12. MENJADI MAINANNYA
Pagi hari sekali, sinar matahari masuk melalui jendela dan menyinari sepasang manusia yang sedang berada di atas kasur dengan tubuh yang tertutupi oleh selimut putih.
Iris coklat Luna perlahan mulai terbuka. Gadis itu masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Hingga ketika kesadaran Luna sudah terkumpul sepenuhnya, ia pun dapat melihat seorang lelaki yang berada di sampingnya dan sedang bermain handphone.
Luna kini menyadari posisinya yang sedang memeluk perut sixpack Xavier di dalam selimut. Ia pun segera melepaskan pelukannya dan menjauhi Xavier, membuat Xavier langsung meliriknya.
"Aku udah boleh pulang, kan, Kak?" tanya Luna memastikan.
Xavier kembali menatap layar handphone-nya dan berdehem singkat.
Saat Luna hendak turun dari kasur, gadis itu pun memperhatikan Xavier yang sedang sibuk bermain handphone. "Video yang di handphone, Kakak-"
"Nggak bakal gue hapus sampai gue bosan sama lo," ujar Xavier dengan datarnya tanpa menatap Luna.
Luna tersenyum miris. Harus sampai kapan ia seperti ini? Kapan Xavier akan bosan kepadanya?
"Tapi, Kakak janji, kan, nggak bakal nyebarin videonya?" Luna kembali bertanya dengan ragu. Ia mencoba meneguk salivanya dengan susah payah saat Xavier berbalik menatapnya dengan sinis.
"Tergantung sikap lo gimana selama jadi mainan gue. Kalau lo bandel, gue pastiin videonya bakal tersebar sampai satu kampus nonton itu." Xavier terdengar tidak main-main dengan ancamannya.
Tak ingin kembali mengobrol panjang dengan Xavier yang hanya akan membuat hatinya terluka, Luna pun memutuskan untuk meraih handuk yang ada di dalam nakas di sampingnya. Ia segera memakai handuk itu dan bergegas turun dari kasur.
Dengan langkah yang tertatih, Luna masuk ke dalam kamar mandi. Tentu hal itu tak lepas dari pandangan lelaki yang ada di belakangnya.
Setelah pintu kamar mandi itu tertutup, Xavier pun kembali menatap layar handphone-nya.
Cukup lama Luna berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Sesekali gadis itu meringis saat tubuhnya terasa seperti remuk.
Setelah beberapa saat, Luna pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Saat tiba di depan kasur, gadis itu menatap nanar pakaiannya yang sudah dirobek oleh Xavier semalam.
"Gue udah beliin yang baru buat lo. Ada di atas meja," ujar Xavier tanpa menatap Luna.
Luna melirik ke atas meja, ada paper bag di sana. Saat Luna memeriksa paper bag itu, ia cukup kaget melihat isinya yang berasal dari brand ternama dan pasti sangat mahal.
"Kak, ini ... "
"Pakai aja cepetan, bego. Nggak usah banyak nanya!"
Tanpa mengatakan apapun lagi, Luna pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk mengenakan pakaian itu. Setelahnya, ia pamit pulang kepada Xavier yang masih sibuk bermain handphone di atas kasur.
°°°°°
"Luna," panggil seseorang kepada Luna.
"Luna," panggil orang itu sekali lagi saat Luna tak merespon panggilannya.
"Luna!"
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER
Romance⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavier Arvegas Lysander. Setelah melakukan one night stand, Xavier malah terobsesi kepada Luna. Obsesi ya...