BAB 39 • CHECK UP

61.3K 3.5K 1K
                                    

39. CHECK UP

Pagi hari sekali ketika Luna terbangun, gadis itu tidak menemukan keberadaan Xavier di sampingnya.

Luna kemudian menyandarkan punggungnya pada headboard kasur sambil mengucek-ngucek matanya. Setelah kesadarannya sudah sepenuhnya terkumpul, Luna pun menatap ke sekeliling kamar yang tampak sunyi dengan cahaya temaram.

"Kak Xavier udah pergi sepagi ini?" gumam Luna dengan tersenyum miris. Xavier menghindarinya sejak kemarin.

Tak ingin ambil pusing dan merusak mood-nya pagi ini, Luna lebih memilih untuk mandi. Setelah mandi, Luna pun berdiri di depan cermin besar dan menampilkan tubuhnya yang masih terbalut oleh handuk putih kecil.

Luna membuka handuk itu hingga jatuh ke lantai, kemudian menatap tubuhnya yang kini sudah tak tertutup sehelai kain pun.

"Perut aku udah mulai berbentuk, ya?" Luna bergumam memperhatikan perutnya.

"Kira-kira ini udah berapa bulan? Aku nggak pernah ngecek kehamilan aku."

Haruskah Luna mengeceknya ke dokter kandungan? Sepertinya harus. Xavier pun sudah tahu mengenai kehamilannya, jadi ia bisa bebas pergi mengecek kehamilannya sekarang tanpa harus menyembunyikannya lagi. Yah ... walaupun Xavier seperti tak suka dengan kehamilannya ini.

Sebelum pergi ke dokter kandungan, Luna lebih dulu menghubungi Xavier dan memberi tahunya. Ia tak ingin Xavier mengamuk karena dirinya yang pergi tanpa bilang-bilang.

Luna : Kak, aku mau pergi ke dokter kandungan, ya, buat check up.

Tak ada balasan dari Xavier. Lelaki itu hanya membaca pesannya tapi tidak meresponnya.

Luna segera bersiap-siap ke rumah sakit untuk melakukan check up. Gadis itu memakai gaun selutut berwarna baby blue dengan rambut yang ia cepol ke atas agar tidak kegerahan.

Setelah bersiap-siap, Luna pun keluar dari apartemen. Saat membuka pintunya, Luna cukup kaget karena sudah tak ada bodyguard lagi di depan sana yang berjaga. Ke mana perginya semua bodyguard itu?

"Apa Kak Xavier udah nyingkirin mereka, ya?" Luna bertanya-tanya dalam hati.

Jika Xavier memang sudah menyingkirkan mereka semua, maka hampir tiba waktunya untuk Luna. Ia kini sudah lepas dari pengawasan Xavier.

Luna segera memesan taksi online dan pergi menuju ke rumah sakit Rodriguez Hospital. Rumah sakit besar yang dari namanya saja Luna sudah tahu itu rumah sakit milik keluarga siapa.

Setelah melakukan pendaftaran, Luna diarahkan oleh seorang perawat untuk mengantre di depan ruang pemeriksaan kandungan. Ada banyak wanita hamil di sana yang ingin memeriksa kandungan mereka.

Perasaan Luna terasa sakit dan perih ketika melihat para wanita itu yang ditemani oleh suami-suami mereka.

"Mbak, sendirian aja periksanya?"

Seketika tubuh Luna langsung tersentak kaget ketika seorang wanita hamil yang duduk di sampingnya menyapanya.

Luna tersenyum kepada wanita hamil itu. "Iya, Mbak."

"Owwalah. Kenapa nggak ditemani sama suaminya, Mbak, kalau boleh tahu?" Wanita cantik berambut panjang itu kembali bertanya dengan ramah kepada Luna.

Tak langsung menjawab, Luna terlebih dahulu memainkan jemarinya. Sakit sekali jika ada orang yang menanyakan hal seperti itu kepadanya. "Suami saya lagi sibuk, Mbak."

Wanita itu mengangguk mendengar jawaban Luna yang berbohong. Sejak kapan Xavier jadi suami Luna? Bertanggung jawab atas anaknya saja lelaki itu tidak mau.

XAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang