BAB 33 • HANYA BISA DIAM

57.6K 2.8K 406
                                    

33. HANYA BISA DIAM

"Heh, lo beneran nggak mau ngomong sama gue?!"

Mata elang Xavier menatap Luna dengan kesal.

Luna yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan lantas hanya melirik sekilas ke arah Xavier tanpa mengatakan apapun.

Xavier menghela nafas. Lelaki itu pun berdiri dari kursi makan dan berjalan menghampiri Luna dengan langkah tegapnya.

"Lo jangan ngelunjak, anjing. Gue dari kemarin udah berbaik hati banget nggak kasar sama lo walaupun kelakuan lo kayak minta dipukulin." Xavier mencengkram rahang Luna karena gadis itu yang terus memancing emosinya sejak kemarin.

Luna menghela nafas. Matanya yang sayu membalas tatapan mata Xavier yang begitu tajam. "Aku bingung harus ngapain. Kalau aku ngomong, aku bisa ngebuat Kak Xavier marah dan berakhir aku dipukulin. Kalau aku diam, Kak Xavier tetap aja marah sampai pengen mukulin aku."

Alis tebal Xavier terangkat sebelah mendengar penuturan Luna. Wajahnya masih saja tetap datar meski wajah Luna sudah sangat melas kepadanya.

Luna kemudian menepis tangan Xavier dari rahangnya dan kembali fokus pada masakannya.

Merasa diacuhkan oleh Luna, Xavier yang kesal pun lantas kembali duduk di kursi meja makan. Matanya menatap datar punggung Luna yang membelakanginya.

Xavier kesal. Sangat kesal. Sudah beberapa hari ini ia mencoba meredam rasa kesalnya kepada Luna.

"Nasi gorengnya udah siap."

"Cepetan bawa ke sini," sahut Xavier.

Luna kemudian meletakkan nasi goreng seafood yang sudah ia buatkan untuk Xavier. Sebenarnya dirinya sangat malas membuatkan makanan untuknya, namun Xavier malah memaksanya untuk menggoreng nasi sampai mengancam tidak akan membebaskannya sampai kapanpun jika ia menolak.

Xavier mulai menyantap nasi gorengnya dengan santai. Sesekali matanya melirik Luna yang duduk di depannya dan hanya melamun.

"Lo nggak mau makan juga?" tanya Xavier sambil memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

Luna menggeleng sebagai jawaban. "Nggak."

"Kenapa? Lo nggak lihat badan lo kurusnya kayak orang kekurangan gizi? Buruan sana makan juga, gue nggak mau orang-orang ngiranya gue nggak ngasih lo makan."

"Aku nggak lapar, kok, Kak."

"Makan Luna."

"Nggak mau. Aku nggak ada nafsu makan juga. Lagian aku geli ngelihat nasi goreng itu."

"Geli kenapa? Ini buatan lo sendiri, bego. Nggak usah banyak alasan lo. Buruan makan juga."

"Nggak mau."

"Makan."

"Nggak."

"Keras kepala banget lo sih, bangsat!"

PRANG!

Luna hanya diam dengan kepala menunduk setelah Xavier membanting gelasnya ke lantai.

Xavier mengusap kasar wajahnya, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menginjak Luna sekarang juga. Lagi-lagi gadis itu berhasil membuat darahnya mendidih.

"Lo kenapa disuruh makan doang susah banget? Hmm?!" Xavier mencengkram kerah baju Luna dengan geramnya.

"Aku, kan, udah bilang kalau aku nggak lapar. Aku nggak ada selera makan, dan aku mual ngelihat nasi goreng itu!"

"Halah, makan nasi goreng doang banyak alasan lo! Atau jangan-jangan lo ngasih racun ke nasi gorengnya?! Makanya lo nggak mau makan juga?!" Xavier terkekeh. Tanpa diduga, lelaki itu langsung menyuapkan nasi goreng ke dalam mulut Luna dengan paksa meskipun gadis itu mencoba melawan.

XAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang