48. XAVIER YANG KEPO
Setelah persalinannya 3 hari yang lalu, terlihat Luna yang kini masih berada di rumah sakit.
Luna berbaring di atas kasurnya dengan sang bayi di sebelahnya yang sedang menyusu.
Selagi sedang menyusui Austin, Luna sesekali melirik ke arah lelaki yang sedang duduk di sofa dan menatap kepo ke arah Austin yang sedang menyusu.
"Kakak kalau mau lihat dia ke sini aja," ujar Luna kepada Xavier. Xavier yang tertangkap basah sedang memperhatikan Austin lantas berdehem singkat dengan malu-malu.
"Nggak, gue cuman penasaran doang anak bayi nyusunya kayak gimana."
Perkataan goblok dari mana itu?
Luna menghela nafas panjang. "Ya anak bayi nyusunya tinggal ngehisap doang kali kayak yang sering Kakak lakuin."
"Oh." Singkat dan padat. Xavier malu sendiri mendengar perkataan Luna.
Luna kemudian memperhatikan lelaki berkaos hitam itu yang kini berdiri dari duduknya dan berjalan ke arahnya.
Xavier menarik kursi yang berada di samping kasur Luna, tepat di sebelah Austin. Lelaki tampan itu duduk di sana dengan sorot matanya yang terus tertuju kepada Austin.
"Kenapa, Kak?" Luna bertanya karena Xavier sejak tadi hanya diam saja di sampingnya seperti orang kebingungan.
Xavier yang sudah menahan rasa penasarannya sedari tadi akhirnya membuka suara dan memberanikan diri untuk bertanya. "Badannya kecil banget, ya?" Ia menunjuk Austin yang sontak membuat Austin langsung meliriknya.
Luna yang mendengar perkataan Xavier lantas berusaha menahan tangisnya sendiri. Sebegitu tidak adanya kah pemahaman Xavier tentang bayi yang baru lahir?
Bukan Austin yang membuat Luna baby blues, melainkan Xavier.
"Ya karena kalau badannya langsung sebesar Kakak pas lahiran, aku bisa mati, Kak," jawab Luna yang merasa begitu frustasi.
Xavier mengangguk pelan sambil kembali memperhatikan Austin.
"Itu juga. Kapan dia bisa makan nasi?" tanya Xavier kembali yang lagi-lagi ingin membuat Luna menangis.
"Nanti, Kak, beberapa bulan lagi."
"Oh."
"Iya."
"Kapan dia jalan?"
"Nanti, Kak."
"Kenapa dia nyusu terus?"
"Ya karena dia lapar, Kak."
"Hmm."
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin Xavier lontarkan, namun melihat Luna yang sudah frustasi kepadanya, membuat Xavier urung menanyakan pertanyaannya.
Iris coklat Luna kemudian memperhatikan tangan Xavier yang bergerak pelan mendekati Austin dan kemudian menoel-noel pelan pipi Austin.
"Nggak nyangka sekarang gue udah punya anak, gue udah jadi seorang ayah," gumam Xavier pelan yang masih terdengar oleh Luna.
"Makanya, karena Kakak udah jadi seorang ayah dan udah punya anak, Kakak harus berubah. Kakak harus buang kebiasaan buruk Kakak itu dan belajar menjadi lebih baik lagi," nasihat Luna dengan lembut.
Xavier tak mengatakan apapun meskipun ia mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Luna.
"Ngomong-ngomong, aku bosan, Kak, di kamar terus. Aku pengen keluar jalan-jalan," ujar Luna.
"Ayo."
"Hah?"
"Ayo, katanya mau keluar jalan-jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER
Romance⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavier Arvegas Lysander. Setelah melakukan one night stand, Xavier malah terobsesi kepada Luna. Obsesi ya...