Luna semakin tak karuan, apalagi Xavier meletakkan dua penjaga di depan pintu apartemen yang bertugas mengawasinya agar tidak kabur-kaburan lagi.

Klek!

"Kenapa lo duduk diam doang di situ kayak orang gila?" Xavier yang baru saja keluar dari walk in closet dengan setelan jas rapinya menatap Luna yang sedang duduk bersimpuh di lantai.

"Hmm!" Luna membuang muka, menghiraukan Xavier yang baru saja berbicara kepadanya.

Luna sedikit melirik kaki Xavier ketika lelaki itu duduk di atas kasur, tepat di belakangnya.

"Gue, kok, rasanya greget banget pengen jambak rambut lo, ya?" Xavier berucap sambil mengelus lembut rambut panjang Luna.

Seketika kepala Luna langsung mendongak saat Xavier menjambak rambutnya. Gadis itu meringis menatap wajah Xavier di atasnya yang terlihat menjengkelkan.

"Nanti aku bakal kabur lagi."

Mendengar perkataan Luna yang seperti ancaman lantas membuat Xavier tersenyum miring. "Lo berani?"

Melihat wajah Luna yang tampak tegas seolah serius dengan ucapannya, Xavier pun menghela nafas kasar.

"Sampai lo berani kabur-kaburan lagi kayak gitu, gue nggak akan segan-segan buat nyebarin video lo dan matahin kaki lo. Keluarga lo juga bakal nggak gue jamin keselamatannya. Ingat, ya, gue bisa ngelakuin apapun yang gue mau dengan mudah tanpa harus mikir 2 kali."

Setelah mengucapkan kata-kata sialan itu, Xavier pun berjalan meninggalkan Luna yang masih duduk meringkuk di atas lantai.

Klek!

Luna mengepal kuat tangannya setelah pintu kamar itu tertutup, pertanda bahwa Xavier telah pergi dari sana.

"DASAR COWOK GILA, BRENGSEK, BAJINGAN!" maki Luna dengan begitu emosi

"Gue masih bisa dengar, bego!"

Seketika mulut Luna langsung tertutup rapat mendengar suara Xavier dari luar. Ternyata lelaki itu belum pergi.

°°°°°

Virza dan Zila terlihat bergandengan tangan menuju apartemen Xavier.

Ketika sudah sampai di depan pintu apartemen-nya, mereka berdua disambut oleh dua lelaki berpakaian hitam dengan badan yang tegak tinggi. Auranya begitu mengerikan hingga kedua gadis cantik itu langsung merinding.

"Permisi, kami mau bertemu Luna," ujar Zila dengan sedikit gemetar kepada kedua lelaki itu.

Tanpa menatap Zila dan Virza sedikit pun, kedua penjaga itu menolak mereka dengan tegas.

"Tuan Xavier melarang siapa pun untuk menemui Nona Luna. Terlebih lagi kalian berdua," ujar salah satu penjaga itu yang membuat Zila dan Virza tertohok.

Virza mendengus kasar. "Dilarang kenapa? Emangnya bos kalian ngapain sampai Luna dikurung segala kayak gini dengan penjaga? Hah?!"

XAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang